Sukses


Rapor Djanur di Persebaya, Penampilan Naik dan Turun Seperti Yoyo

Bola.com, Surabaya - Pelatih Persebaya, Djadjang Nurdjaman, terus menerus menjadi sorotan Bonek, pendukung tim Bajul Ijo. Dia mendapat tekanan untuk mundur setelah Persebaya gagal menang dalam lima laga terakhir di Shopee Liga 1 2019.

Penampilan Persebaya musim ini memang naik-turun bak yoyo. Klub Bajul Ijo belum konsisten menjaga tren kemenangan, yang telah mereka catatkan. Selama pramusim, penampilan Ruben Sanadi cs. sebenarnya menanjak.

Semua diawali dengan memenangi tiga pertandingan di Piala Indonesia 2018 pada Februari 2019. Persebaya berhasil menang besar di laga itu. Tetapi, maklum saja, mengingat lawan Persebaya berstatus klub Liga 3, yaitu Persinga Ngawi dan Persidago Gorontalo.

Skuat anyar Persebaya makin teruji dengan menjadi juara Grup A di Piala Presiden 2019. Mereka bahkan mengalahkan Persib Bandung dengan skor 3-2 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung (7/3/2019).

Tren kemenangan itu berlanjut di babak 8 besar dan semifinal dengan menumbangkan Tira Persikabo dan Madura United. Setelah itu, tanda-tanda penurunan terjadi di partai puncak kontra Arema FC. Ditahan 2-2 di kandang, Persebaya kemudian takluk 0-2 saat bertandang ke Malang.

Tim asal Kota Pahlawan ini kemudian mengawali Liga 1 2019 dengan kurang apik saat kalah 1-2 di markas Bali United (16/5/2019). Berikutnya, Persebaya hanya bermain imbang dengan skor identik 1-1 saat menjamu Kalteng Putra (21/5/2019) dan PSIS Semarang (30/5/2019). Inilah momen pertama nasib Djanur bersama Persebaya di ujung tanduk.

"Ini hasil yang sangat mengecewakan bagi manajemen. Karena, kami kehilangan dua pertandingan kandang yang sangat penting dengan kesalahan-kesalahan yang sangat fatal lewat kejadian gol balasan Kalteng Putra dan PSIS yang sama persisnya. Kesalahan ini mendasar," kata Candra Wahyudi, Manajer Persebaya.

"Manajemen akan mengambil langkah tegas terhadap tim pelatih. Karena, sebenarnya tim ini seharusnya bisa berbuat yang lebih baik untuk suporter. Tapi, nyatanya dari dua pertandingan kandang, kami cuma kehilangan dua poin, artinya kami kehilangan empat poin," lanjut Candra.

2 dari 3 halaman

Ultimatum Pertama

Pernyataan Candra itu merupakan ultimatum pertama untuk jajaran pelatih, dan Djanur sebagai pelatih kepala, menjadi sasarannya. Namun, manajemen Persebaya kemudian malah mengumumkan memecat Rudy Eka Priyambada dari jabatannya sebagai pelatih fisik.

Djanur lantas melanjutkan kiprahnya. Dia mampu mempersembahkan kemenangan perdana, setelah pekan keempat kontra Barito Putera ditunda. Persebaya mencuri poin penuh di markas Borneo dengan menang 2-1 (23/6/2019).

Namun, di sela itu, jangan lupa kegagalan Persebaya di perempat final Piala Indonesia 2018. Sempat ditahan 1-1 oleh Madura United (19/6/2019), Bajul Ijo akhirnya kalah agregat 2-3 setelah tumbang 1-2 dalam leg kedua di Stadion Gelora Madura, Pamekasan (27/6/2019)

Persebaya kemudian kembali ke tren positif kemenangan di kandang. Dua kali secara beruntun Persebaya menang di Stadion Gelora Bung Tomo, masing 3-2 atas Persela Lamongan (1/7/2019) dan 4-0 atas Persib Bandung (5/7/2019). Hanya, setelah itu, hasil buruk kembali menyelimuti klub yang berdiri pada 1927 itu.

Lima pertandingan tanpa kekalahan itu diawali dengan hasil seri 2-2 saat menjamu Barito Putera (9/7/2019). Lalu, menelan dua kekalahan saat melawat ke markas lawan. Persebaya meraih hasil identik tumbang 1-2 di markas PSS Sleman (13/7/2019) dan PSM Makassar (17/7/2019).

Melanjutkan lanjutan Liga 1 2019 di kandang, Persebaya kembali ditahan seri. Pelakunya kali ini pemuncak klasemen sementara sejak pekan kedelapan, yaitu Tira Persikabo. Laga itu berakhir 1-1 pada 21 Juli 2019. Terakhir, Persebaya mendapat satu poin saat bermain di markas Semen Padang dengan skor 0-0 (28/7/2019).

3 dari 3 halaman

Kesempatan Terakhir

Selama menelan hasil kurang memuaskan itu, ada tiga penyebab yang kerap dijadikan Djanur sebagai dalih. Dua di antaranya adalah jadwal padat dan cedera pemain. Dua hal itu saling berkaitan karena pemain kelalahan harus menjalani tujuh pertandingan selama 28 hari di bulan Juli.

Satu alasan lagi berkaitan dengan hal teknis, yaitu kurang fokus dan konsentrasi pada menit-menit krusial. Kebanyakan gol-gol yang bersarang ke gawang Persebaya memang lahir pada menit awal atau bahkan injury time.

Candra Wahyudi kembali mengirim ultimatum ancaman pemecatan melihat hasil buruk yang diterima persebaya. Tetapi, Djanur berusaha tenang dan tetap bekerja agar Osvaldo Haay cs. bisa keluar dari lubang jarum.

Kesempatan Djanur untuk itu hanya tersisa satu pertandingan, yaitu saat menjamu Persipura Jayapura dalam pekan ke-12 Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (2/8/2019). Gagal menang di laga ini sudah pasti membuat pintu keluar Persebaya terbuka lebar buat pelatih berusia 60 tahun itu.

Video Populer

Foto Populer