Sukses


Kontradiksi Karier Luciano Leandro: Pemain Idola PSM, Terpental Kala Menjadi Pelatih

Bola.com, Makassar - Kiprah Luciano Leandro sebagai pemain kental mewarnai pentas Liga Indonesia. Rambut gondrong, gocekan dan liukan indah saat melewati pemain tim lawan serta umpan terukur jadi ciri khasnya.

Tak ayal, ia langsung menjelma jadi idola suporter PSM Makassar, klub pertamanya di kompetisi kasta tertinggi tanah air.Luciano bersama dua rekan senegaranya, Marcio Novo dan Jacksen Tiago adalah rekrutan pemain asing pertama di PSM.

Manajemen Juku Eja yang dikelola Nurdin Halid berharap trio ini mampu mengembalikan pamor klub kebanggaan Kota Daeng setelah terpuruk pada Liga Indonesia 1994-1995.

Bersama trio Brasil ini, PSM kembali ke habitatnya sebagai klub papan atas Indonesia. Di penyisihan wilayah, mereka bertengger di peringkat atas sekaligus meraih tiket 8 Besar.

Di Stadion Gelora Bung Karno, Juku Eja menyapu bersih kemenangan di Grup C yang dihuni Persib Bandung, Mataram Indocement dan Persipura Jayapura.

Pada semifinal, skuat M. Basri kembali menghadapi Persipura Jayapura. Sempat tertinggal 1-3 sampai 15 menit terakhir babak kedua, PSM akhirnya lolos ke final dengan kemenangan 4-3.

Sayang, di laga puncak, penampilan PSM mengalami antiklimaks dan takluk 0-2 dari Mastrans Bandung Raya. Peruntungan tertinggi Luciano di PSM ditakdirkan hanya sampai peringkat dua.

Di level internasional, meski menjadi pemain terbaik, luciano gagal membawa PSM meraih trofi juara di Piala Bangabandhu 1996, Bangladesh. Di partai puncak, PSM kalah 1-2 dari tim nasional Malaysia.

Tak pernah membawa PSM meraih prestasi tertinggi, penampilan Luciano tetap dikenang kalangan suporter PSM. Seperti diungkap Sadat Sukma, Sekjen Red Gank. Di mata Sadat, aksi Luciano bersama PSM lebih baik dari Wiljan Pluim, playmaker idola suporter PSM saat ini.

"Kala itu, Stadion Andi Mattalatta Mattoangin sudah disesaki penonton sejak sebelum kick-off. Tujuannya cuma satu, kami ingin berpesta menikmati aksi Luciano Leandro yang memberikan PSM kemenangan," kenang Sadat.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Terpental saat Menjadi Pelatih

Situasi yang dialami Luciano Leandro berbanding terbalik ketika ia menjadi pelatih PSM Makassar pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Ia hanya mendampingi tim pada tiga partai awal dengan hasil satu kali menang dan dua kalah. Masing-masing mengalahkan Persela Lamongan 2-1 di Makassar.

Dua kekalahan terjadi di kandang lawan. Masing-masing takluk 1-2 dari tuan rumah Semen Padang dan kalah 0-1 dari Perseru di Serui. Pada 18 Mei 2016, manajemen PSM pun memutuskan memecatnya karena dinilai tak memenuhi ekspektasi.

Sejatinya, sinyal pemecatan Luciano sudah terlihat pada masa persiapan tim. Dimana dua dari tiga pemain bawaannya dari Brasil, Jean Phelipe (stoper) dan Carlos Eduardo (striker) dipulangkan manajemen PSM. Hanya Alex de Souza yang bertahan. Sebagai gantinya, manajemen merekrut dua pemain Pantai Gading, Boman Aime dan Lamine Diarrassouba.

Sinyal itu makin menguat usai perhelatan Trofeo Persija di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Pada ajang itu, PSM kalah 0-2 dari Bali United dan kalah 1-4 (adu penalti) dari Persija Jakarta. Vonis pun dijatuhkan setelah hasil minor pada tiga laga awal TSC 2016.

Manajemen PSM menutup mata fakta Semen Padang dan Perseru adalah tim yang sulit dikalahkan tim manapun saat itu. Apalagi materi pemain PSM saat itu hanya Alex yang merupakan pemain rekomendasi Luciano.

Kepada Bola.com yang menemuinya setelah mendapat pemberitahuan dari manajemen PSM, Luciano mengaku berbesar hati menerimanya.

"Saya sangat mencintai PSM Makassar, tim yang membesarkan nama saya di Indonesia. Saya sudah berusaha keras menangani tim meski tidak sesuai dengan kondisi yang dijanjikan. Tapi, saya tak akan mempermasalahkan. Semoga saya dan PSM kembali berjodoh di masa depan," kata Luciano ketika itu.

Video Populer

Foto Populer