Sukses


Karier Seumur Jagung Luis Manuel Blanco, Pelatih Timnas Indonesia yang Direstui Presiden SBY namun Ditolak Pemain

Bola.com, Jakarta - Nasib tak menyenangkan dialami Luis Manuel Blanco. Pelatih asal Argentina jadi korban dualisme PSSI tak lama setelah kedatangannya ke Indonesia. Kariernya pendek di Timnas Indonesia karena faktor noteknis. Ia bahkan tak sempat memimpin penggawa Garuda berlaga di pentas internasional

Pada 7 Februari 2013, Blanco, yang kala itu berusia 59 tahun diperkenalkan sebagai pelatih timnas senior dan U-23 dengan kontrak selama dua tahun di bawah kepengurusan PSSI Djohar Arifin Husin.

Pengumuman itu sempat membuat dahi pencinta sepak bola Indonesia mengernyit. Pasalnya, mayoritas fans Tim Garuda tidak mengetahui siapa sosok Luis Manuel Blanco. Rekam jejaknya di sepak bola Asia, khususnya Asia Tenggara, sangat kurang.

Saat dikenalkan, ia sempat disebut pernah jadi pelatih timnas U-20 China. Namun, setelah diusut, hal itu tak terbukti lantaran ia diduga hanya jadi pelatih tim U-20 Beijing.

Proses penunjukkan Luis Manuel Blanco sejak awal menyisakan tanda tanya. Djohar Arifin mengklaim penunjukan sang pelatih disetujui Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husin mengatakan kedatangan tim pelatih asal Argentina ini merupakan tindak lanjut pertemuan antara SBY dengan Preseiden Argentina Cristina Elisabet Fernandez de Kirchner, Kamis (17/1/2013).

Salah satu pertemuan itu disebut-sebut membahas kerja sama dalam bidang sepak bola antara kedua negara.

"Ini merupakan lanjutan pembicaraan dua negara antara Indonesia dan Argentina. Manuel Blanco dikontrak dua tahun ke depan untuk menangani Timnas Senior dan Timnas U-23 untuk SEA Games 2013," beber Djohar saat memperkenalkan Luis cs kepada wartawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2/2013).

"Ya, saya disini untuk menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia. Saya berharap bisa membuat Indonesia disegani di persaingan Asia," ungkap Manuel Blanco kelahiran 13 Desember 1952 itu.

Luis datang ke Indonesia membawa dua asistennya, yakni Jorge Gregorio (Asisten Pelatih) dan Marcos Conenna (pelatih fisik).

Penunjukkan membuat Nilmaizar terpental sebagai nakhoda Tim Garuda. Hal yang sudah diprediksi sebelumnya, karena arsitek asal Sumatra Barat itu gagal total di pentas Piala AFF 2012.

Video

2 dari 4 halaman

Tak Berani Bicara soal Pemecatan ke Nilmaizar

Ironisnya, Nilmaizar sama sekali tidak dikabari kalau ia diberhentikan sebagai pelatih Timnas Indonesia. "Saya kaget ketika membaca koran yang memuat berita perkenalan Luis Blanco. Pasalnya, sebelumnya saya sempat diajak PSSI diskusi soal masa depan timnas pasca Piala AFF," kata Nil.

Djohar enggan bicara terang-terangan nasib Nil Maizar di timnas. Ia mengatakan hal ini masih akan dibahas lagi oleh anggota Komite Eksekutif (Exco) dan antara Nil Maizar dengan Luis.

Djohar juga enggan menyebut posisi Luis di timnas.

"Tidak ada yang disingkirkan. Nanti ada pembicaraan khusus lebih lanjut antara Nil dengan Luis. Semua akan bekerja sama," ujar Djohar berkelit.

Perekrutan Manuel Blanco cs pun ada kejanggalan. Pasalnya, pemilihan Manuel Blanco sepertinya tanpa melalui rapat Exco. Ketika didesak wartawan mengenai perekrutan itu, Djohar hanya menjawab singkat.

"Itu urusan kami. Dan ini semua demi Merah-Putih," seloroh Djohar.

Luis berkarier sebagai pesepak bola sejak tahun 1972-1990. Beberapa klub yang pernah dibelanya yakni klub divisi satu Argentina, Lanus Athletic Club, Boca Junior  Atlanta Athletic Club, Toronto Metros, Tigre Athletic.

  Sebagai pelatih, Manuel Blanco tercatat memulai karir kepelatihannya sejak 1991 hingga kini. Terakhir, ia membesut timnas U-20 Cina. Sebelumnya, Luis juga pernah melatih Deportivo Godoy Cruz dan Belgrano Athletic Club.

3 dari 4 halaman

Pemain Mogok Latihan

Apesnya saat hendak memulai latihan persiapan buat keperluan Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014, Luis Blanco seperti tak dianggap oleh para pemain.

Ia sempat dikerjai oleh oknum karyawan PSSI, datang ke Lapangan Halim, Jakarta Timur, untuk memimpin sesi latihan Timnas Indonesia jelang laga Kualifikasi Piala Asia 2015 melawan China dan Arab Saudi, ternyata para pemain justru ada di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Blanco yang kesal dengan kasus ini mengumbar amarahnya dengan menggeber latihan fisik keras di hari-hari awal latihan Timnas Indonesia.

Para pemain Timnas Indonesia pun berontak. Mereka menolak mengikuti sesi latihan yang dipimpin Blanco. Mereka datang ke SUGBK, namun tidak masuk lapangan hanya berdiri-diri saja di area setelban.

"Pelatih gila. Gue tonjok juga ini. Pemain baru bergabung kelelahan usai menempuh perjalanan jauh tiba-tiba disuruh lari belasan kali memutari lapangan," kata Hamka Hamzah, salah satu pilar Timnas Indoensia saat itu.

"Pola latihannya tak jelas. Dia pelatih profesional atau abal-abal sih?" ujar Boaz Solossa, pilar Tim Merah-Putih lainnya.

Pada puncaknya para pemain mogok total menolak menjalani latihan. Mereka menggelar sesi konfrensi pers di Hotel Sultan tempat mereka menginap.

"Mewaliki teman-teman yang gelisah melihat tindak-tanduk pelatih,  kami bersepakat meminta PSSI untuk memecat Luis Blanco dan kemudian mencari pelatih baru," ucap Firman Utina, kapten Timnas Indonesia di hadapan para wartawan.

Blanco dan asisten pelatih yang juga berasal dari Argentina, merespons dengan mencoret sebanyak 14 dari 21 pemain yang dianggap melakukan tindakan indisipliner.

 Melihat perkembangan yang berpotensi memicu konflik besar, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, La Nyalla Mattalitti, mengistirahatkan Luis Blanco. Ia digeser jadi pelatih Timnas U-19.

Sebagai caretaker PSSI menunjuk duo Rahmad Darmawan (Arema FC) dan Jacksen F. Tiago (Persipura Jayapura). "Kami diberi tahu mendadak soal penunjukkan sebagai caretaker Timnas Indonesia. Kami tidak mau tahu ada masalah apa antara pemain dengan pelatih sebelumnya, fokus utama kami menyelamatkan timnas," tutur RD.

 

 

4 dari 4 halaman

Berat Badan Turun karena Stres

Melihat kondisi ini, Blanco akhirnya angkat bicara. Kepada wartawan di Senayan, Jakarta, pelatih yang kala itu berusia 59 tahun itu mengungkapkan keluh kesahnya.

Wajahnya terlihat lesu. Gaya bicaranya pun tidak terlalu berapi-apo. Sangat berbeda ketika pertama kali ia datang ke Indonesia. Sang pelatih asal Argentina itu tak menyangka nasibnya akan seperti ini.

Terombang-ambing oleh manuver-manuver para pengurus PSSI dalam membuat keputusan terkait timnas Indonesia.

Blanco datang dengan membawa misi segudang. Lolos kualifikasi Piala Asia 2015 dan juara Piala AFF 2014 menjadi beberapa janji yang ia ucapkan untuk masyarakat Indonesia. Tapi sepertinya, janji-janji Blanco itu hanya akan menjadi ucapan belaka. Ia sama sekali tak diberi kesempatan untuk membuktikannya.

Bukan hanya wajahnya yang terlihat lesu, berat badannya pun menurun drastis. Pipinya lebih cekung, perut buncitnya pun tidak lagi terlalu terlihat.

Blanco mengungkapkan, berat badannya turun enam kilogram. Saat pertama datang, berat badannya mencapai 87 kg. Sedangkan sekarang hanya 81 kg.

"Iya berat badan saya turun 6 kg disini," kata dia.

Bukan faktor makanan ataupun cuaca yang membuat berat badannya turun drastis. Melainkan beban pikirannya selama berada di Indonesia.

"Bagaimana tidak. Hari ini saya jadi pelatih, tapi besok tidak. Jadi pelatih lagi, tapi tidak jadi lagi," ungkap Blanco dengan nada sedih.

Apes benar nasibmu Senor!

Video Populer

Foto Populer