Sukses


Legenda Timnas Indonesia: Tim Garuda Melakoni Langkah Berat di Kualifikasi Piala Dunia 2022

Bola.com, Surabaya - Legenda Timnas Indonesia, Ferril Raymond Hattu, angkat bicara perihal hasil undian Timnas Indonesia pada putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Menurutnya, Tim Garuda bakal menghadapi tantangan berat untuk menembus putaran ketiga.

Timnas Indonesia tergabung di Grup G bersama Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Skuat Garuda akan memainkan delapan pertandingan, dengan format kandang-tandang mulai 5 September 2019.

"Kalau melihat kondisi sekarang, realistis saja, memang berat. Saya bukan meremehkan, tapi timnas saat ini masih belum siap. Pelatihnya kan juga masih bongkar pasang pemain dan belum ketemu per individu siapa pemainnya," kata Ferril kepada Bola.com di Surabaya, Jumat (19/7/2019).

"Memang ada istilah bola itu bundar, tapi ini sistem kandang-tandang. Di atas kertas, calon lawan Timnas Indonesia tidak ada yang di bawah. Peluang lolos tetap masih ada, tapi sangat kecil," imbuh mantan kapten Timnas Indonesia itu.

Komposisi Grup G yang berisikan mayoritas negara Asia Tenggara membuat publik merasa optimistis. Sebab, selama ini Timnas Indonesia dinilai mampu bersaing di level ASEAN dalam turnamen Piala AFF. Kendati, Tim Merah-Putih lebih dikenal sebagai tim dengan spesialis runner-up dalam turnamen tersebut.

Namun, bukan hal yang mudah buat anak asuh Simon McMenemy itu untuk menembus putaran berikutnya dalam kualifikasi Piala Dunia 2022.

2 dari 2 halaman

Tidak Meremehkan

Dari delapan grup, hanya juara grup dan empat runner-up terbaik saja yang dipastikan melaju ke putaran ketiga. 12 tim itu otomatis juga mengantongi tiket bermain di putaran final Piala Asia 2023.

Di sisi lain, Indonesia masuk pot 5 dalam drawing, dan menjadi tim dengan peringkat terburuk di Grup G. UEA dan Vietnam menjadi calon kuat finis dua teratas. Sementara Thailand, mulai berbenah dengan mendatangkan pelatih baru, yaitu Akira Nishino.

"Sekali lagi, saya tidak ingin menganggap remeh. Mungkin malah yang bisa diperjuangkan adalah tidak finis di posisi buncit (juru kunci). Ini harus maju dan jalan. Tinggal dilihat, kalahnya terhormat atau tidak," ucap pria yang semasa bermain membawa Timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991 itu.

Video Populer

Foto Populer