Sukses


Lika Liku Karier Beny Wahyudi, dari PON Jatim hingga Dijuluki Gary Neville Indonesia 

Bola.com, Arema - Sosok Beny Wahyudi tetap lekat dengan Arema FC meskipun selalu berpindah klub dalam tiga musim terakhir. Semua itu tak lepas dari fakta Beny pernah delapan musim membela Arema, yang terbagi dalam dua periode. 

Beny Wahyudi merumput di Arema FC pada periode 2009-2011 dan 2013-2017. Beny juga jadi bagian skuad Arema yang menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2010.

Tahun ini, Beny bermain di Liga 2 bersama PSIM Yogyakarta. Usianya sudah tak muda lagi. Namun, sebenarnya Beny punya peluang bermain di kasta tertinggi karena ada beberapa tawaran dari tim Liga 1. Salah satu tawaran datang dari Arema FC yang tengah membutuhkan bek kanan. Tapi entah mengapa, dia memutuskan cari tantangan baru dengan memperkuat PSIM Yogyakarta.

Apakah ini jadi pengujung kariernya? Ternyata tidak. Beny Wahyudi masih punya beberapa target yang ingin diwujudkannya.

“Sekarang saya melanjutkan karier di PSIM. Ada rasa senang. Semoga bisa berkontibusi membawa tim ini ke kasta tertinggi,” kata Beny, kepada Bola.com, Jumat (17/4/2020). 

Namun, ini bukan kali pertama dia main di kasta kedua. Saat mengawali kariernya, Beny sempat berkelana ke Persekabpas Pasuruan, Persekam Metro FC hingga Persewangi Banyuwangi.

Ada salah satu faktor yang membuatnya bermain di kasta kedua tahun ini. Dia bertemu kembali dengan teman baiknya, Purwaka Yudi, yang musim lalu bermain di PSS Sleman. Mereka bersahabat karena pernah sama-sama membela Arema dan Deltras Sidoarjo. Kini Beny Wahyudi mengaku ingin mengalir saja jika berbicara masa depan.

 

2 dari 4 halaman

Sempat Dijuluki Gerry Neville di Timnas Indonesia

Terlepas dari kiprahnya dengan klub, Beny merupakan salah satu pemain asal Malang yang tergolong sukses. Dia berhasil menembus Timnas Indonesia senior dan menjalani debutnya pada 2011. Dia tergolong agak telat jadi pilihan utama di Timnas Garuda. Baru di AFF Cup 2016 Beny jadi pilihan utama pelatih Alfred Riedl.

Namun, dia punya kontribusi membawa Indonesia mencapai babak final, meski akhirnya kalah di final dari Thailand. Di ajang itu, Beny dapat julukan khusus dari komentator Fox Sport Asia, Shebby Sing. Eks penasihat global klub Inggris, Blackburn Rovers, itu menganggap Beny layaknya bek kanan legendaris Timnas Inggris dan Manchester United, Gary Neville.

Tentu saja itu pujian istimewa. Shebby juga menjadikan Beny sebagai salah satu idola di AFF Cup 2016 untuk posisi bek kanan. Cara bermainnya yang rajin naik turun serta melepaskan umpan silang dianggap mirip dengan Gary Neville. Selain itu, Beny juga terlihat lebih tenang karena usianya sudah matang, saat itu 30 tahun.

 

 

3 dari 4 halaman

Humoris Jadi Kunci Adaptasi di Setiap Klub

Sepanjang kariernya, Beny sudah membela 8 klub berbeda. Bisa dibilang dia selalu jadi salah satu pilar di posisi bek kanan. Padahal dia pernah merantau ke sejumlah klub Jawa Timur seperti Persekabpas Pasuruan, Persewangi Banyuwangi, Arema, Madura United. Di luar itu dia juga singgah di PSM Makassar dan PSIM Yogyakarta.

Beny merupakan produk dari tim PON Jawa Timur 2008. Dia pernah setim dengan Juan Revi, Munhar, Rendi Irwan, dan lainnya. Dia ikut meraih medali emas untuk Jatim di PON Kaltim. Berkat prestasi itu, Beny sempat diangkat sebagai PNS di Provinsi Jawa Timur dan berkantor di Surabaya. Namun akhirnya dia mundur karena tidak enak hati, mengingat dirinya bermain untuk Arema dan jarang masuk kerja sebagai PNS.

Karier Beny Wahyudi di sepak bola terbilang cepat melesat. Selain memiliki kualitas, ada satu hal yang membuatnya bisa cepat adaptasi dengan sejumlah klub yang dibelanya, yakni sifat humoris. Beny mudah membaur dengan semua pemain.

Bahkan di Arema, dia sempat jadi bendahara pemain dan wakil kapten. Dia mendapat kepercayaan dari semua pemain. Bendahara di sini maksudnya saat ada pemain yang terkena denda atau sedang mengumpulkan donasi hingga bonus, Beny yang memegangnya.

 

 

4 dari 4 halaman

Fans Arema dan David Bechkam

Sebagai pemain asal Malang, tentu Arema jadi klub impian Beny Wahyudi. Dia mengaku bersyukur pernah memperkuat Singo Edan selama 8 musim. Kini, dia seakan memberikan kesempatan kepada pemain muda sebagai penerusnya.

“Sebagai pemain asli Malang, pasti semua ingin main di Arema. Alhamdulillah saya sudah merasakannya,” jelas Beny.

Beragam trofi pramusim dan ISL 2010 sudah dipersembahkannya untuk Arema FC. Prestasi itu membuat kariernya di klub impiannya itu cukup lengkap. Dua periode membela Arema jadi puncak kariernya bersama klub. Beny juga merasakan bermain di dua kompetisi level Asia, LCA dan AFC dengan Arema.  

Bicara tentang klub favorit, tentu tak lengkap jika tidak mengulik tentang pemain yang menginspirasinya. Ternyata, salah satu kelebihan Beny punya umpan silang akurat tak lepas dari pemain idolanya, yakni David Bechkam. Pemain asal Inggris yang sempat membela tim besar Eropa seperti Manchester United dan Real Madrid itu diidolakannya sejak kecil.

“Salah satu idola masa kecil saya Bechkam,” katanya. Alasan itulah yang membuat Beny sempat mengenakan nomor punggung 7 di Arema musim 2014-2017 silam. 

 

Video Populer

Foto Populer