Sukses


Episode Drama PSSI dan Indra Sjafri dengan Shin Tae-yong yang Happy Ending

Bola.com, Jakarta - Drama yang melibatkan PSSI dengan Shin Tae-yong berakhir bahagia alias happy ending. Kedua belah pihak sepakat untuk tetap melanggengkan kerja sama selama empat tahun ke depan.

Bola panas perseteruan antara PSSI dengan Shin Tae-yong bermula dari wawancara manajer pelatih Timnas Indonesia tersebut dengan media Korea Selatan.

Pada artikel yang terbit pada 18 Juni 2020, Shin Tae-yong bercerita mengenai keinginan PSSI yang memintanya kembali ke Indonesia di tengah pandemi virus corona yang tidak kunjung membaik di Tanah Air.

Padahal, Shin Tae-yong berharap bisa membawa Timnas Indonesia U-19 ke Korea Selatan untuk menggelar pemusatan latihan (training centre) di sana dan baru kembali ke Tanah Air pada September mendatang.

Seiring berjalannya waktu, Shin Tae-yong menganggap sikap PSSI berbelok, namun ia tidak menjabarkan secara detail perubahan yang dimaksud.

Shin Tae-yong juga menyinggung mundurnya Ratu Tisha Destria sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI pada April lalu.

Mantan pelatih Timnas Korea Selatan ini juga berkisah mengenai keputusan PSSI mengangkat Indra Sjafri sebagai Direktur Teknik PSSI. Padahal, yang bersangkutan disebutnya berperilaku kurang sopan ketika masih menjadi asistennya di Timnas Indonesia U-19.

Ceritanya, Indra Sjafri pergi tanpa pamit setelah Timnas Indonesia U-19 pulang dari Chiang Mai, Thailand, pada awal Januari lalu. Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Direktur Teknik PSSI itu melengos begitu saja.

Terakhir, Shin Tae-yong membahas target yang diberikan PSSI kepadanya dan pembayaran gajinya yang telat. Arsitek berusia 49 tahun itu dituntut untuk membawa Timnas Indonesia U-20 ke babak perempat final Piala Dunia U-20 2021 dan memenangi Piala AFF 2020 bersama timnas senior.

Menurut Shin Tae-yong, PSSI juga telat membayarkan gajinya yang telah dipotong 50 persen akibat pandemi COVID-19 pada April dan Mei 2020.

Lalu, PSSI lewat Indra Sjafri merespons hasil wawancara tersebut dengan membongkar rahasia dapur Shin Tae-yong bersama PSSI.

Video

2 dari 6 halaman

Diancam Dipecat

Pada 19 Juni 2020 atau sehari setelah wawancara Shin Tae-yong dengan media Korea Selatan, Syarif Bastaman selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Timnas Indonesia memberikan tenggat waktu selama sepekan untuk Shin Tae-yong agar segera kembali ke Tanah Air. Jika tidak, maka ancamannya pemecatan.

"Sikap saya dengan wawancara dia dengan media Korea Selatan? Marah saya. Saya tidak suka. Dia ini malah mencari simpatik publik. Dia politisi atau pelatih? Kok malah bermain politik seolah-olah didzolimi. Penuhi saja kontrak. Kewajiban dia sudah jelas," imbuh Syarif.

"Kalau dia tidak datang, harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Kami minta paling lambat dia datang pada pekan depan. Kami lihat nanti bagaimana. Sejak rapat virtual dengan dia pada pekan lalu, dia sudah setuju untuk datang ke Indonesia. Alih-alih datang, dia malah berkoar-koar di media. Walaupun entah benar atau tidak dia berbicara seperti itu, sudah tersebar di media. Saat rapat virtual dengan Komite Eksekutif Exco PSSI, tak ada dia menolak untuk datang."

"Penuhi saja kontraknya. Kewajiban dia jelas. Kalau kondisi di Indonesia tidak memungkinkan, tidak mungkin kami menyuruh dia datang. Karena kondisi di sini sudah memungkinkan. Waktu juga tidak banyak. Oktober 2020 sudah Piala AFC U-16. Belum lagi Piala AFF 2020. Dan anak-anak berlatih secara fisik tanpa pelatihnya," tutur Syarif.

3 dari 6 halaman

Shin Tae-yong Luruskan Maksudnya

Shin Tae-yong merespons santai kabar perselisihannya dengan PSSI. Dalam wawancaranya dengan Yonhap via KBS pada 19 Juni lalu, ia tidak bermaksud untuk memicu konflik dengan PSSI.

"Ini bukan tentang memerangi PSSI. Tetapi berlatih di tempat yang memungkinkan. Jika saya memanggil 30 pemain, saya harus hidup dengan 55-60 orang termasuk dengan staf pelatih dan yang lain-lain. Bukannya bebannya terlalu besar?" kata Shin Tae-yong.

"Saya memang berencana untuk membawa Timnas Indonesia U-19 ke Gyeonju, Korea Selatan. Namun, saya mau berlatih di mana saja," terangnya.

Tujuan Shin Tae-yong untuk melaksanakan TC) di Korea Selatan semata-mata karena ia ingin membuat Timnas Indonesia U-19 bertambah kuat dengan menghadapi lawan-lawan yang lebih berkualitas demi mencetak prestasi Piala Dunia U-20 2021.

"Media di Indonesia melaporkan bahwa saya berkonflik dengan PSSI. Itu tidak penting. Tapi tidak banyak orang di Indonesia yang menginginkan tim sepak bolanya memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang maksimal," jelasnya.

"Saya dengan jelas bisa melihat bagaimana cara untuk mencapai level saya. Namun, PSSI tidak mau mendengarkan itu. Sesuai keinginan saya, saya ingin memberikan pengalaman bermain dengan tim yang tangguh," ujar Shin Tae-yong.

4 dari 6 halaman

Diserang Indra Sjafri

Curhat Shin Tae-yong kepada media Korea Selatan menyulut kegondokan Indra Sjafri. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-22 ini tidak diterima dengan segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya dan organisasinya.

Satu dari sekian cerita Shin Tae-yong yang dianggap Indra Sjafri sebagai sebuah kebohongan adalah peristiwa kepulangan Timnas Indonesia U-19 dari pemusatan latihan di Chiang Mai, Thailand, pada awal Februari lalu. Indra Sjafri disebutkan cabut tanpa pamit ketika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Versi Indra Sjafri, ia telah meminta izin kepada staf pelatih Timnas Indonesia U-19 untuk meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta lebih dulu karena harus menghadiri resepsi pernikahan Febia Aldina Darmawan, putri dari rekan seprofesinya, Rahmad Darmawan.

"Bagi orang dengan adat ketimuran seperti saya, datang ke acara seperti itu sangat penting sebagai bagian menghormati undangan dari kolega atau sahabat yang sudah dianggap sebagai kerabat," jelas Indra Sjafri melalui laman PSSI.

Drama terjadi di sini. Indra Sjafri melayangkan permintaan maaf kepada Shin Tae-yong melalui Yoo Jae-hoon sebagai penerjemah. Ia mendapatkan kabar bahwa Shin Tae-yong tidak senang dengan kepergiannya tanpa pamit.

Indra Sjafri bercerita bahwa permintaan maafnya diabaikan oleh Shin Tae-yong. Dalam suatu rapat evaluasi TC Timnas Indonesia U-19 beberapa hari berselang, ia mengaku diusir dan meratapi nasibnya di luar ruangan.

"Shin Tae-yong meminta saya keluar ruangan. Saya ikuti. Saya keluar dan merenung di sana," imbuh Indra Sjafri.

"Jadi tidak benar kalau saya dikatakan tidak mendampinginya sejak awal perkenalan. Lalu disebut mangkir dan juga tidak pernah meminta maaf. Bohong semua itu," ucapnya.

Dalam suatu kesempatan ketika memimpin TC Timnas Indonesia pada Februari 2020, Shin Tae-yong menyebut bahwa pelatih lokal, yang diindikasikan kepada Indra Sjafri, sebagai pihak yang menentukan pemanggilan pemain. Argumen itu mengemuka setelah Irfan Bachdim dkk kalah 1-4 dari Persita Tangerang pada partai uji coba.

"Bagaimana mungkin saya dibilang menjadi penentu pemilihan pemain, sementara saat rapat penentuan pemain saya sudah diusir keluar?" tutur Indra Sjafri.

Sebelum Shin Tae-yong buka-bukaan dengan media Korea Selatan, Indra Sjafri mengaku hubungannya dengan sang pelatih masih rukun. Namun, akibat pemberitaan itu, mantan pelatih Timnas Indonesia U-22 ini tersinggung dan memilih melancarkan perang urat syaraf.

"Saya sampaikan bahwa 100 persen saya mendukung pekerjaannya di PSSI, termasuk mengusulkan agar pemain mendapatkan tambahan nutrisi dan vitamin saat program virtual training. Tapi tiba-tiba dia membuat berita yang tidak perlu dan banyak bohongnya," katanya.

5 dari 6 halaman

Shin Tae-yong Dianggap Tidak Sopan

Indra Sjafri menilai bahwa sikap Shin Tae-yong kelewat batas. Mantan pelatih Seongnam Ilhwa Chumna itu dianggap telah melecehkan PSSI dengan perilakunya.

"Kami awalnya menghormati Shin Tae-yong, tapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri," ujar Indra Sjafri.

"Dalam rapat yang dibuka oleh Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Shin Tae-yong tampak seenaknya rapat sambil mengemudikan mobil menggunakan ponsel kecil. Sementara pengurus PSSI mengikuti rapat dengan serius di tempat duduk masing-masing."

"Alasannya, dia ada janji untuk melihat resort. Ini menunjukkan bahwa dia tidak profesional. Apalagi, dia tetap kami gaji sangat besar. Meski selama pandemi COVID-19 dipotong 50 persen. Ini kok diajak rapat susah sekali," tutur Indra Sjafri.

6 dari 6 halaman

Berakhir Happy Ending

Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, mengambil alih perseteruan pihaknya dengan Shin Tae-yong. Pada konferensi pers Jumat (26/6/2020), pria yang karib dipanggil Iwan Bule itu memastikan bahwa hubungan pihaknya dengan sang pelatih telah kembali harmonis.

"Kegiatan diskusi virtual berlangsung pada 26 Juni 2020 pukul 20.00 WIB. Hanya ada saya berdua dengan Shin Tae-yong tentunya translator sebagai pendamping. Intinya, pertemuan tersebut, memang ada komunikasi yang tersumbat antara PSSI dengan Shin Tae-yong karena kendala pandemi virus corona sehingga komunikasi tidak lancar," kata Iwan Bule.

"Kami sudah sepakati apa yang menjadi polemik beberapa waktu lalu sudah beliau lupakan. Beliau ingin terus membangun dan melatin sepak bola, khususnya Timnas Indonesia," ujar Iwan Bule.

Iwan Bule menjamin bahwa Shin Tae-yong akan tetap melatih Timnas Indonesia senior, U-23, dan U-19 selama masih terikat kontrak.

"Beliau, Shin Tae-yong, akan terus melatih Timnas Indonesia. Kita berbicara secara kekeluargaan. Saya sampaikan, dia berumur 49 tahun, saya berusia 58 tahun. Itu artinya, kamu adik saya. Kemudian, dalam 1-2 hari ke depan, Shin Tae-yong akan membuat road map. Termasuk daftar pemain Timnas Indonesia yang menurut dia akan digunakan," jelas Iwan Bule.

Iwan Bule meminta Shin Tae-yong untuk kembali ke ibu kota pada akhir Juni atau awal Juli 2020. Ia juga mengungkapkan mengapa PSSI tidak merestui TC Timmas Indonesia U-19 di Korea Selatan.

"Berkaitan dengan TC, saya sampaikan bukan saya tidak memberikan TC ke Korea Selatan. Di awal, kami mendukung Shin Tae-yong untuk menggelar TC di mana pun juga," ujar Iwan Bule.

"Namun, karena situasi pandemi COVID-19, bagaimana dengan keselamatan anak-anak saya yang jumlahnya bisa 44 pemain untuk Timnas Indonesia U-19. Kami sudah berkomunikasi dengan Kemenpora. Kami menunggu dari pihak yang berwenang mengelola Stadion Madya," tutur Iwan Bule.

Video Populer

Foto Populer