Sukses


Cerita Ahli Gizi PSM: Sulit Mengatur Pola Makan Pemain Lokal dan Denda bila Berat Badan Naik

Bola.com, Makassar - Peran ahli gizi termasuk penting dalam sebuah tim, khususnya menyiapkan menu yang bisa menjaga stamina, fisik, dan tentu berat badan pemain agar penampilan mereka bersama tim tetap konsisten. Tugas yang tidak mudah inilah yang diemban Yani Perwitasari, ahli gizi yang bernaung di PSM Makassar sejak 2017.

Pada channel youtube Ferdinand Sinaga Story, Yani berbagi cerita dan beban tugasnya sebagai ahli gizi pemain. Menurut Yani, saat pertama kali bergabung PSM Makassar, ia langsung shock setelah dikerjai beberapa pemain, terutama Ferdinand.

Kala itu, Yani menyaksikan latihan tim yang menjalani pemusatan latihan di Bali. Karena hujan turun, ia pun berteduh di bench pemain.

Tapi, tiba-tiba Ferdinand berteriak dan memintanya berdiri di pinggir lapangan. Alasan Ferdinand, kalau sudah satu tim, semuanya harus merasakan situasi yang sama. Baik panas atau hujan.

"Saya pun berdiri di pinggir lapangan. Baju saya basah kuyup. Coach Robert Alberts yang baru datang heran melihat saya dan bertanya kenapa saya tidak berteduh. Saat itu, saya kesal banget dengan Ferdinand. Apalagi, saat itu, saya tidak membawa baju ganti," kenang Yani.

Menurut Yani, ada empat pemain yang kerap membuatnya kesal di awal kebersamaannya dengan PSM, yakni Hamka Hamzah, Ferdinand, Zulkifli Syukur dan Titus Bonai.

"Tapi, sejalan dengan waktu, saya jadi terbiasa juga. Termasuk menjadi satu-satunya wanita yang selalu mendampingi tim," ungkap Yani.

Yani menambahkan hal yang paling sulit yang kerap dialaminya adalah menjaga pola makan pemain. Terutama jelang pertandingan, di mana para pemain harus menghindari nasi dan sambal.

"Mereka, terutama pemain lokal paling sering komplain. Apalagi menu hariannya sama seperti spaghetti, salad dan buah," ujar Yani.

"Mereka terbiasa dengan menu tradisional, bukan western food. Ada juga yang minta mie instan. Padahal bahannya berbeda. Kalau spaghetti dari gandum, sedang mie instan berbahan tepung yang bisa memicu naiknya berat badan," papar Yani.

Terkait berat badan, Yani punya pengalaman lucu tapi kerap membuatnya kesal, di antaranya saat makan roti. Kalau pemain lokal, maksimal hanya boleh makan dua potong. Sedang pemain asing satu potong lebih banyak.

"Tapi, pemain lokal menyiasatinya. Saat menunjukkan piringnya memang hanya ada dua roti. Tapi, saya tahu di kantong kiri kanan ada roti di sana. Ada juga yang makan duluan, sebelum mengisi piringnya," kisahnya.

Alhasil, Robert yang kala itu menangani PSM Makassar, pernah komplain setelah mendapat laporan berat badan pemain naik karena roti. "Kadang dilematis juga. Jadi kalau ada pemain yang kelebihan berat, saya akan membuat program khusus buat sang pemain," lanjutnya.

 

Video

2 dari 2 halaman

Denda Uang

Sejak menghadirkan ahli gizi, pelatih PSM Makassar memberlakukan denda berupa sanksi uang kepada pemain yang berat badannya naik. Baik di era Robert maupun Darije Kalezic.

"Kalau coach Robert meminta laporan analisa kondisi pemain setiap bulan. Sedang coach Darije lebih saklek lagi dengan meminta laporan setiap dua pekan," kata Yani.

Menurut Yani, Robert dan Darije memberlakukan sanksi berupa denda uang kepada pemain yang kelebihan berat badan. Kalau Robert, setiap pemain yang kelebihan berat minimal 1 kilogram akan mendapat denda Rp1 juta.

Begitu pun dengan Darije yang memulai dari batas minimal 2 kilogram dengan denda Rp2 juta. Lalu bila ada yang lebih minimal 0,5 kg atau 2,5 kg akan mendapat tambahan denda Rp1 juta.

"Kalau pemain asing dimulai Rp3 juta. Pembayaran dendanya berupa pemotongan gaji," terang Yani.

Memasuki empat musim bersama PSM, Yani mengapresiasi profesionalisme yang diperlihatkan pemain.

"Saya pun harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan suasana tim. Sebelum ke PSM, saya hanya membuat program buat klien tanpa harus setiap saat terlibat langsung dalam prosesnya," pungkas Yani.

Video Populer

Foto Populer