Sukses


Sejarah PSS Dalam Angka: Kekuatan Baru Sepak Bola Indonesia

Bola.com, Sleman - PSS Sleman membuktikan diri sebagai tim terbaik dari wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini. Tentunya karena menjadi satu-satunya wakil di kasta Liga 1 dari DIY.

Tim berjulukan Elang Jawa uty sudah mentas ke kasta tertinggi sejak 2019 kemarin. Bahkan pada tahun pertamanya di Liga 1, PSS Sleman tampil mengejutkan sebagai kuda hitam.

Menjadi bukti bahwa tim ini sedang dalam proses menjadi kekuatan baru di persepakbolaan Indonesia. Setidaknya dalam dua tahun terakhir prestasi PSS naik tajam.

Setelah menjuarai Liga 2 2018, PSS langsung meroket pada musim perdananya di kasta tertinggi. Berkat tangan dingin Seto Nurdiyantoro dan kekompakan para pemain, PSS mampu menyegel peringkat delapan dalam klasemen akhir Liga 1 2019.

Perjalanan panjang dan tidak diraih secara instan harus ditempuh tim pujaan Brigata Curva Sud (BCS) dan Slemania ini. Perlahan PSS mampu mengubah stigma yang menganggap klub DIY hanya jago kandang.

Kali ini Bola.com menyajikan ulasan menarik tentang PSS Sleman yang terekam dalam angka. Seperti kiprah hingga torehan prestasi yang pernah diraih tim dari Kabupaten penghasil buah Salak ini.

Video

2 dari 6 halaman

1976

PSS Sleman baru didirikan jauh setelah lahirnya tim utama di wilayah DIY, yakni PSIM Yogyakarta. Lahirnya PSS jatuh pada 20 Mei 1976 dengan nama Perserikatan Sepak Bola Sleman atau yang disingkat PSS.

Tim ini baru memulai perjuangannya dalam Kompetisi Divisi II PSSI pada 1979. PSS lebih banyak menghadapi saudara-saudaranya di wilayah DIY, seperti Persiba Bantul, Persikup Kulon Progo, dan Persig Gunung Kidul.

Berada di bawah bayang-bayang PSIM, PSS cukup lama berkutat di kasta bawah pada awal masa pembentukan klub. Perlahan tapi pasti, PSS merangkak naik ke level regional, termasuk bertemu tim-tim Jawa Tengah.

Beberapa kali pula PSS gagal melaju ke babak berikutnya atau di tingkat nasional. Sehingga prestasi PSS cukup stagnan pada era tersebut. PSS masih kesulitan menembus kompetisi yang lebih tinggi.

3 dari 6 halaman

2000

Masa kejayaan sekaligus menjadi tonggak sejarah bagi PSS Sleman akhirnya datang memasuki era milenium. Pada 2000, untuk pertama kalinya PSS mampu lolos ke kasta Divisi Utama yang saat itu bernama Liga Bank Mandiri.

PSS mampu menyejajarkan diri dengan tim tetangga, PSIM Yogyakarta untuk bersaing ketat. Banyak potensi muda yang dicetak PSS dalam mengarungi kompetisi saat itu.

Nama-nama produk lokal Sleman naik daun. Seperti Muhammad Eksan, Kahudi Wahyu, Muhammad Ansori, hingga Didik Tri Yulianto. Tampil dengan kekuatan seadanya, nyatanya PSS mampu bertahan hingga beberapa musim berikutnya.

PSS makin berkibar pada musim-musim berikutnya, berkat keseriusan manajemen dan pengurus klub saat itu. Tidak hanya pelatih, PSS juga melahirkan pelatih berbakatnya, satu di antaranya adalah Suharno.

4 dari 6 halaman

4

PSS Sleman pernah mencatatkan prestasi hebat kala mengarungi Liga Bank Mandiri musim 2003 dan 2004. Dua musim yang penuh kenangan dan membekas di hati publik sepak bola Sleman.

Dua musim beruntun mampu diselesaikan dengan menawan oleh PSS, yakni menyegel peringkat empat klasemen akhir. Musim 2003 dibesut pelatih Yudi Suryata, musim berikutnya ditangani oleh Daniel Roekito.

Dalam kiprahnya pada musim tersebut, tak lepas dari kehadiran para pemain Brasil yang mengenyam kesuksesan bersama tim Elang Jawa. Banyak pihak menyebut prestasi mentereng PSS kala itu karena Brasilsentris.

Ketiganya adalah Anderson Da Silva sebagai bek tangguh, Jaldecir Deca dos Santos sebagai gelandang flamboyan, dan Marcelo Braga yang menjelma menjadi striker mematikan di PSS. Penampilan tim berlogo Candi ini cukup bergantung pada peran ketiga ekspatriatnya tersebut.

5 dari 6 halaman

2018

Menjadi tahun paling sukses bagi PSS Sleman. Tim yang sudah dipersiapkan secara matang sejak awal musim 2018 demi tiket promosi ke Liga 1

Barisan pemain berlabel bintang menghiasi skuat Elang Jawa musim tersebut. Terutama adanya sosok Cristian Gonzales yang didatangkan dari Madura United.

Penyerang gaek yang begitu berperan membawa PSS naik kasta. El Loco bahkan menjadi pencetak gol terbanyak PSS pada musim 2018. Nama lain yang tak kalah hebat adalah Aditya Putra Dewa, Amarzukih, Rifal Lastori, Rangga Muslim, hingga Ichsan Pratama yang dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga 2.

Kejelian pelatih Seto Nurdiyantoro, ketajaman Cristian Gonzales, hingga dukungan penuh suporter yang tak kenal lelah, membuat PSS menorehkan prestasi gemilang.

Gelar juara Liga 2 2018 diraih PSS dengan mengalahkan Semen Padang 2-0 di partai final. Tiket promosi ke Liga 1 sudah dalam genggaman hingga di musim keduanya saat ini.

6 dari 6 halaman

8

Musim pertamanya di Liga 1 tak membuat PSS Sleman minder. Dengan kekuatan mayoritas pemain warisan Liga 2 2018 justru membuat PSS tampil tanpa beban.

Ditambah kedatangan para legiun asing yang ternyata langsung moncer. Brian Ferreira dan Yevhen Bokhasvili adalah buktinya, mampu memberikan kontribusi hebat bagi PSS.

Kemudian kejelian seorang Seto Nurdiyantoro yang punya potensi sebagai pelatih berbakat ikut membawa pengaruh. Tangan dinginnya mampu memadukan pemain lama dan baru, ditunjang kekompakan tim yang terjaga dengan baik.

Secara statistik, PSS mengarungi musim 2019 dengan gemilang. Sejumlah kemenangan di markas lawan tim yang lebih kuat, mampu diraih, termasuk saat mempermalukan tuan rumah Madura United, Persebaya Surabaya, dan Bhayangkara FC.

PSS mengunci peringkat delapan dengan 48 poin. Selain berhasil memastikan bertahan di Liga 1 musim depan, prestasi apik PSS adalah mampu menembus peringkat sepuluh besar dalam musim pertamanya di Liga 1.

Video Populer

Foto Populer