Sukses


Pesona Bruno Silva, Bomber Ganas yang Kadung Setia Kepada PSIS

Bola.com, Semarang - Striker PSIS Semarang, Bruno Silva, berhasil mencuri perhatian publik sepak bola Semarang. Striker jangkung berpaspor Brasil merupakan pilihan utama bagi lini depan tim Mahesa Jenar selama dua musim.

Dalam dua musim terakhir, Bruno Silva sudah cukup membuktikan dirinya adalah striker yang hebat dan tepat untuk PSIS Semarang. Total 21 gol berhasil dicatat pemain kelahiran Sao Paulo, Brasil, 14 April 1991.

Performa Bruno Silva begitu garang pada musim perdananya bersama PSIS di Liga 1 2018. Bruno Silva mampu mencetak 16 gol dan 12 assist dari 31 penampilan.

Bruno kemudian sempat hijrah ke klub Arab Saudi hingga pertengahan 2019. Ia kembali ke PSIS pada putaran kedua Shopee Liga 1 2019 dan menyumbang empat gol dari 14 penampilannya.

General Manager PSIS Semarang, Wahyu Winarto bercerita banyak kepada Bola.com, mengenai sosok Bruno Silva. Sejak sang pemain menjejakkan kakinya pertama kali di Kota Lumpia, hingga menjadi pujaan Wong Semarang seperti saat ini.

Wahyu Winarto merupakan sosok yang ikut berperan besar mendatangkan Bruno Silva ke PSIS. Momentum itu datang ketika tim pujaan Panser Biru dan Snex promosi ke Liga 1 pada musim 2017.

Ia ditugasi oleh petinggi klub PSIS, termasuk CEO klub Yoyok Sukawi, untuk mencari pemain asing yang betul-betul berkualitas. PSIS yang sebelumnya sudah sembilan tahun hanya berkutat di level Liga 2, perlu memiliki pemain hebat.

"Kemudian setelah masuk ke Liga 1, tentunya tidak mudah mencari pemain asing yang betul berkualitas. Saat itu saya ditugasi pak Yoyok Sukawi untuk mencari pemain asing yang tidak sembarangan," ujar GM PSIS Semarang itu.

Video

2 dari 4 halaman

Peran Besar Antonio Telles dan Negosiasi yang Alot

Bruno Silva pertama kali ke Indonesia dibawa oleh agennya, yakni Antonio Telles. Ia merupakan seorang agen yang tidak asing lagi di persepakbolaan Indonesia.

Telles juga memiliki hubungan batin yang cukup kuat dengan PSIS Semarang, karena pernah menjadi pemain Mahesa Jenar pada musim 2008. Bruno Silva termasuk dari enam pemain asing yang ditawarkannya kepada PSIS.

Bruno pun menjadi pemain asing angkatan pertama PSIS yang direkrut begitu promosi ke Liga 1 2018. Selain Bruno, terdapat nama seperti bek Petar Planic dan gelandang Ibrahim Conteh.

"Ada banyak agen pemain asing yang menawarkan diri. Kemudian kami dapat seorang Bruno Silva dari Antonio Telles yang sudah banyak pengalaman di Indonesia termasuk bermain di PSIS," tutur Wahyu.

Dia menawarkan enam pemain asing, kemudian melihat tayangan video kemudian memilih Bruno Silva dengan karakter permainan dan meminta pertimbangan dari pelatih Subangkit saat itu," ucapnya.

Pria yang akrab disapa Liluk tersebut tak menampik begitu sulitnya mendapatkan tanda tangan Bruno Silva. Ia mengaku proses baik saat pertama merekrut Bruno maupun ketika mendatangkannya kembali dari klub Arab Saudi, bukanlah perkara mudah.

Beberapa kali negosiasi yang ditawarkan manajemen PSIS sempat gagal karena ketidakcocokan. Namun, takdir Bruno untuk berseragam PSIS tidak bisa ditolak, karena terbukti hanya mau membela PSIS selama dua tahun berkarier di Indonesia.

"Kekeluargaan di PSIS mungkin menjadi alasan Bruno untuk tetap setia. Di luar lapangan sangat perhatian dengan pemain lain, suporter, manajemen. Hal itu mungkin yang membuat dia kembali lagi ke Semarang. Saat dia di Arab memang ingin segera kembali ke Semarang, merindukan PSIS," paparnya.

"Dia juga berjanji hanya akan bergabung dengan PSIS begitu kembali dari Arab. Padahal beberapa klub sudah menantinya. Bahkan penawaran lebih tinggi deri PSIS, ternyata terbukti kesetiaannya untuk kami sangat besar," jelas Liluk.

3 dari 4 halaman

Bukan Pemain yang Egois

Satu di antara pertimbangan PSIS Semarang merekrut Bruno Silva adalah sang pemain yang begitu memiliki kemampuan lengkap. Tidak hanya soal skill individu, tapi juga naluri mencetak gol yang tinggi.

Pemain bernomor punggung 91 tersebut menurut Liluk adalah tipikal pemain yang tidak egois. Gol yang bisa ia cetak tidak terlalu penting, karena kemenangan menjadi tujuan utama.

Apabila pemain lain memiliki kesempatan mencetak gol yang lebih besar, dia bakal memberikan bola. Ketimbang harus memaksakan diri membobol gawang lawan.

"Dari segi teknik, dia di atas rata-rata. Punya kecepatan dan skill luar biasa. Tipe striker yang tidak egois, bisa bekerja sama dengan pemain lain. Terbukti dia bisa berkolaborasi dengan Hari Nur dan Septian David. Sulit membedakan ketiganya karena saling mengisi," beber Liluk.

"Perpaduan ketiga pemain depan yang kami miliki sangat bagus. Pemain lawan kesusahan menjaga ketiganya," imbuhnya.

4 dari 4 halaman

Seperti Pelawak

Fakta menarik lainnya adalah Bruno Silva pernah dianggap manajemen PSIS Semarang seperti seorang pelawak. Sosok dan tingkah lakunya yang mengundang kelucuan menjadi alasan.

Wahyu Winarto bercerita bersama petinggi klub, termasuk Yoyok Sukawi, menyebut Bruno layaknya seperti pelawak ketimbang pemain sepak bola. Hal tersebut mengundang tawa di lingkungan manajemen klub PSIS

Namun, dugaan para petinggi PSIS meleset. Dengan skill dan teknik yang dimiliki Bruno, ternyata di luar penilaian banyak orang. Ketajaman Bruno membobol gawang lawan hingga perannya yang penting di lapangan menjadi sebuah pembeda dari pemain lain.

Terbukti dalam dua musim menjalani persaingan di Liga 1, PSIS mampu berjuang keras. Meski sempat tertatih-tatih di awal musim, PSIS mampu bangkit dan tak lepas dari peran Bruno Silva.

"Pertama kali dia datang, banyak dari kami yang bertanya Bruno ini pemain sepak bola atau pelawak. Mungkin karena dia baru pertama di Indonesia, belum bisa berbahasa Indonesia, dan bahasa Inggris pun juga tidak begitu lancar. Beruntung kami punya staf yang bisa bahasa latin," terang anggota DPRD Kota Semarang itu.

"Bruno memang garang di lapangan, tapi di luar lapangan dia begitu humble, suka guyonan. Banyak video tentang kekonyolannya yang dia unggah," tegas Liluk.

Video Populer

Foto Populer