Bola.com, Jakarta - Egy Maulana Vikri diterpa kabar kurang sedap. Rumor berkembang bahwa gelandang berusia 19 tahun itu akan dijual Lechia Gdansk pada musim panas mendatang.
Isu tersebut ternyata hanya isapan jempol belaka. Egy Maulana Vikri akan tetap memperkuat Lechia Gdansk yang masih bertarung di Ekstraklasa Liga Polandia.
Baca Juga
Jika Lobi PSSI ke SC Heerenveen Berhasil, Nathan Tjoe-A-On Bisa Membela Timnas Indonesia U-23 Vs Korea Selatan di Piala Asia U-23
Shin Tae-yong Sebenarnya Ingin Timnas Indonesia U-23 Bertemu Korea Selatan di Final Piala Asia U-23 dan Lolos Bareng ke Olimpiade Paris
Pujian Shin Tae-yong untuk Assist Cuek Rizky Ridho saat Hadapi Yordania di Piala Asia U-23: Bagus Sekali!
Advertisement
"Rumor adalah rumor, kan? Pertama-tama, periksa sumber rumor dan portal berita transfer palsu. Maka, Anda akan tahu lebih banyak tentang itu," kata agen Egy, Dusan Bogdanovic kepada Bola.com, Senin (29/6/2020).
"Pasti itu berita palsu dan tidak ada komentar dari saya tentang rumor tersebut. Saya berkonsentrasi dengan masa depan Egy Maulana Vikri dan bukan pada berita semacam itu," ujar Dusan.
Munculnya kabar seperti itu diyakini sebagai reaksi atas minimnya menit bermain Egy bersama Lechia Gdansk. Sejak bergabung pada 2018 lalu, pemain Timnas Indonesia U-22 itu baru dimainkan tiga kali dengan catatan 56 menit bermain.
Di musim ini, Egy baru sekali turun gelanggang ketika Lechia Gdansk bermain imbang melawan Wisla Krakow 0-0 pada pekan kedua Ekstraklasa, 28 Juli 2019.
Kontrak Egy Maulana Vikri bersama Lechia Gdansk akan habis pada pertengahan 2021. Ke mana sebaiknya wonderkid masa depan Indonesia itu singgah setelah ikatan kerja samanya berakhir?
Video
Spanyol dan Portugal
Pada suatu kesempatan perbincangan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Egy Maulana Vikri pernah mengungkapkan keinginan bermain di Spanyol dan Portugal saat kontraknya bersama Lechia Gdansk rampung.
"Tahun depan kontrak saya habis. Kalau bisa saya mencoba di Liga Portugal dan Spanyol," kata Egy.
Advertisement
Jika hengkang ke Spanyol, Egy bisa memilih Segunda Division atau kasta kedua Liga Spanyol untuk mengembangkan bakatnya. Pemain asal Medan, Sumatera Utara itu harus mengesampingkan gengsi bermain di divisi teratas demi mendapatkan menit bermain.
Begitu pula jika Egy merapat ke Portugal. Karena level Primeira Liga di atas Ekstraklasa, bergabung dengan kontestan LigaPro atau kompetisi kasta kedua di sana bukan sebuah penurunan strata untuknya.
Advertisement
Inggris dan Jerman
Kompetisi di Inggris yang dimaksud bukan lah Premier League, melainkan EFL, kasta kedua di Negeri Elizabeth.
Selain Spanyol dan Portugal, Egy Maulana Vikri memang pernah mengutarakan niatnya untuk bermain di Inggris. Namun, ada tembok besar yang menghalanginya bernama izin kerja.
Advertisement
"Kalau di Inggris, ada peraturan ketat supaya bisa bermain di Premier League. Kalau saya sudah bermain 4-5 tahun di Eropa, mungkin saya bisa bermain di Premier League, " ucap Egy.
Egy bisa bergabung dengan klub EFL dan menimba ilmu selama beberapa tahun sebelum naik kasta ke kompetisi level atas di Eropa.
Jerman juga bakal menjadi pilihan menarik untuk Egy. Ada banyak pemain muda yang mampu mencuat di sana. Misalnya, Bayern Leverkusen yang berhasil mencetak Kai Havertz. Atay Borussia Dortmund yang sukses mematangkan bakat Jadon Sancho.
Namun, berat untuk Egy langsung bisa menembus Bundesliga. Mencoba untuk menimba ilmu di 2. Bundesliga atau kompetisi level kedua di Jerman bisa dicoba untuk mengasah kualitasnya.
Indonesia dan Jepang
Kembali ke Indonesia? Kenapa tidak? Jika Egy Maulana Vikri merasa petualangannya di Eropa telah berakhir setelah kontraknya bersama Lechia Gdanks rampung, Tanah Air bisa menjadi destinasi berikutnya.
Egy tinggal memilih mau bermain di klub apa. Pasti, tim-tim Indonesia akan sangat terbuka untuk menampungnya.
Advertisement
Namun, untuk terus meningkatkan kualitasnya, Egy bisa mencoba bermain di kompetisi negara di Asia. Jepang, misalnya.
J1 League, kompetisi kasta teratas di Liga Jepang, bisa menjadi titik balik Egy sebelum kembali berkelana ke Eropa. Di Negeri Sakura, mantan pemain Timnas Indonesia U-19 itu berpeluang bersaing dengan wakil dari Thailand seperti Chanathip Songkrasin yang membela Consadale Sapporo dan Theerathon Bunmathan yang memperkuat Yokohama F. Marinos.
Advertisement