Sukses


Bagus Kahfi Diminati Klub Eropa, Ini Tanggapan Barito Putera Sebagai Klub Pemilik

Bola.com, Jakarta - Striker muda Indonesia, Bagus Kahfi, yang sedang berlatih bersama tim Garuda Select di Birmingham, Inggris, dikabarkan sedang diminati oleh klub Eropa. 

Bagus merupakan pemain tim Garuda Select angkatan pertama. Sejak Oktober 2019, ia kembali berangkat bersama tim Garuda Select angkatan kedua. Program angkatan kedua ini rencananya bakal berakhir April 2020.

Sebelumnya, Brylian Aldama yang juga merupakan pemain tim Garuda Select, teken kontrak dengan agensi pemain berlisensi FIFA, Forza Sport Group, Selasa (24/2/2020). Agensi ini ditunjuk oleh Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise, untuk mengurus segala persiapan administrasi transfer Brylian yang akan bergabung dengan klub di Eropa.

Jika ingin mengikuti jejak Brylian, Bagus juga akan menempuh jalan yang sama, yaitu teken kontrak dengan agensi pemain di Eropa. Hanya saja, saat ini Bagus masih terikat kontrak hingga 2021 dengan klub kontestan Shopee Liga 1 2020, Barito Putera. Lantas bagaimana tanggapan pihak Barito Putera sebagai pemilik resmi Bagus?

"Bukan sekedar masalah boleh atau tidak Bagus Kahfi teken kontrak dengan pihak lain. Tapi Barito Putera sebagai pemilik resmi Bagus kan juga memiliki program dan rencana. Barito Putera memang punya dana, tidak mudah untuk mengontrak pemain, apalagi yang berkelas bintang. Alasan itu yang membuat kami lebih memilih kebijakan mengontrak dan membina pemain muda seperti Bagus Kahfi," kata Mundari Karya, manajer tim Barito Putera.

"Kami mengontrak pemain muda seperti Bagus dengan durasi tiga sampai empat tahun karena memang mereka diproyeksikan untuk memperkuat tim utama Barito Putera di Liga 1. Mereka mungkin belum akan masuk tim utama di musim ini, tapi kami tetap punya rencana masa depan terkait mereka," imbuh Mundari.

 

2 dari 2 halaman

Perlu Pembicaraan PSSI dan Klub

Barito Putera juga punya kontrak dengan David Maulana, Subhan Fajri, dan Yogi Hermawan yang saat ini tergabung di tim Garuda Select. Mereka tersaring melalui program Elite Pro Academy yang digelar oleh sejumlah klub kontestan Liga 1.

"Saya khawatir klub akan menghentikan program Elite Pro Academy kalau ada pemain bagus dikirim untuk latihan ke Eropa, diminati klub Eropa, lalu teken kontrak dengan klub Eropa. Padahal klub di Indonesia yang memiliki pemain tersebut sudah mengeluarkan biaya dan punya proyeksi jangka panjang. Buat apa kami membina kalau akhirnya tidak bisa memakai tenaga mereka," lanjut Mundari.

Mundari juga mengingatkan bahwa kemampuan pemain muda tersebut bisa saja tidak berkembang, jika ia tidak diberi kesempatan bermain seandainya dikontrak klub Eropa.

"Perlu ada pembicaraan antara PSSI dengan klub. Bagaimana jika ada kejadian seperti ini. Pada dasarnya klub pasti bangga kalau ada pemain yang diminati klub Eropa, tapi kalau kami juga membutuhkan mereka kan juga tidak bisa diabaikan. Lain halnya kalau ada pemain yang tak dimiliki klub, atau sudah berkompetisi di Indonesia lalu diminati klub Eropa," tutup Mundari.

Video Populer

Foto Populer