Sukses


Hendri Susilo Optimistis di Tengah Keterbatasan Persiraja dan Hantaman Pandemi Corona

Bola.com, Banda Aceh - Pada gelaran Shopee Liga 1 2020, PT Liga Indonesia Baru sebagai operator kompetisi masih memberlakukan aturan pemegang lisensi A AFC bisa menjabat pelatih kepala di klub Liga 1. Kebijakan ini sangat disyukuri oleh Hendri Susilo, karena dia tetap bisa bertahan di Persiraja Banda Aceh.

Klub asal Banda Aceh ini memang diangkatnya ke kasta tertinggi kompetisi Indonesia pada musim ini setelah menjadi tim peringkat ketiga dalam Liga 2 2019.

Prestasi ini bagi pria yang berdomisili di Kota Batu Malang ini dianggap luar biasa. Betapa tidak, hanya satu musim dia sukses mengentaskan Laskar Rencong, yang sejak 2012 terpuruk di Liga 2, kembali ke kasta tertinggi.

Bahkan dalam tiga pertandingan awal Shopee Liga 1 2020, Persiraja Banda Aceh tidak mengecewakan.

Persiraja saat ini berada di peringkat ketujuh dalam klasemen sementara setelah tiga pekan bermain, di mana itu jauh lebih baik dari dua klub promosi lainnya, Persik Kediri dan Persita Tangerang yang masing-masing berada di peringkat ke-13 dan 14.

Persik dan Persita sama-sama baru mengoleksi dua poin, hasil dari dua hasil imbang dan satu kali kalah di tiga laga pertama musim ini. Sementara Persiraja mampu meraih lima poin dalam tiga laga tidak terkalahkan.

Persiraja bermain imbang tanpa gol dengan Bhayangkara FC dan Madura United, dan mengambil kemenangan 1-0 di markas Persik Kediri.

Namun, tugas berat tetap harus dihadapi Hendri Susilo. Dia dihadapkan berbagai keterbatasan di internal Persiraja Banda Aceh sebagai klub promosi. Belum lagi kompetisi harus terhenti karena pandemi Corona yang juga masuk ke Indonesia dan membuat rencana jangka panjang pun pasti berantakan.

Apa saja keterbatasan yang dihadapi Hendri Susilo di Persiraja Banda Aceh? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Hendri Susilo.

Video

2 dari 2 halaman

Tantangan Tim Promosi di Shopee Liga 1 2020

Apa sebenarnya kendala yang Anda hadapi di Persiraja Banda Aceh?

Problem utama faktor finansial. Saya kira ini wajar bagi sebuah tim promosi. Tim yang baru naik kasta belum begitu menarik di mata sponsor. Tapi, saya bersyukur, manajemen telah bekerja keras dan mampu menarik banyak sponsor. Alhamdulillah, hak-hak kami juga lancar.

Masalah lain adalah kesiapan SDM, baik di jajaran manajemen dan pemain. Saya anggap ini juga wajar karena kami harus adaptasi dari kebiasaan Liga 2 ke Liga 1 yang memiliki aturan sangat ketat.

Istilahnya, semua elemen di Persiraja seperti tergagap-gagap masuk Liga 1 yang sangat keras ini. Saya kira tim promosi seperti Persik dan Persita juga mengalami masalah sama.

Bagaimana Anda menilai materi Persiraja musim ini?

Skuad sekarang ini saya nilai yang terbaik. Meski jika dibandingkan kontestan Liga 1 lainnya sangat jauh di bawah, tapi saya tak mau lihat klub lain, saya fokus di Persiraja.

Sepak bola kuncinya kerja keras. Alhamdulillah, meski materi kami biasa saja, tapi anak-anak sudah bekerja keras. Hasil tiga pekan lalu sebagai buktinya.

Saya juga bersyukur separuh kekuatan tim diisi pemain lama yang juga putra daerah Aceh. Saya nilai faktor kedaerahan ini yang akan bisa mengangkat performa Persiraja.

Apa kekurangannya?

Kekurangan di tim mana pun pasti ada. Tidak ada yang sempurna, meski si pelatih ingin yang terbaik. Bicara soal Persiraja, kelemahannya itu kedalaman skuad. Saya tak memiliki pemain pelapis yang setara dengan pilar utama.

Bagaimana Anda mengatasi segala kendala ini?

Saya itu optimis, meski banyak rintangan di depan mata. Tugas pelatih seperti juru masak. Manajemen telah mengontrak pemain sesuai kekuatan finansial mereka.

Sebagai pelatih, saya harus bisa meracik materi agar jadi tim kuat. Saya hanya menekankan kepada pemain untuk berlatih keras dan bermain maksimal. Saya juga memberi taktik simpel yang bisa dijalankan pemain di lapangan.

Bagaimana kontribusi pemain asing hingga pekan ketiga?

Rata-rata masih 50 persen, tapi saya memaklumi itu, karena pemain asing kami debutan di Indonesia. Mereka butuh adaptasi dengan budaya lokal, tim, dan gaya sepak bola Indonesia.

Apa harapan Anda terhadap sepak bola Indonesia yang dihentikan karena pandemi Corona?

Sebelum dihentikan, saya punya rencana jangka panjang yang sudah tertata. Tapi, sekarang semua berantakan. Namun, saya tetap optimistis.

Insyaallah, sepak bola kita akan jalan lagi karena banyak orang yang hidupnya dari sepak bola pasti berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar kehidupan berjalan normal kembali.

Video Populer

Foto Populer