Sukses


Pesona 5 Pesepak Bola Asal Jawa Tengah dan Yogyakarta yang Punya Pamor Hebat

Bola.com, Solo - Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ikut menjadi daerah penyumbang pesepak bola penuh talenta dalam sejarah sepak bola di Indonesia. Banyak pemain yang akhirnya punya nama besar yang berasal dari wilayah tengah Pulau Jawa ini.

Setelah generasi pertama terbentuknya PSSI dengan melahirkan pesepak bola seperti Maladi yang lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah maupun DIY seperti tak pernah berhenti mencetak bibit unggul pesepak bola.

Banyak klub-klub legendaris dan besar dari wilayah ini. Termasuk pernah memiliki pusat pendidikan bagi pesepak bola besar di Tanah Air. Bisa disebut wilayah ini ikut menjadi barometer sepak bola Indonesia.

Kiprahnya berpengaruh terhadap prestasi klub maupun individu yang diraih. Tidak hanya di level klub, sebagian sukses di klub lain bahkan memberikan sumbangsih untuk negara dengan bermain di Timnas Indonesia.

Bola.com merangkum sejumlah pesepak bola yang berasal dari wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, dengan memiliki nama besar di persepakbolaan Indonesia, terutama bersama klub-klub Jawa Tengah dan Yogyakarta. Berikut ulasannya:

Video

2 dari 6 halaman

Agung Setyabudi

Pria kelahiran Solo, 2 November 1972 ini malang-melintang di klub-klub besar Tanah Air. Setelah lulus dari Persis Solo Junior pada medio 1989-1990, Agung Setyabudi lantas masuk ke Diklat Ragunan.

Arseto Solo menjadi klub profesional pertamanya dengan langsung menjadi juara kompetisi Galatama 1992. Selama enam tahun bermain untuk Arseto, ia kemudian hijrah ke PSIS Semarang menyusul tim yang dibelanya membubarkan diri pada 1998.

Gelar juara Liga Indonesia 1999 langsung dipersembahkannya untuk PSIS. Bahkan ia turut andil dalam gol tunggal kemenangan Tugiyo ke gawang Persebaya di partai final. Bola pertama sebelum Tugiyo mencetak gol, adalah dari tendangan keras Agung.

Agung kemudian pindah ke Persebaya dan sempat kembali ke PSIS sebelum mengakhiri karier sebagai pesepak bola di Persis Solo pada 2005 hingga 2007. Bersama Persis, dia membawa tim Laskar Sambernyawa jadi runner-up Divisi I musim 2006 sekaligus promosi ke Divisi Utama.

Prestasinya bersama Timnas Indonesia tak kalah mentereng. Agung memulai kiprah bersama tim Merah-putih sejak SEA Games Singapura 1993. Terakhir kalinya berseragam Timnas Indonesia adalah Piala Asia 2004 di China dengan menyandang kapten tim.

Secara keseluruhan, Agung Setyabudi memiliki jumlah penampilan sebanyak 53 laga bersama Tim Merah-Putih. Setelah pensiun dari sepak bola pada 2007, dirinya sempat menjadi pelatih Persis Solo pada musim 2013-2014.

3 dari 6 halaman

Kurniawan Dwi Yulianto

Satu di antara pemain besar yang pernah dilahirkan Indonesia. Pemain berjulukan Si Kurus ini lahir di Magelang, 13 Juli 1976.

Kurniawan adalah aset berharga dengan segudang pengalaman. Sejak masih belia, bakatnya sudah diprediksi bakal menjadi pesepak bola besar. Kurniawan sebagai jebolan program PSSI Primavera, juga pernah belajar di klub Serie A Italia, Sampdoria.

Kemudian ia malang-melintang di sepak bola Indonesia dengan bergabung di banyak tim besar, di antaranya Pelita Jaya, Persija Jakarta, PSM Makassar, hingga Persebaya Surabaya.

Selain itu, ia juga pernah membela klub tanah kelahirannya, PPSM Magelang, pada 2012. Kurniawan juga pernah membela PSS Sleman pada musim 2006-2007.

Dirinya ikut berjibaku membawa PSS bersaing untuk merebut tiket ke ISL. Kurniawan menjalani satu musimnya di PSS dengan cukup apik. Ia mampu mencetak 11 gol dari 16 penampilannya.

Sama halnya seperti Agung Setyabudi, Kurniawan Dwi Yulianto cukup moncer di level Timnas Indonesia. Ia sudah menjadi andalan pada ajang SEA Games 1997 sampai Piala Tiger (AFF) 2004.

Bersama Timnas Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto mencatat 59 kali penampilan dan koleksi 33 gol.

4 dari 6 halaman

Seto Nurdiyantoro

Legenda PSS Sleman cukup pantas disandang pria kelahiran Sleman, 14 April 1974, ini. Ia tidak hanya pernah sukses sebagai pemain PSS Sleman saja, tapi juga sukses menjadi pelatih tim Elang Jawa.

Sebenarnya Seto mengawali karier dengan membela tim asal kelahirannya, PSS Sleman pada awal 1990 silam. Kemudian potensi besarnya ditebus oleh Pelita Jaya hingga membuatnya sebagai pemain besar dan mampu menembus Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000.

Setelah puncak kariernya di Pelita Solo, Seto lantas kembali pulang ke PSS untuk beberapa musim. Kemudian Seto bermain bersama dua tim tetangga, yakni PSIM Yogyakarta dan hingga pensiun di Persiba Bantul.

Tidak hanya sukses sebagai pemain, pria berusia 45 tahun ini ikut menorehkan prestasi gemilang saat menjadi pelatih. Sebagai pelatih yang masih muda, Seto telah memiliki lisensi kepelatihan AFC Pro.

Puncaknya adalah sukses membawa Elang Jawa PSS Sleman menjuarai Liga 2 pada 2018. Hebatnya lagi PSS mampu finis di peringkat delapan klasemen akhir Shopee Liga 1 2019, yang membuat dirinya nyaris masuk ke jajaran tim pelatih Timnas Indonesia.

Seto juga sempat berkiprah di Timnas Indonesia, ketika dirinya masih menjadi punggawa Pelita Jaya. Seto tercatat pernah tampil dalam periode 1999 sampai 2001. Dengan catatan tiga gol dari 14 kali penampilan.

5 dari 6 halaman

Bayu Pradana Andriatmo

Pesepak bola Jawa Tengah yang lahir di Salatiga, 19 April 1991, ini memiliki karier yang cukup gemilang. Jebolan Diklat Salatiga yang akhirnya moncer bersama klub besar hingga menjadi langganan di Timnas Indonesia.

Persis Solo merupakan klub profesional pertamanya yang ia bela pada 2010. Lantas kariernya tambah meningkat dengan bergabung di tim-tim seperti Persiba Bantul, Persiba Balikpapan, hingga menjadi idola Mitra Kukar.

Bayu Pradana kini menjadi pemain pilar Barito Putera sejak direkrut pada awal musim 2019 lalu. Kepiawaian sebagai gelandang, membuat Bayu punya peran cukup vital sebagai jenderal lapangan tengah.

Level Timnas Indonesia sudah ia sentuh sejak bergabung di tim U-23 pada 2013. Namun, ia baru naik ke tim senior pada 2016 ketika masuk dalam skuat Piala AFF 2016 asuhan Alfred Riedl.

Hingga kini Bayu masih kerap mendapatkan panggilan Timnas Indonesia, di mana yang terakhir adalah Kualifikasi Piala Dunia 2022.

6 dari 6 halaman

Hari Nur Yulianto

Nama Hari Nur Yulianto tak bisa dianggap sebelah mata sebagai pesepak bola Jawa Tengah dengan banyak kesuksesan. Sepak terjang PSIS Semarang di Shopee Liga 1 tidak dapat dipisahkan dari sosok striker kelahiran Kendal itu.

Pemain kelahiran 31 Juli 1989 ini seperti menjadi ikon terkini tim Mahesa Jenar. Hari Nur tercatat menjadi pemain paling lama berkostum PSIS sejauh ini. Dirinya sudah berseragam PSIS sejak musik 2013.

Ia menjadi andalan PSIS, terutama dalam kiprah PSIS Semarang yang terus melejit dalam tiga tahun terakhir. Pemain yang berposisi sebagai striker ini sekaligus nyawa utama bagi lini depan PSIS.

Musim 2017 adalah bagian awal kecemerlangan namanya karena ikut mengantarkan PSIS naik kasta ke Liga 1. Lantas dalam dua musim terakhir, kiprah Hari Nur semakin mengkilap, meski harus bersaing dengan pemain lain termasuk barisan pemain asing.

Masuknya pemain baru maupun adanya pergantian pelatih, Hari Nur tetap pilihan utama. Musim 2018, Hari Nur sukses melesakkan 12 gol, sementara musim 2019 lalu mengoleksi empat gol. Tapi bicara jumlah total, ia sudah mengoleksi 49 gol untuk PSIS.

Hanya saja masih ada satu di antara impiannya yang belum terwujud, yaitu bisa berkostum Timnas Indonesia. Sudah sejak lama Hari Nur mengidamkan bisa melakoni penampilan bersama Timnas Indonesia.

Video Populer

Foto Populer