Sukses


5 Sisi Menarik Seto Nurdiyantoro, Pelatih yang Kontraknya Tak Diperpanjang PSS Sleman

Bola.com, Jakarta - PSS Sleman memutuskan tak memperpanjang masa bakti Seto Nurdiyantoro sebagai pelatih kepala. Klub berjuluk Super Elang Jawa itu menunjuk Eduardo Perez sebagai juru taktik Bagus Nirwanto dkk.

Eduardo Perez juga langsung diperkenalkan manajemen PSS, Rabu (15/1/2020) di Rich Hotel, Sleman. Pengumuman tersebut membuat banyak orang terkejut, terutama dari suporter Sleman.

Banyak fans berharap pelatih asal Kalasan itu kembali menukangi PSS Sleman untuk Liga 1 2020. Satu di antara kelompok suporter PSS, Brigata Curva Sud, sampai menggaungkan tagar BCSMELAWAN di media sosial Twitter.

Keputusan yang diambil manajemen PSS Sleman itu bisa berpotensi sebagai blunder yang fatal. Seto Nurdiyantoro bisa dibilang bukan pelatih yang gagal. Bahkan, Seto sempat disebut-sebut pantas melatih Timnas Indonesia.

Selain itu, Seto telah memberikan prestasi untuk PSS Sleman. Pelatih asal Kalasan tersebut sukses membawa PSS menjuarai Liga 2 2018 dan finis di papan tengah Liga 1 2019.

Untuk lebih jelasnya, berikut Bola.com telah merangkum dari berbagai sumber, lima fakta tentang Seto Nurdiyantoro, pelatih yang kontraknya tak diperpanjang PSS Sleman.

 

2 dari 6 halaman

1. Hanya Bermain di DIY-Jateng

Mungkin sebelum menjadi pelatih PSS Sleman nama Seto Nurdiyantoro tak dikenal seluas sekarang. Wajar tentunya karena hampir sepanjang kariernya Seto lebih banyak aktif di Yogyakarta.

Seto Nurdiyantoro mengawali karier sepak bola bersama klub amatir di sekitar tempat tinggalnya, yakni PSK Kalasan. Setelah itu, ia menjadi bagian dari PSS Sleman pada medio 1990 hingga 1995.

Kemudian Seto menyeberang ke klub DIY lainnya, PSIM Yogyakarta selama kurang lebih tiga tahun. Seto kemudian melanjutkan petualangannya ke Pelita Solo.

Adapun klub Yogyakarta lainnya yang pernah dibela Seto ialah Persiba Bantul pada 2009. Meski kerap berganti klub, Seto lebih dikenal sebagai pemain dari PSIM Yogyakarta.

Tercatat ada tiga periode Seto membela klub berjuluk Laskar Mataram itu. Tak hanya itu, Seto mengakhiri cerita sebagai pesepak bola bersama PSIM Yogyakarta.

3 dari 6 halaman

2. Pernah Berstatus Pemain dan Asisten Pelatih

Pemain asal Inggris, Wayne Rooney tak hanya  berperan sebagai pemain melainkan juga merangkap sebagai pelatih. Hal tersebut juga pernah dilakukan Seto Nurdiyantoro.

Yap, Seto Nurdiyantoro pernah menjalani karier sebagai pemain dan asisten pelatih. Dua tugas tersebut ia emban saat menjadi bagian Persiba Bantul pada medio 2009-2011.

Saat itu, bisa dibilang awal karier Seto merintis sebagai pelatih. Bahkan, Seto mampu membawa Persiba sebagai kampiun di Divisi Utama pada musim 2010-2011.

4 dari 6 halaman

3. Mempunyai Saudara Pesepak Bola

Seto Nurdiyantoro mempunyai keluarga sepak bola. Dua saudara kandungnya, Yohanes Yuniantara dan Fajar Listyantara, juga mantan pemain sepak bola.

Ketiganya juga memulai karier sebagai pemain amatir di PSK Kalasan. Dari ketiganya, karier Seto terlihat lebih mencolok ketimbang kedua adiknya.

Seto sempat menjadi bagian timnas Indonesia, tapi tidak dengan kedua adiknya.

5 dari 6 halaman

4. Tidak Pernah Jauh dari Sleman, Yogyakarta

Selama menjadi pemain, Seto Nurdiyantoro hanya bermain di sekitar DIY-Jateng. Hal serupa juga ia lakukan saat menjadi pelatih.

Hingga saat ini Seto baru melatih PSIM Yogyakarta, Tim Pra PON DIY, dan terakhir PSS Sleman. Seto pernah berkata alasan tidak pernah jauh dari Sleman ialah karena ingin dekat dengan keluarga dan ibunya.

Bukan tidak mungkin, musim ini Seto akan kembali melatih klub asal DIY, PSIM, setelah tak lagi menjadi bagian dari PSS Sleman.

6 dari 6 halaman

5. Sudah Kantongi Lisensi AFC Pro

Sebagai seorang pelatih, Seto Nurdiyantoro saat ini sudah mengantongi lisensi AFC Pro. Seto dinyatakan lulus dalam kursus yang digelar PSSI beberapa waktu lalu bersama 19 pelatih lainnya.

Pelatih-pelatih yang lulus bersama Seto antara lain Djajang Nurdjaman, Bambang Nurdiansyah, Aji Santoso, Wolfgang Pikal, Rudy Eka Priyambada, Joko Susilo, Liestiadi, Hanafing, Tony Ho, Emral Abus, Rahmad Darmawan, Iwan Setiawan, Nil Maizar, Indra Sjafri, Widodo Cahyono Putro, Yeyen Tumena, Mundari Karya, Yunan Helmi, hingga Syafrianto Rusli.

Video Populer

Foto Populer