Sukses


Maman Abdurrahman Cerita Pasang Surut Karier dan Kalimat Magis Alessandro Del Piero

Bola.com, Jakarta - Maman Abdurrahman termasuk bek papan atas yang masih eksis di pentas Liga Indonesia meski usianya sudah 38 tahun. Pencapaian Maman pun terbilang lumayan dengan satu gelar trofi juara Liga 1 yang diraihnya bersama Persija Jakarta pada 2018.

Ia pun pernah memperkuat Timnas Indonesia pada berbagai ajang seperti Piala AFF, Piala Asia, kualifikasi Piala Dunia dan Olimpiade. Secara personal, Maman tercatat meraih penghargaan pemain terbaik Liga Indonesia musim 2006.

Tentu tak mudah buat seorang pemain bisa bertahan di level atas saat usia jelang kepala empat. Apalagi, Maman pernah mengalami cedera lutut parah pada usia 33 yang membuatnya sempat berpikir gantung sepatu. Via channel YouTube Persija Jakarta, Maman berbagi cerita dengan para pemain muda Persija Jakarta.

Menurut Maman, ia mulai mengenal sepak bola saat masih duduk di bangku SMP. Tak lama setelah itu, ia bermain di Piala Soeratin U-17.

Pada usia 19, Maman sudah berstatus pemain magang di Persijatim Solo pada 2001. Saat mengawali karier profesionalnya itu, Maman mengaku terinspirasi dengan penampilan Nur'alim, stoper timnas yang membawa Mastrans Bandung Raya dan Persija Jakarta juara Liga Indonesia.

"Bagi saya, Nur'alim adalah bek ideal. Selain postur tinggi, piawai membawa arah bola, ia juga juga adalah pemimpin di lapangan," ungkap Maman.

Tiga musim di Persijatim, Maman direkrut manajemen PSIS Semarang (2005-2008). Selepas dari PSIS, sosok Maman kian mencuat bersama Persib Bandung. Meski tak pernah membawa Persib meraih trofi juara Liga Indonesia, pamor Maman tak luntur.

Dari Persib, Maman melanjutkan kariernya di Sriwijaya FC. Di klub asal Palembang inilah Maman mengalami periode sulit dalam kariernya. Dimana ia mendapat cedera lutut yang membuatnya harus istirahat dan melupakan sepakbola untuk sementara.

"Sebenarnya, ada niat untuk pensiun saat itu. Tapi, dukungan keluarga membuat saya kuat menghadapi masalah. Saya terus berjuang dan fokus memulihkan cedera," kenang Maman.

Pada periode itu juga, Maman mengaku terinspirasi oleh kutipan pernyataan Alessandro de Piero, bintang Juventus dan Timnas Italia di sebuah media.

"Saya ingat betul pernyataan Del Piero itu. Dia bilang, pemain besar adalah mereka yang bisa keluar dari masa sulit," ungkap Maman.

Video

2 dari 3 halaman

Ditolak Sejumlah Klub

Setelah pulih dari cedera, tak berarti Maman otomatis kembali bisa bermain.

Dilepas Sriwijaya pada 2004, Maman kesulitan mendapatkan klub gegara cedera dan usia yang sudah tak lagi muda. Jangankan masuk tim, untuk sekadar ikut seleksi pun sulit. Statusnya sebagai eks pemain Timnas Indonesia seperti tak berbekas.

"Alasan mereka seragam. Cedera saya dianggap kambuhan. Percuma saya dikontrak kalau tak bisa main karena cedera lagi," papar Maman.

Beruntung, masih ada yang percaya pada kemampuannya. Bambang Nurdiansyah yang saat itu menangani Persita Tangerang mengajaknya bergabung.

"Saya tetap menjalani seleksi dan tes medis. Alhamdullilah, semuanya lancar. Setelah membela Persita, coach Bambang mengajak saya ke Persija."

3 dari 3 halaman

Hidup Kembali di Persija

Bermain di Macan Kemayoran membuat Maman seperti hidup kembali. Bersama Persija, Maman akhirnya meraih trofi juara Liga 1 pada 2018.

"Satu impian yang belum terwujud sekaligus kegagalan tersebar saya adalah tak pernah membawa timnas juara. Semoga generasi penerus saya di timnas meraih prestasi lebih baik," harap Maman.

Itulah mengapa Maman berpesan kepada pemain muda agar fokus dan berlatih keras mewujudkan impian.

"Jangan cepat putus asa saat gagal. Saya juga menyarankan agar lebih bijak menggunakan media sosial atau kalau perlu tidak usah," tegas Maman.

Ia pun memberi tips kepada pemain muda agar bertahan di level atas.

"Sebenarnya tidak yang spesial. Hanya jaga kebugaran dengan istirahat cukup, pola makan teratur serta memotivasi diri untuk terus belajar dan berkembang," pungkas Maman.

Video Populer

Foto Populer