Sukses


Kurniawan Dwi Yulianto, Asal Mula Panggilan Kurus, dan Peran Penting Danurwindo

Bola.com, Jakarta - Sebagai pemain Kurniawan Dwi Yulianto sudah mendapatkan segalanya. Mulai dari bermain di Eropa, membela belasan klub di tanah air serta meraih dua trofi juara Liga Indonesia.

Ia juga sempat menjadi pencetak gol terbanyak di tim nasional Indonesia sebelum dipecahkan oleh juniornya, Bambang Pamungkas. Kurniawan Dwi Yulianto mengawalinya kariernya di sepak bola saat tergabung di Diklat Salatiga yang banyak melahirkan pemain pada 1990.

Saat itu, ia masuk bersama sepuluh pemain yang terpilih. Layaknya anak baru, Kurniawan mendapat sambutan dari pemain yang lebih dulu masuk di Diklat Salatiga. Karena perawakannya yang kecil, ia mendapat panggilan Si Kurus.  Begitu juga dengan rekan seangkatannya, Kurnia Sandy yang mendapat julukan biting (lidi) karena tinggi dan kurus.

"Saya tak masalah mendapat panggilan itu. Apalagi dengan nama itu, bisa memudahkan berbaur dengan senior," kenang Kurniawan pada channel youtube sportOne.

Sebagai striker, Kurniawan dikenal memiliki kecepatan lari yang kencang untuk membuka ruang dan mengintip peluang mencetak gol. Ia mengaku mengembangkan kemampuan itu saat mengikuti latihan di Diklat Salatiga.

Kurniawan bercerita saat di Diklat Salatiga dua kali sepekan ada program lari dengan kecepatan tinggi pada daerah tanjakan. Selain itu ada juga latihan gym di yang tersedia.

"Bisa jadi karena latihan itu. Tapi, memang situasi dan kondisi saat itu beda dengan sekarang. Saat ini, pendekatannya lebih ke Sports Science," kata Kurniawan.

Tak lama di Diklat Salatiga, Kurniawan mendapat panggilan masuk ke Diklat Ragunan, Jakarta. Di Ragunan yang saat itu menjadi kawah candradimuka pemain muda, Kurniawan berlatih bersama dengan pemain masa depan dari berbagai wilayah di Tanah Air. Termasuk Izaac Fatari, striker asal Papua yang kala itu kerap memperkuat tim nasional junior.

Kurniawan mengaku menyimpan kenangan tersendiri dengan Izaac yang meninggal karena kecelakaan kapal laut di perairan Sorong, 7 Agustus 2004. "Dia sering menyuruh saya mencuci sepatu bolanya. Meski dikenal galak, sebenarnya Izaac berhati baik," kenang Kurniawan.

Belakangan, Kurniawan Dwi Yulianto jadi penerus Izaac sebagai strker di PSM Makassar.

 

2 dari 3 halaman

Peran Penting Danurwindo

Pada kesempatan itu, Kurniawan juga mengungkapkan peran penting sosok Danurwindo dalam perjalanan kariernya sebagai pemain dan kini bersatus pelatih.

"Om Danurwindo bagi saya adalah pelatih, orang tua sekaligus teman diskusi selama berkarier di sepak bola," tegas Kurniawan.

Danurwindo adalah pelatih yang membawa Kurniawan dan kawan-kawan berguru ke Italia lewat proyek Primavera. Ketika masih berstatus pemain aktif, Kurniawan menunjuk Widodo Cahyono Putera dan Indriyanto Nugroho sebagai rekan duet yang banyak membantu untuk memaksimalkan kemampuannya dalam mencetak gol.

"Kami saling mengisi. Keduanya adalah striker yang memiliki kemampuan komplit dan bertipe melayani. Sedang saya adalah striker yang mengandalkan kecepatan dan membuka ruang untuk mencetak gol," kata Kurniawan.

Setelah gantung sepatu dan memilih meneruskan karier sebagai pelatih, Kurniawan banyak mendapat pengarahan dan kesempatan dari Danurwindo.

"Setelah memulai karier dengan melatih akademi sepakbola, saya mendapat kesempatan menjadi asisten pelatih tim nasional berkat arahan Om Danurwindo," terangnya.

 

3 dari 3 halaman

Pelatih Sabah

Kini Kurniawan berstatus pelatih Sabah FA, klub Liga Super Malaysia. Seperti di Indonesia, kompetisi di Malaysia juga terhenti karena pandemi Covid-19.

Rencananya, kalau disetujui oleh pemerintah Malaysia, kompetisi kembali dilanjutkan pada September dengan sistem satu putaran saja. Kemudian dilanjutkan dengan Piala Malaysia, Oktober sampai November.

"Rencana jadwal ini sudah sesuai dengan rata-rata durasi kontrak pemain dan pelatih yang berakhir pada Desember mendatang," terang Kurniawan.

Kurniawan mengapresiasi Federasi Sepakbola Malaysia dan operator liga yang cepat tanggap menyelesaikan masalah gaji dan kontrak pemain.

"Mereka mendorong klub dan pemain agar duduk bersama membicarakan masalah ini. Dari hasil pembicaraan, pemotongan gaji variatif antara 5 sampai 15 persen," ungkap Kurniawan.

Operator akan turun tangan bila tak kesepakatan antara klub dengan pemain. "Operator juga sudah batasan pemotongan gaji yang variatif tergantung nilai kontrak pemain," pungkas Kurniawan.

 

Video Populer

Foto Populer