Sukses


Curahan Hati Seto Nurdiyantoro yang Harus Berpisah dengan PSS

Bola.com, Sleman - Berakhir sudah masa romantis Seto Nurdiyantoro bersama PSS Sleman. Hal ini cukup mengejutkan banyak pihak, terutama publik sepak bola di Sleman, karena Seto tak lagi bekerja untuk PSS.

Manajemen PSS membuat keputusan dengan tidak dapat memperpanjang kontrak Seto pada tanggal 15 Januari dan menunjuk Eduardo Perez.

Kepada Bola.com, Seto mencurahkan isi hatinya mengenai perpisahannya dengan tim Elang Jawa.

Sebagai putera daerah yang sudah dua musim mengabdi, Seto sebenarnya sangat ingin timnya lebih baik. Prestasinya cukup bagus, yakni menjuarai Liga 2 musim 2018 dan finis di peringkat kedelapan Liga 1 2019.

"Kemarin itu perjalanannya panjang. Saya sudah bicara dengan manajemen, termasuk ada permintaan gaji dari saya. Mereka bisa menaikkan sekian persen, dan beberapa poin tidak sanggup memenuhi permintaan saya," terang Seto, Selasa (28/1/2020).

"Enam kali pertemuan itu tidak membahas nominal. Saya hanya memastikan sudah ada manajer apa belum, biar ke depan itu visi misinya sama. Saya berikan evaluasi tentang kebutuhan tim, tempat latihan, mes yang representatif," imbuhnya

"Tapi tidak ada progres yang signifikan. Saya pikir ya sudah, semua sudah lewat dan saya harus menatap ke depan," kata Seto yang melatih PSS Sleman sejak 2016 itu.

 

 

Video

2 dari 3 halaman

Pahami Keinginan Suporter

Keputusan manajemen PSS Sleman yang tak memperpanjang kontrak Seto Nurdiyantoro, mendapat protes dari suporter. Sesi latihan perdana PSS sempat diwarnai unjuk rasa suporter dan harus dikawal polisi.

Begitu juga saat PSS memilih berlatih di Jakarta. Suporter menyoraki skuat PSS yang ada di dalam bus. Suporter mengenakan topeng berwajah Seto Nurdiyantoro dengan tulisan "are you happy?" di bagian mulutnya.

Aksi mereka diduga karena sakit hati melihat pelatih yang sudah sukses membawa PSS berprestasi, justru dilepas.

Seto pun memahami apa yang tengah dirasakan para pendukung setia PSS.

"Mereka berjuang seperti itu pasti tujuannya bukan hanya karena saya, tapi lebih ke tim, agar tetap eksis dan berprestasi. Mereka pasti ingin timnya jangan sampai dibelokkan. Saya mengapresiasi suporter, tujuannya pasti baik," tutur pelatih berusia 45 tahun ini.

3 dari 3 halaman

Segera Move On

Saat ditanya perihal perasaannya yang tidak lagi melatih PSS Sleman, Seto pun berpasrah diri. Berulangkali ia menyebut bahwa yang terjadi pada dirinya adalah sudah menjadi jalan Tuhan. 

Seto mengaku harus segera move on dan mencari petualangan baru di klub lain. Akhir-akhir ini, ia dikabarkan menjadi incaran sejumlah klub, mayoritas dari tim Liga 2. PSIM Yogyakarta disebut akan menjadi pelabuhan barunya.

Secara historis, Seto pernah menjadi bagian dari PSIM, baik sebagai pemain maupun pelatih. Seto juga sempat bertemu dengan perwakilan klub tetangga PSS tersebut.

"Teman-teman yang bersimpati dengan saya, mau membantu mencarikan tim. Tapi nanti lihat saja perkembangannya. Semua ada peluang, tidak hanya PSIM, ada tim Liga 2 lainnya," kata mantan pemain Timnas Indonesia di SEA Games 1999 ini.

"Ada juga dari Liga 1 dan masih menunggu kejelasan. Tapi lihat dulu visi dan misinya, jika saling melengkapi dan ada kecocokan, saya yakin itu nanti klubnya. Biar Tuhan yang menentukan," timpal Seto menutup pembicaraan.

Video Populer

Foto Populer