Sukses


4 Pelatih yang Lengser dari Klub Liga 1 2019 dan Catatan Masa Lalu yang Mengesankan

Bola.com, Jakarta - Kompetisi Shopee Liga 1 2019 adalah ajang yang keras dan berat. Buktinya sudah ada empat pelatih yang lengser dari jabatannya, meski kompetisi baru memasuki pertandingan keenam.

Mereka yang lengser adalah Ivan Kolev (Persija), Aji Santoso (Persela), Jacksen Tiago (Barito Putera) dan Luciano Leandro (Persipura). Penyebab mereka lengser kurang lebih sama, yaitu performa dan pencapaian klub yang melempem.

Meski rata-rata baru menyelesaikan empat hingga lima laga di kompetisi Shopee Liga 1 2019, para pelatih tersebut sudah berguguran. Hal tersebut setidaknya menggambarkan betapa keras tekanan yang dihadapi setiap pelatih dan pemain.

Empat pelatih yang lengser itu sebetulnya sempat punya masa lalu yang cemerlang, baik sebagai pemain dan pelatih. Namun catatan tersebut tentu tak bisa serta merta menjadi jaminan mereka bakal awet bertahan di posisinya sebagai pelatih. Prestasi dan performa yang tidak sesuai harapan manajemen ataupun suporter bisa membuat pelatih terdepak dari kursi.

Lalu seperti apa catatan cemerlang mereka di masa lalu? Simak pemaparan ini.

 

 

 

 

 

 

2 dari 5 halaman

1. Jacksen Tiago

Pelatih asal Brasil ini punya catatan gemilang sebagai pemain dan pelatih di kancah sepak bola Indonesia. Jacksen mengawali kariernya di Indonesia kala datang sebagai pemain di tahun 1994.

Saat itu Jacksen memperkuat Petrokimia Putra dan mengantar tim tersebut menjadi runner up kompetisi Liga Indonesia edisi pertama. Sebagai pemain, Jacksen baru merasakan gelar juara kasta tertinggi bersama Persebaya pada 1997. Gelar itu dilengkapi prestasi pribadi Jacksen menjadi top scorer kompetisi dengan koleksi 26 gol.

Setelah pensiun dari lapangan sebagai pemain, Jacksen kemudian menekuni profesi sebagai pelatih. Pria yang kini berusia 51 tahun itu menukangi sejumlah klub di Indonesia, diantaranya Persiter Ternate, Persita Tangerang, Persitara Jakarta Utara, Mitra Kukar, dan Persipura.

Sebagai pelatih, Jacksen mengantar Persebaya promosi ke Divisi Utama usai meraih gelar juara Divisi Satu pada 2003. Setelah itu, Persebaya diantarkan menjadi juara kompetisi kasta tertinggi pada 2004.

Prestasi paling cemerlang ditorehkan Jacksen kala menukangi Persipura. Tim Mutiara Hitam berhasil meraih tiga gelar juara Liga Indonesia saat dilatih Jacksen, yaitu pada musim 2009, 2011, dan 2013.

Usai dari Persipura, Jacksen sempat melatih klub Penang FA di Liga Malaysia. Pada 2016, Jacksen memutuskan untuk menerima pinangan Barito Putera dan kembali ke Indonesia. Namun belum sempat mengantar Barito menjadi kampiun pada dua musim sebelumnya, Jacksen lengser di tengah musim ketiganya bersama Barito setelah tim menerima hasil minor di beberapa pertandingan.

3 dari 5 halaman

2. Aji Santoso

Aji Santoso mundur dari jabatan sebagai pelatih Persela setelah tim asuhannya gagal meraih kemenangan di lima pertandingan awal kompetisi Liga 1 2019. Padahal musim lalu, Aji sempat membuat Persela menjadi tim yang sulit dikalahkan kala bermain kandang. Tak hanya itu, Aji juga jeli mengorbitkan pemain muda seperti Saddil Ramdani, Fahmi Al Ayubi, hingga Hambali Tolib yang musim ini sempat menjalani trial di Kroasia.

Semasa aktif sebagai pemain, Aji punya catatan yang cukup mengesankan. Pria asal Kepanjen, Malang, ini termasuk dalam skuat Timnas Indonesia kala meraih medali emas di SEA Games Manila 1991. Hingga kini, prestasi itu adalah yang terbaik dan belum pernah bisa diulangi lagi oleh Timnas Indonesia. Aji yang berposisi sebagai bek kiri juga sempat menjadi kapten Timnas Indonesia di awal tahun 2000-an.

Pada era Galatama, Aji ikut mengantar Arema menjadi juara kompetisi Galatama pada 1993. Saat memperkuat Persebaya dan menjadi kapten tim, Aji berada dalam satu tim bersama Jacksen Tiago dan mengantar tim Bajul Ijo menjadi juara Liga Indonesia 1997.

Setelah pensiun bermain, Aji pernah menjadi pelatih Timnas U-17 Indonesia. Ia juga menjadi asisten pelatih Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2011. Aji juga sempat melatih Timnas U-23 di SEA Games 2015 meski tak berujung perolehan medali emas.

4 dari 5 halaman

3. Luciano Leandro

Tak mudah untuk menangani tim yang dipenuhi pemain dengan bakat alam seperti Persipura. Hal itu dirasakan Luciano Leandro.

Pelatih asal Brasil itu lengser karena Persipura tak kunjung menang pada lima pertandingan. Saat ditinggal Luciano, Persipura ada di zona degradasi, sama seperti Persela dan Barito Putera.

Luciano memang belum punya catatan mengesankan sebagai pelatih. Sebelum menjadi pelatih Persipura, Luciano pernah melatih PSM pada musim kompetisi 2016.

Saat masih bermain, Luciano ngetop bersama PSM dan Persija. Sebagai pemain gelandang, Luciano punya gaya main stylish dan flamboyan. Ia ikut mengantar PSM menjadi runner up kompetisi Liga Indonesia 1996. Saat pindah ke Persija, Luciano ikut andil membawa tim Macan Kemayoran meraih gelar juara Liga Indonesia pada 2001.

Prestasi bersama PSM dan Persija itu menjadi salah satu alasan manajemen Persipura mengontrak Luciano. Namun peruntungan Luciano tak bagus di Persipura sehingga ia harus lengser di awal musim.

5 dari 5 halaman

4. Ivan Kolev

Pria asal Bulgaria ini jelas menghadapi tantangan yang berat kala menerima tawaran menjadi pelatih Persija. Status juara bertahan kompetisi Liga 1 membuat Kolev menanggung beban yang tak ringan. Itu juga masih ditambah suporter fanatik The Jakmania yang seringkali bersikap kritis terhadap tim.

Tak heran kalau kegagalan Persija berkiprah lebih jauh di Piala AFC, plus rentetan hasil kurang memuaskan di pentas Liga 1 2019 membuat posisi Kolev disorot. Buntutnya, pelatih berumur 61 tahun itu mundur.

Jika dibandingkan tiga pelatih yang lain, Ivan Kolev adalah pelatih yang paling minim prestasi. Dia belum pernah memperkuat Timnas Bulgaria saat bermain.

Sepanjang menangani tim di Indonesia seperti Persija, Mitra Kukar, Persipura, PS TNI, dan Sriwijaya FC, Kolev juga belum mengantar timnya jadi juara.

Hanya saja, Kolev punya rekam jejak sebagai pelatih Timnas Senior Indonesia pada 2002-2004. Kala dilatih Kolev, Timnas Indonesia menduduki posisi sebagai runner up di ajang Piala Tiger 2002.

Video Populer

Foto Populer