Sukses


3 Pemain Berpredikat One Hit Wonder di Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Jakarta - Bagi penggemar musik, istilah "One Hit Wonder" mungkin sudah tidak asing lagi. Jika diibaratkan arti frase tersebut ke dunia sepak bola, ada beberapa pemain yang tampil di kancah sepak bola Indonesia yang mengalami hal tersebut.

One Hit Wonder sebenarnya merupakan istilah yang disematkan untuk musisi yang dikenal karena hanya satu single dalam karier mereka. Sebagai contoh ada Vanila Ice dengan hit Ice Ice Baby, kemudian Los del Rio dengan hit Macarena, dan Baha Men dengan Who Let the Dogs Out.

Kalau di Indonesia, mungkin ada Sindentosca dengan hit Kepompong dan Kuburan dengan Lupa-Lupa Ingat. Itulah contoh One Hit Wonder yang memang istilah tersebut sering digunakan di dunia musik.

Namun, istilah tersebut sebenarnya juga cocok untuk disematkan di dunia sepak bola. Pemain yang tampil cemerlang dalam satu musim, atau satu periode, kemudian cenderung tampil biasa saja atau bahkan meredup di kemudian hari, tampaknya juga cocok untuk mendapat predikat One Hit Wonder.

Kali ini, Bola.com mengulas beberapa pemain yang berkiprah di sepak bola Indonesia dan pernah meraih sorotan kegemilangan yang luar biasa dalam satu momen kemudian meredup dan biasa saja.

Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.

 

Video

2 dari 4 halaman

Zulham Zamrun

Zulham Zamrun adalah pemain yang bisa mendapatkan predikat One Hit Wonder. Pemain sayap asal Ternate ini memulai karier profesional  di sepak bola Indonesia bersama klub daerah asalnya, Persiter Ternate pada 2005.

Ia kemudian sempat berseragam Persigo Gorontalo, Pro Duta FC, Persela Lamongan, Mitra Kukar, Persipura Jayapura, Persib Bandung, kembali ke Mitra Kukar, kemudian menjajal peruntungan ke PSM Makassar, dan kini kembali ke Persib Bandung.

Persib Bandung adalah klub di mana Zulham Zamrun bisa melekat dengan predikat One Hit Wonder, tepatnya ketika saudara kembar dari Zulvin ini tampil bersama Maung Bandung di Piala Presiden 2015 dan menjadi juara.

Saat itu, Zulham Zamrun tampil luar biasa bersama Maung Bandung. Dalam setiap laga yang dimainkan Persib di fase grup, Zulham selalu mencetak gol. Bahkan ia berhasil mencetak hattrick saat Persib menang 4-0 atas Martapura FC di laga terakhir fase grup.

Kemudian satu gol dicetak Zulham Zamrun saat memastikan Persib menang 2-1 atas Pusamania Borneo FC di leg kedua perempat final, yang sekaligus memastikan Maung Bandung lolos ke semifinal dengan keunggulan gol tandang setelah agregat 3-3.

Ekspresi pemain Persib, Zulham Malik Zamrun, setelah mencetak gol kedua Persib ke gawang Pusamania Borneo FC dalam laga leg kedua perempatfinal Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Sabtu (26/9/2015). (Bola.com/Arief Bagus)

Pada akhir turnamen, Persib berhasil menjadi juara setelah menang 2-0 atas Sriwijaya FC di pertandingan final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Zulham yang tampil bagus sepanjang turnamen pun didaulat menjadi pemain terbaik Piala Presiden 2015, dan torehan enam gol sepanjang turnamen membuatnya menjadi top scorer di ajang yang sama.

Setelah itu, Zulham Zamrun mencoba peruntungan ke Mitra Kukar, PSM Makassar, sebelum kini kembali ke Persib pada awal 2020 lalu. Namun, bersama dua klub tersebut, dalam setiap musimnya Zulham boleh dibilang tidak terlalu cemerlang. Kegemilangannya di Piala Presiden 2015 belum terulang hingga saat ini.

3 dari 4 halaman

Sylvano Comvalius

Sylvano Comvalius adalah sosok pemain yang juga layak mendapatkan predikat One Hit Wonder di sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak, sudah berpindah-pindah klub sejak mengawali karier pada 2007, pemain asal Belanda ini datang ke Indonesia dan sensasional bersama Bali United pada musim 2017.

Pemain asal Belanda ini menjadi pemain tersubur di Liga 1 2017. Mendapatkan dukungan dari pemain-pemain hebat milik Bali United lainnya, Sylvano Comvalius mampu mengemas 37 gol dalam satu musim, yang membuatnya berhasil memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu musim di sepanjang sejarah Liga Indonesia.

Sylvano Comvalius berhasil memecahkan rekor yang bertahan selama 22 tahun, di mana sebelumnya Peri Sandria menjadi pemegang rekor tersebut dengan torehan 34 gol untuk Bandung Raya pada musim 1994-1995. Sayang, keberhasilannya dalam memperoleh penghargaan individual itu tidak dibarengi keberhasilan timnya untuk menjadi yang terbaik pada musim ini.

Pemain Bali United, Sylvano Comvalius merayakan kemenangan atas PS TNI pada lanjutan Liga 1 2017 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali (20/102017). Bali United menang 2-1. (Bola.com/NIcklas Hanoatubun)

Namun, keberhasilan tersebut tak membuat Sylvano Comvalius memutuskan bertahan di Bali United. Ia memilih hijrah ke Thailand dan bergabung dengan Suphanburi pada 2018 dan kemudian bergabung bersama Kuala Lumpur FC di Liga Super Malaysia pada putaran pertama musim 2019.

Bersama kedua tim tersebut, Sylvano Comvalius tak tampil menawan seperti ketika masih berseragam Bali United. Pemain asal Belanda itu tanpa gol bersama Suphanburi dan hanya mencetak satu gol bersama Kuala Lumpur FC.

Comvalius memutuskan kembali ke Indonesia di pertengahan musim 2019 dengan harapan bisa mengulang suksesnya di Bali United. Pemain yang kini sudah berusia 32 tahun itu bergabung bersama Arema FC pada putaran kedua Liga 1 2019. Tapi, hanya lima gol yang berhasil disumbangkan Comvalius untuk Singo Edan.

Merasa penampilan sang striker tidak maksimal dalam setengah musim tersebut, Arema FC mengirim Comvalius ke Persipura sebagai pemain pinjaman. Namun, Comvalius belum bisa membuktikan kualitasnya bersama Mutiara Hitam karena Liga 1 2020 terhenti lantaran pandemi virus corona.

Dari sepenggal perjalanan karier Comvalius, tentu bisa disimpulkan pemain asal Belanda itu menjadi One Hit Wonder ketika baru datang ke Indonesia dan menjadi top scorer liga untuk Bali United.

4 dari 4 halaman

Aleksandar Rakic

Satu nama lagi yang layak mendapatkan predikat One Hit Wonder di sepak bola Indonesia adalah penyerang asal Serbia, Aleksandar Rakic. Pemain asal Serbia tersebut datang ke Indonesia pada 2018 dan bergabung bersama PS Tira, klub yang kemudian dikenal dengan nama Tira Persikabo.

Aleksandar Rakic bergabung bersama PS Tira setelah bermain untuk klub India, Chennai City. Rakic langsung menyatu dengan tim yang saat itu harus pindah markas ke Bantul itu.

Bukti konkret Rakic mampu menyatu dengan tim adalah pemain asal Serbia itu tampil dalam semua pertandingan di Liga 1 2018. Tak hanya itu, Rakic menyelesaikan 34 pertandingan di Liga 1 2018 dengan menjadi starter dan tidak tergantikan sama sekali. Hasilnya, Rakic mampu mencetak 21 gol dalam satu musim dan menjadi top scorer Liga 1 2018.

Aleksandar Rakic menerima trofi top scorer Liga 1 2018. (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Namun, seperti halnya Comvalius, Rakic hanya satu musim bersama PS Tira. Ia kemudian memutuskan untuk bergabung bersama Madura United yang pada musim 2019 merekrut banyak pemain bintang dan dijuluki Los Galacticos.

Sayangnya, bersama penyerang-penyarang berkualitas seperti Greg Nwokolo dan Alberto Goncalves, Rakic tak bisa memperlihatkan ketajaman seperti saat masih berseragam PS Tira. Rakic hanya mengemas 12 gol dan tampil hanya 29 pertandingan, di mana lima di antaranya ditarik keluar oleh pelatih.

Kini, Rakic memutuskan untuk bergabung bersama Barito Putera di Liga 1 2020. Dalam tiga pertandingan yang sudah dimainkan oleh Laskar Antasari sebelum kompetisi harus terhenti karena pandemi COVID-19, Rakic selalu tampil sebagai starter, tapi belum ada satu gol pun yang dicetaknya.

Sinar kegemilangannya bersama PS Tira pun belum terulang hingga saat ini. Hal tersebut membuat Rakic juga layak dicap sebagai One Hit Wonder saat membela tim yang awalnya bernama PS TNI itu.

Video Populer

Foto Populer