Sukses


Mengenang Almarhum Miroslav Janu, Pelopor Formasi 4-4-2 di Liga Indonesia

Bola.com, Jakarta - PSM Makassar pernah memakai jasa Miroslav Janu untuk menangani tim di era Liga Indonesia. Meski gagal mempersembahkan trofi juara, sentuhan pelatih berpaspor Republik Ceko tetap dikenang suporter Juku Eja. Raihan dua kali runner-up secara beruntun serta aksi trengginas PSM di setiap laga dengan pola 4-4-2 jadi nilai plus buat Janu.

Janu pertama kali menginjakkan ke Indonesia pada pertengahan 1992. Ia didatangkan oleh Erwin Aksa yang baru saja mengambil kendali kepengeloaan PSM dari Reza Ali.

Namun, Janu tak langsung menangani PSM. Erwin kala itu tak kuasa menolak permintaan khusus Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo yang berambisi membawa Persigo promosi ke Divisi I. Kebetulan Liga Indonesia 2003 juga belum dimulai. Maka, Janu pun dipinjamkan ke Persigo yang akhirnya sukses ke Divisi 1 bersama Persiwa Wamena.

Janu kembali ke PSM jelang Liga Indonesia 2003 yang untuk kali pertama memakai sistem kompetisi penuh. Di PSM, Janu didampingi Tony Ho, Assegaf Razak (asisten pelatih), Benny Huwae (pelatih fisik) dan Herman Kadiaman (pelatih kiper).

Perekrutan pemain pun disesuaikan dengan pola 4-4-2 ala Janu. Saat itu, pola 4-4-2 masih asing di kompetisi Indonesia. Dimana mayoritas klub memakai pola 3-5-2 dengan satu bek sebagai libero.

Disiplin dan tegas kala melatih adalah ciri yang melekat pada Janu. Mantan bek tim nasional Republik Ceko ini tak jarang memanggil khusus pemain yang dinilai tak menjalankan intruksinya.

"Tapi, diluar lapangan, coach Janu adalah pribadi yang baik. Tak ada sekat diantara kami. Ia juga sangat perhatian ke tim," kata Herman Kadiaman kepada Bola.com, Jumat (8/5/2020).

Menurut Herman, Janu selalu melibatkan seluruh asisten dan kapten tim untuk berdiskusi sebelum menghadapi lawan. "Karena sudah menjadi kesepatan bersama, coach Janu biasanya langsung mempertanyakan ke pemain bila ia menilai penampilan tim tak sesuai intruksinya."

 

Video

2 dari 3 halaman

Pemain-pemain yang Bersinar di Bawah Arahan Miroslav Janu

Bersama PSM, Janu langsung mencuri perhatian. Pada musim pertama, Juku Eja berada di peringkat dua Liga Indonesia 2003 dibawah sang juara Persik Kediri. Pada musim itu, striker PSM, Oscar Aravena menjadi topskor kompetisi dengan 31 gol.

Musim berikutnya, penampilan PSM kian mengilap meski pada putaran kedua tak lagi diperkuat Cristian Gonzales yang kena sanksi akibat melakukan pemukulan terhadap offisial Persita Tangerang. Di putaran kedua Liga Indonesia 2004, manajemen PSM mendatangkan tiga pemain asal Kamerun, Christian, Abanda Herman dan Marc Orland Etogou.

Berkat sistem yang sudah tertata sejak musim sebelumnya, penampilan PSM tetap jadi momok buat lawan. Namun, Juku Eja kembali gagal meraih trofi juara setelah di pengujung kompetisi kalah selisih gol dengan Persebaya Surabaya yang sama-sama mengoleksi poin 61.

Meski gagal, pola 4-4-2 ala Janu di PSM mendapat apresiasi manajemen tim nasional Indonesia di mana enam pemain PSM, Irsyad Aras, Jack Komboy, Ortizan Solossa, Syamsul Chaeruddin, Ponaryo Astaman dan Charis Yulianto masuk skuat merah putih menghadapi Piala Tiger (AFF) 2004.

 

3 dari 3 halaman

Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung

Dua musim bersama PSM, Janu memilih pulang ke negaranya dan menjadi asisten pelatih di klub elit Liga Ceko, Slavia Praha. Hanya semusim di Liga Ceko, Janu kembali ke Indonesia. Ia menerima tawaran manajemen Arema Malang.

Bersama Janu, Arema menembus 8 Besar Liga Indonesia 2007. Selepas musim, Janu kembali ke Slavia Praha untuk menangani tim muda klub itu. Jelang Liga Indonesia 2010-2011, Janu kembali ke Arema yang baru saja meraih trofi juara Liga Indonesia 2009-2010. Di klub kebanggaan publik Malang ini, Janu kembali hanya mampu membawa tim asuhannya bertengger di peringkat kedua.

Semusim kemudian, giliran Persela Lamongan merasakan sentuhan tangan dingin Janu. Bersama Janu, Persela mampu mencuri perhatian dengan bertengger di peringkat empat di akhir kompetisi musim 2011-2012. Inilah prestasi tertinggi klub asal Lamongan itu di pentas Liga Indonesia.

Dari Persela, Janu hengkang ke Persebaya DU yang berambisi promosi ke Liga Super Indonesia. Namun, di masa persiapan tim, Janu terkena serangan jantung pada 24 Januari 2003. Sebelumnya, ia terjatuh di kamar mandi di Apartemen Arya Duta, Surabaya. Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya. Namun, tindakan medis untuk menyelamatan nyawa Janu gagal.

Video Populer

Foto Populer