Sukses


Alasan Klub Liga 2 Ingin Pecah Kongsi dengan PT LIB dan Bentuk Operator Baru

Bola.com, Jakarta - Klub-klub Liga 2 2020 ingin pecah kongsi dari PT Liga Indonesia Baru (LIB), perusahaan yang memutar kompetisi. Mayoritas tim dari kasta kedua Liga Indonesia itu berencana untuk mendirikan operator baru.

"Beri kesempatan kami bertahap untuk mandiri. Liga 1 ada operator. Liga 2 juga ada wadahnya. Sehingga meringankan beban PT LIB. Kami bertahap mengelolanya sendiri," ujar Gede Widiade, Presiden Persiba Balikpapan, kontestan Liga 2.

Menurut Gede, dengan operator baru nantinya, beban PT LIB bakal berkurang. Misalnya, di musim ini saja, perusahaan yang berdiri pada 2007 itu harus membagikan Rp1,15 miliar sebagai subsidi untuk 24 kontestan.

Selama ini, Liga 2 berada di bawah naungan PT LIB. Namun, klub-klub tidak memiliki saham. PT LIB kerap dianggap mengistimewakan Liga 1. Karena itu pula, kecemburuan bisa muncul. Mulai dari perbedaan subsidi hingga pembagian sharing dari siaran televisi.

Jika hengkang dari PT LIB, Liga 2 bakal memiliki operator baru. Segala sesuatu mengenai teknis kompetisi mulai dari subsidi, hak siar, dan sponsor bakal berbeda dengan Liga 1. Dari kabar yang beredar, perusahaan pengganti PT LIB nantinya akan bernama PT Liga Indonesia Modern (PT LIM).

Gede akan melaporkan saran dari para peserta Liga 2 kepada PSSI mengenai rencana pisah dengan PT LIB dan membentuk operator baru. Mantan Direktur Persija Jakarta ini berharap gagasan dari pihaknya dapat disetujui.

"Ini masih usulan. Saya sangat respek. Masukan teman-teman punya komitmen ke depan. Setelah pandemi virus corona reda, kami sowan ke PSSI untuk memberikan masukan," imbuh Gede.

"Kalau terjadi apa-apa, PT LIB wanprestasi, kami yang jadi masalah. Sekarang tidak ada keterkaitan hukum dengan PT LIB. Kami butuh waktu, kalau disetujui, kami bentuk badan usaha," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan Kami

2 dari 3 halaman

Harus Diisi Orang Profesional

Manajer Semen Padang, Effendi Syahputra mengatakan bahwa operator baru Liga 2 nantinya belum pasti bernama PT LIM. Namun, politikus Partai Perindo ini memastikan bahwa perusahaan penggerak kompetisi harus diisi oleh pihak yang berkompeten.

"Operator baru nantinya harus diisi oleh orang-orang profesional yang mampu menaikkan nilai-nilai marketing Liga 2 yang selama ini hanya dijadikan alat partner saja terkait komersial," imbuh Effendi.

"Sehingga, Liga 2 punya nilai jual yang bagus untuk dijual nanti dan muaranya tentu adalah bagaimana anggota Liga 2 punya kepastian baik dalam hal dana dan penjadwalan kompetisi," ucapnya.

Manajer PSIM Yogyakarta, David Hutauruk masih belum bisa berbicara banyak mengenai pembentukan PT LIM. Saat ini, tuturnya, perlu ada pengkajian lebih mendalam terlebih dahulu.

"Ini baru opsi. Kapan akan dibentuk, tentu harus disepakati. Jadi opsi ini memang menurut saya bagus untuk klub karena akan memaksimalkan peran dari klub-klub Liga 2," ucap David.

"Cuma perlu dikaji juga pasar dari klub-klub Liga 2 seperti apa. Apakah sponsor sudah mau menyerap atau belum. Masalah kapan diterapkannya mungkin bisa 2021 atau 2022. Tergantung nanti dari kajian kami," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Demi Kepastian Klub Liga 2

Presiden Sulut United, Bima Sinung mengungkapkan bahwa opsi untuk mendirikan operator baru demi memberikan kepastian kepada klub Liga 2. Selama ini, katanya, tim-tim Liga 2 hanya dijadikan pelengkap oleh PT LIB.

"Latar belakang ide ini terungkap karena adanya ketidakpastian antara PT LIB dengan klub. Baik itu kepastian hukum. Apapun itu kepastiannya tidak ada. Jadi, profesionalisme dalam menjalankan bisnis atau apapun itu, sangat dibutuhkan. Artinya apa, dengan adanya operator baru, kami berharap mungkin adanya profesional yang akan diisi semua profesional. Disitu akan terlihat bahwa kinerja antara klub dengan operator sangat sinergi," imbuh Bima.

"Jadi memang benar yang dibilang, selama ini kami cuma dijadikan bonus. Kami bukan pemegang saham. Kami tinggal menunggu saja kira-kira Liga 2 dapat subsidi berapa musin depan. Jadi mohon dimengerti bahwa adanya ide operator baru ini bukan untuk membuat suatu operator tandingan atau suatu apa, kami mau ini demi kepentingn pesepakbolaan yang lebih profesional," terangnya.

Video Populer

Foto Populer