Sukses


Septian David Maulana, Cerita Dimarahi Bapak Gara-gara Stick Billiard hingga Mentas di Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Septian David Maulana merupakan salah satu pemain yang selalu menjadi langganan Timnas Indonesia. Sejak tergabung dalam skuat Piala AFF U-16 tahun 2011, namanya selalu menghiasi Tim Merah-Putih hingga level senior.

Punya akselerasi bagus dan kemampuan mengatur tempo permainan, membuat David menjadi pilihan di lini tengah. Dia bertransformasi dari gelandang sayap hingga didapuk sebagai kreator serangan Timnas Indonesia era Luis Milla.

Namun, di balik kecemerlangan karir pemuda asal Semarang, Jawa Tengah itu, rupanya ada kisah menarik yang menghiasi perjalanannya sebagai pemain sepak bola. Menurut David, semua bermula dari stick billiard.

”Saya minta stick billiard sama bapak, saya dimarahi, habis itu langsung didaftarkan ke SSB . Saya minta dibelikan stick billiard karena sebelah rumah buka billiard, saya sering main di situ,” ungkap Septian David Maulana kepada Bola.net (media satu grup dengan Bola.com).

Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, David memang belum begitu fokus mengasah kemampuan mengolah si kulit bundar. Dia mencoba berbagai jenis olahraga mulai dari tenis, bulu tangkis hingga voli sebelum bergabung dengan SSB.

”Dulu masih suka olahraga yang lain, maksudnya semua olahraga itu bisa walaupun sedikit-sedikit. Terus sama bapak disuruh pilih salah satu, kebetulan saya suka bola,” jelasnya.

Video

2 dari 4 halaman

Karier di Timnas Indonesia

Keputusan untuk belajar di sekolah sepak bola rupanya menjadi pilihan yang tepat, sebab SSB lah yang membuka jalannya bergabung dengan timnas Indonesia. Bahkan terus berlanjut hingga ke level senior.

Semua berawal ketika SSB Bhaladika, tempatnya menimpa diri mengikuti sebuah turnamen di Jakarta. Dia yang tampil apik saat itu mampu mencuri perhatian dan ditawari untuk mengikuti seleksi timnas Indonesia U-16.

”Dulu itu ada turnamen Manchester United Cup, SSB saya mewakili Jateng di nasional, main di lapangan ABC, SSB saya peringkat ketiga,” jelas pemain kelahiran 2 September 1996 itu.

”Saya dapat predikat pemain terbaik, Om Yeyen (Tumena) yang milih, terus habis itu disuruh ikut seleksi timnas U-16 dan alhamdulillah diterima,” kenang David.

Setelah membela Garuda Nusantara, kesempatan David semakin terbuka. Dia kemudian menjadi bagian dari timnas Pelajar U-18 dan tampil di 41's Asian Schools Championship 2013.

”Habis dari timnas pelajar, ke SAD Uruguay, kurang lebih satu tahun. Pulang dari SAD Uruguay, saya ke PPLP Jawa Tengah,” lanjut gelandang 23 tahun tersebut.

3 dari 4 halaman

Asian Games 2018

Sementara, kesempatan bergabung dengan timnas Indonesia U-19 baru didapatkan setelah dia masuk PPLP Jawa Tengah. Kebetulan saat itu PPLP Jateng melakoni uji coba dengan timnas U-19 di bawah asuhan Indra Sjafri.

”Habis sparing tiga orang terpilih untuk ikut seleksi U-19, termasuk saya. Habis seleksi awalnya enggak masuk, terus U-19 ada uji coba lagi sama PPLP, dilihat lagi disuruh datang lagi, sampai AFF U-19 di Sidoarjo,” tuturnya.

Sayangnya, saat Indonesia tampil di Piala AFF U-19 dan menjuarai turnamen antar negara ASEAN tersebut, David tidak bisa bermain. Kala itu dia dibekap cedera yang cukup serius.

”Masuk line up malah di Piala Asia, soalnya habis AFF recovery-nya lama banget, jadi pas kualifikasi di Senayan enggak ikut lagi, habis itu tur nusantara dan berangkat ke Myanmar,” tegasnya.

Saat Indonesia tampil di Asian Games 2018, nama David juga masuk dalam skuat timnas Indonesia yang diasuh Luis Milla. Bahkan, dia disebut-sebut sebagai pemain kesayangan pelatih asal Spanyol itu.

4 dari 4 halaman

Mentas di Mitra Kukar

Karier di level klub baru dimulai David pada tahun 2015 saat kompetisi sepak bola Indonesia dibekukan oleh Menpora. Klub asal Tenggarong, Mitra Kukar menjadi pelabuhan pertamanya.

”Habis piala Asia awalnya ditawari di Persiba empat tahun, dipikir-pikir lama sekali empat tahun. Terus enggak lama Mitra Kukar nawari satu tahun, ya udah nyoba di Mitra, satu tahun lalu diperpanjang sampai 3 musim,” paparnya.

Setelah merantau ke Kalimantan, David akhirnya kembali ke kampung halamannya dan bergabung dengan PSIS Semarang. Dia membela klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu sejak 2019 hingga sekarang.

Tetapi, meskipun sudah memiliki karir yang cemerlang di timnas maupun klub, David masih punya mimpi yang belum bisa terwujud. Dia ingin merasakan gelar juara, baik di liga maupun bersama timnas Indonesia.

”Pasti ingin juara, karena belum pernah merasakan juara di timnas junior maupun senior,” David menambahkan.

”Walaupun sudah juara di U-19 tapi saya enggak ada di situ, enggak ikut bermain, enggak ikut masuk line up. Senang, tapi senangnya beda kalau kita ikut main,” pungkasnya.

Sumber asli: Bola.net

Disadur dari: Bola.net (Mustopa El Abdy, Published 3/7/2020)

Video Populer

Foto Populer