Bola.com, Jakarta - PSSI melalui Surat Keputusan bernomor 48/SKEP/III/2020 resmi menghentikan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 sampai 29 Mei mendatang akibat pandemi virus corona. Keputusan ini diambil untuk mendukung Pemerintah Republik Indonesia yang menetapkan status darurat bencana nasional.
"PSSI menetapkan bahwa Maret, April, Mei, dan Juni 2020 adalah status keadaan tertentu darurat bencana terkait penyebaran COVID-19 di Indonesia, maka status ini disebut keadaan Kahar (Force Majeure)," bunyi petikan surat PSSI tertanggal 27 Maret 2020 itu.
Baca Juga
Termasuk Syamsir Alam, 5 Eks Pemain Abroad Indonesia yang Kini Hilang dari Peredaran
Rapor Pemain Diaspora Timnas Indonesia U-23 Sepanjang Grup A Piala Asia U-23: Simpel tapi Ngena
3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Bikin Berdecak Kagum saat Taklukkan Yordania dan Lolos ke 8 Besar Piala Asia U-23 2024: Produktif Banget
Advertisement
Keputusan penghentian sementara kompetisi di Indonesia sudah sangat tepat. Mengacu pada situs pantau Corona John Hopkins University & Medicine, Sabtu (28/3/2020), virus Corona saat ini menjangkit di 177 negara dengan total kasus positif 602.262. Adapun di Indonesia telah terjadi 1.155 kasus dengan total kematian 102 kasus.
Andai tidak ada perubahan, kompetisi bergulir kembali pada 1 Juli 2020. Namun, keputusannya tetap mengikuti situasi yang diumumkan Pemerintah nantinya.
Jika situasi belum kondusif, nantinya PSSI akan mengeluarkan keputusan baru untuk kembali menunda atau menghentikan secara total kompetisi di Indonesia. Sebaliknya, jika sudah kondusif dan mendapatkan restu dari otoritas setempat maka kompetisi bisa dilanjutkan.
Penghentian kompetisi di Indonesia ternyata sudah beberapa kali terjadi. Namun, baru kali ini kompetisi dihentikan karena pandemi virus yang memakan banyak korban di Indonesia. Lantas, apa saja faktor penyebab pernah berhentinya kompetisi di Indonesia?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Krisis Politik dan Moneter 1998
Divisi Utama Liga Indonesia 1997-1998 harus berhenti karena situasi yang tak kondusif. Ketika itu, Indonesia sedang mengalami pergolakan politik yang membuat krisis moneter.
Kompetisi harus berhenti di tengah jalan setelah memainkan 17 pertandingan. Ketika itu, kompetisi menggunakan format tiga wilayah yakni barat, tengah, dan timur.
Advertisement
Kompetisi resmi dihentikan pada 25 Mei 1998. Ketika itu, pemuncak klasemen sementara adalah Persebaya Surabaya (Wilayah Barat), PSMS Medan (Wilayah Tengah), dan PSM Makassar (Wilayah Timur).
Kompetisi kemudian berlanjut pada musim baru yakni 1998-1999 yang digelar pada 1 November 1998-9 April 1999. PSIS Semarang menjadi kampiun setelah mengalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 1-0 melalui gol Tugiyo (89').
Advertisement
Sanksi FIFA
Kompetisi Indonesia kemudian terhenti lagi pada musim 2015. Ketika itu, kompetisi sudah menggunakan format Liga Super Indonesia. Sejatinya kompetisi berlangsung pada 4 April - 23 November 2015.
Namun, harus terhenti setelah menggelar 19 pertandingan selama tiga pekan. FIFA menjatuhkan sanksi kpeada PSSI pada 31 Mei 2015 karena kisruh dualisme dan campur tangan Pemerintah Indonesia.
Advertisement
Penghentian kompetisi berimbas pada kehidupan pemain dan pelatih. Banyak pemain yang memilih untuk bermain di pertadingan antarkampung (tarkam) untuk mengais rejeki.
Pemerintah akhirnya menggelar turnamen Piala Presiden 2015 untuk mengisi kekosongan kompetisi. Kemudian menggelar Indonesia Soccer Championship pada 2016 meskipun masih di bawah sanksi FIFA.