Sukses


4 Penyebab Kegagalan PSIS pada Putaran Kedua Shopee Liga 1

Bola.com, Jakarta - Performa PSIS Semarang tak kunjung stabil setelah melewati beberapa pekan putaran kedua Shopee Liga 1 2019. 

Dalam empat pertandingan terakhir paruh kedua, Hari Nur Yulianto dan kawan-kawan hanya berhasil meraih dua poin. Mereka kalah dari Persija (1-2), dari Persebaya (0-4), imbang dengan Kalteng Putra (0-0), dan imbang dengan Badak Lampung FC (0-0).

Performa PSIS tak segarang awal musim 2019 saat masih ditangani oleh Jafri Sastra. Setumpuk pekerjaan rumah harus dituntaskan jika tidak ingin terus terpuruk. Lubang degradasi semakin menganga apabila PSIS tak segera bangkit.

Hingga pekan ke-21 Shopee Liga 1 2019, tim kebanggaan masyarakat Kota Lunpia ini baru mengemas 21 poin dan berada di urutan ke-13. Perolehan poin PSIS hanya terpaut dua angka dari Kalteng Putra yang berada di zona merah dan masih punya tabungan satu pertandingan.

PSIS harus kembali ke tren kemenangan setidaknya pada pertandingan terdekat, yakni menjamu pemuncak klasemen sementara Bali United di Stadion Moch Soebroto, Magelang, Jumat (4/10/2019).

Bola.com memiliki beberapa catatan mengenai faktor yang menyebabkan performa PSIS Semarang menurun dalam beberapa pertandingan terakhir. Berikut ini empat faktor penampilan PSIS melempem pada putaran kedua:

2 dari 5 halaman

Stadion Moch Soebroto Tak Lagi Angker

PSIS Semarang seperti sudah lupa caranya menang di kandang sendiri yakni Stadion Moch Soebroto, Magelang. Terakhir kali PSIS meraih kemenangan di kandang sendiri adalah saat menjamu Persela Lamongan pada (6/7/2019).

Setelah itu, dalam lima kandang berikutnya, hanya mampu meraih dua hasilnya imbang dan sisanya adalah dipermalukan tamunya. Termasuk kalah telak 0-4 dari Persebaya Surabaya (20/9/2019).

Total sembilan kesempatan bermain di kandang sendiri sampai pekan ke-21, PSIS punya catatan dua kemenangan, dua hasil imbang, dan lima kali kalah. Atau hanya mampu meraih delapan poin, menjadi gambaran kandang PSIS tak angker lagi.

3 dari 5 halaman

Transisi Pelatih Baru

Adanya pergantian pelatih baru membuat PSIS Semarang belum dapat bermain dengan stabil. Bambang Nurdiansyah baru membesut PSIS dalam delapan laga terakhir.

Sebelumnya, PSIS ditangani oleh Jafri Sastra sejak musim lalu yang menyelamatkan dari zona degradasi. PSIS bahkan finis di urutan ke-10. Masuknya Bambang membuat adanya transisi dan penyesuaian dari cara melatih yang berbeda.

4 dari 5 halaman

Adaptasi Pemain Baru

PSIS Semarang melakukan perombakan pemain yang cukup krusial di beberapa lini. Terutama gelandang dan barisan penyerang. Shohei Matsunaga, Patrick Mota, dan Arthur Bonai dilepas.

Sementara, pemain baru diantaranya adalah Finky Pasamba dan dua pemain asing, akni Jonathan Cantillana asal Palestina serta kembalinya bomber Bruno Silva yang sempat hijrah ke Arab Saudi.

Datangnya para pemain ini bukan jaminan dapat mengembalikan PSIS sebagai tim sangar dalam waktu singkat. Pelatih Bambang Nurdiansyah sendiri mengaku membukukan waktu bagi pemain-pemain baru ini untuk bisa tune in dengan Mahesa Jenar.

5 dari 5 halaman

Finishing yang Buruk

Dalam beberapa pertandingan terakhir, pelatih PSIS mengakui jika lini depan timnya masih menyisakan kekurangan. Satu di antara yang paling menonjol adalah penyelesaian akhir atau finishing.

Dari data statistik, delapan laga terakhir atau sejak ditangani Bambang, PSIS baru mencetak tiga gol dan sudah kemasukan sembilan gol. Sebuah catatan minor dengan selisih minus enam gol.

"Bisa dilihat dalam beberapa laga kemarin, terutama saat melawan Badak Lampung FC. Kami punya banyak peluang, tetapi tidak satu pun yang menjadi gol. Ini tidak semudah membalikkan telapak tangan," kata Bambang Nurdiansyah kepada Bola.com, Selasa (1/10/2019).

Video Populer

Foto Populer