Sukses


7 Legenda Persik dengan Julukan Kocak: Mulai Nama Pelawak, Binatang, hingga Anak Mak Lampir

Bola.com, Jakarta - Persik Kediri, klub tradisional asal Jawa Timur, memiliki segudang cerita, baik itu yang bernilai historis, sampai yang bisa membuat sunggingan senyuman di bibir. Satu di antara kisah unik dan lucu adalah julukan para legenda klub, mulai dari nama pelawak, binatang, hingga anak mak lampir.

Dalam komunitas para pesepak bola selalu ada nama panggilan atau julukan khas bagi tiap pemain. Sebutan ini bukan untuk saling melecehkan. Namun lebih bersifat untuk saling mengakrabkan hubungan antarpemain dalam sebuah tim, termasuk tim Persik Kediri.

Cristian Gonzales misalnya, mendapat julukan El Loco, atau Si Gila. Tentu maknanya berkonotasi positif, merujuk pada kehebatan sang pemain di kotak penalti lawan.

Selain itu, ada Budi Sudarsono, pemain depan yang malang melintang di Indonesia. Ia pernah mendapat julukan Si Piton sepanjang kariernya di sejumlah klub sepak bola Tanah Air, mulai dari Persik, Persija, hingga Persib, lantaran kelincahannya di atas lapangan.

Dalam perkembangan kehidupan berikutnya, nama asli si pemain akhirnya hilang. Bahkan mereka lebih terkenal dan sering disapa dengan nama panggilan akrab atau julukan tersebut. Berikut tujuh nama dan julukan unik para legenda Persik.

 

Video

2 dari 8 halaman

1. Harianto 'Sapari'

Jika Anda menyebut nama Harianto di kalangan para pemain lawas seangkatannya, mereka pasti lebih suka dan fasih memanggil kapten Persik ini dengan panggilan Sapari.

"Panggilan Sapari itu yang memberikan para senior saya di Persebaya, seperti cak Mursyid Effendi, Ajid, Putu Gede, dan Hartono. Awalnya hanya untuk guyonan. Akhirnya kebablasan sampai sekarang saya lebih sering dipanggil Sapari," kata Harianto.

Kisah munculnya nama Sapari diindetikkan dengan nama salah satu pelawak anggota Ludruk Kartolo cs. yang saat itu sedang tenar di Surabaya.

"Sebenarnya Sapari itu nama pelawak Kartolo cs. Saya tak tahu sama senior-senior dipanggil Sapari. Padahal saya orangnya tak bisa melucu," ucap Harianto yang mengawali karir di klub KSI milik Suroso Mangunsubroto bersama Budi Sudarsono.

 

 

3 dari 8 halaman

2. Kusnul Yuli 'Badak'

Panggilan Badak untuk Kusnul Yuli dimulai ketika pemain yang berposisi sebagai bek dan sayap ini bergabung di Persema Malang.

Menurut Berta Yuwana Putra panggilan Badak itu pertama kali diberikan Siswantoro kepada Kusnul Yuli. "Kusnul Yuli dipanggil Badak, karena posturnya yang kuat dan tak kenal lelah. Dia kalau lari cepat dan cenderung lurus terus, sulit membelokkan badannya," tutur Berta Yuwana.

Kelebihan lain, Kusnul Yuli akan menabrak siapa saja yang menghalangi pergerakannya. "Saat latihan di Persema, siapa pun pasti terpental bila adu badan dengan Kusnul Yuli. Akhirnya sama Siswantoro dijuluki Badak," ujarnya.

 

4 dari 8 halaman

3. Berta Yuwana 'Gogon'

Pemain imut berposisi gelandang ini dipanggil Gogon karena gaya rambutnya yang dijambul seperti ciri khas pelawak Srimulat. Lagi-lagi Siswantoro yang memberikan nama baru Gogon kepada Berta Yuwana.

"Pak Sis (Siswantoro) yang pertama kali memanggil saya Gogon. Saat masih di Persema, saya memang suka gaya rambut dijambul depan," katanya.

Sebenarnya ketika pindah ke Persik, Berta Yuwana berusaha menghilangkan panggilan Gogon dengan cara mengubah potongan rambutnya. Namun panggilan itu telah terlanjur melekat pada dirinya dan disukai rekan sesama pemain.

"Awalnya saya agak risih diberi nama dan disamakan dengan Gogon Srimulat. Makanya saya ubah potongan rambut. Eh, tak tahunya sampai sekarang teman-teman lebih senang memanggil saya Gogon. Ya sudah, akhirnya saya ikhlas dipanggil Gogon," ungkap Berta Yuwana yang saat ini sebagai ajudan Kepala Dispora Pemprov Jatim ini.

 

5 dari 8 halaman

4. Siswantoro 'Robot'

Karena Kusnul Yuli dan Berta Yuwana diberi nama panggilan baru oleh Siswantoro, keduanya pun tak mau kalah.

Kusnul dan Berta juga mencari nama yang cocok untuk Siswantoro yang disesuaikan dengan gaya mainnya di lapangan. Akhirnya muncul panggilan Robot untuk Siswantoro.

"Siswantoro itu posturnya tinggi. Sehingga gerakan badannya tampak kaku. Nah, kami menemukan kata Robot untuk Siswantoro. Karena kami sering memanggil dia Robot, akhirnya teman-teman sering memanggil Siswantoro dengan nama Robot," kata Berta Yuwana.

Selain kaku, lanjut Berta Yuwana, tubuh Siswantoro juga keras. "Apa mungkin karena badan Siswantoro yang cenderung kurus, akhirnya tulangnya tampak keras. Sampai sekarang kami lebih sering saling menyapa dengan julukan itu. Bukan nama asli. Tapi ini malah membuat kami makin akrab," jelasnya.

 

6 dari 8 halaman

5. Wawan Widiantoro 'Permen'

Julukan Permen bagi Wawan Widiantoro ini, sebenarnya agak rasial. Karena panggilan ini berhubungan dengan wajah sayap terbaik yang pernah dimiliki Persik ini.

Maaf, mulut Wawan Widiantoro yang agak monyong membuat rekan setim di Persik memberi nama Permen.

"Teman-teman memang usil. Kalau diamati mulut Wawan kan seperti mengunyah permen. Jadi kami memanggilnya Permen," kata Harianto.

Menurut Berta Yuwana, saat Wawan Widiantoro bicara pun mulutnya seperti mengunyah permen karet.

"Teman-teman ada yang memanggil Wawan Permen atau Ayet. Ayet itu kependekan dari Karet. Jadi akhirnya Wawan biasa dipanggil Permen, Ayet, atau lengkapnya Permen Karet," seloroh Berta Yuwana.

 

7 dari 8 halaman

6. Andi Yanuar 'Rampok'

Andi Yanuar adalah kapten tim Persik saat Divisi I 2001-2002. Jabatan ini diemban pemain asal Surabaya ini, sebelum Harianto bergabung dengan Macan Putih.

Winardi, kakak kandung Andi Yanuar, mengungkapkan nama Rampok diberikan pemilik klub di Surabaya. Itu terjadi saat Andi Yanuar masih jadi pemain belia. Kalau istilah sekarang jadi siswa SSB. Andi Yanuar saat kecil memang suka usil terhadap teman-temannya.

"Suatu ketika, usai bertanding pemilik klub membagikan kue kepada para pemain. Andi sudah mengambil jatahnya dan dibawa pulang. Tapi dia balik lagi, dan merampas punya temannya. Nah, dari situ muncul nama Rampok itu," ungkap Winardi yang juga pengusaha jersey di Kota Batu ini.

Akhirnya merebut jatah kue dari temannya ini menjadi kebiasaan Andi Yanuar. "Rumah kami di Surabaya dekat Gelora 10 Nopember. Tapi saat tim anak-anak itu main di luar daerah, Andi Yanuar jadi terbiasa merebut kue temannya. Akhirnya, jika ada pembagian kue Andi Yanuar diberi lebih agar tak merampas milik temannya," ucapnya.

 

8 dari 8 halaman

7. Patwawi 'Grandong'

Legenda yang ikut memberi gelar Persik juara Divisi Satu 2002 dan Utama 2003 ini bertubuh gempal. Saat jadi pemain, Patwawi juga punya ciri khas dengan rambut gondrong.

Tubuh gempal dan rambut gondrong sebuah kombinasi yang pas untuk Patwawi yang berposisi sebagai bek. Sehingga penampilannya memberi kesan sangar bagi lawan. Apalagi karakter permainan pemain asal Tulungagung ini juga keras dan tak kenal kompromi. Dia pernah jadi duet menakutkan bersama Juan Carlos Tapia, pemain asing Persik asal Cile.

Nama Grandong muncul ketika masa ketenaran sinetron Misteri Gunung Merapi di mana ada tokoh antagonis Mak Lampir dengan anak didiknya bernama Grandong.

Nah, karena postur dan rambut gondrong yang dimiliki Patwawi dianggap seperti Grandong, maka panggilan Grandong pun disematkan kepada Patwawi.

Video Populer

Foto Populer