Bola.com, Sleman - PSS Sleman menyatakan keberatan jika masing-masing dibebani biaya untuk tes PCR sebagai syarat dalam pelaksanan kelanjutan Shopee Liga 1 2020. Kebijakan itu dinilai akan membebani klub yang pendapatannya sedang turun drastis.
PSSI memastikan kelanjutan kompetisi Shopee Liga 1 2020 pada awal Oktober. Namun pelaksanaan lanjutan kompetisi Shopee Liga 1 2020 dapat digulirkan dengan protokoler kesehatan yang ketat.
Baca Juga
BRI Liga 1: Pelatih PSS Sleman Optimistis Timnya Bisa Meraih Hasil Maksimal di Kandang Madura United
Pelatih PSS Sebut Performa Hokky Caraka pada Pertemuan Pertama Timnas Indonesia Vs Vietnam Tidak Maksimal tapi Harus Tetap Semangat
BRI Liga 1: Genjot Persiapan Jelang Hadapi Madura United, PSS Gasak PS Hizbul Wathan 11-0 dalam Laga Uji Coba
Advertisement
Dengan kompetisi yang berstatus luar biasa karena masih di tengah pandemi COVID-19, membuat pelaksanaan tidak boleh main-main. Protokol kesehatan yang ketat harus dijalankan dalam kompetisi singkat sekitar lima bulan.
Satu diantara poin krusial adalah terkait rangkaian tes kesehatan yang wajib dijalani khususnya para pemain. Melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, pihak yang terlibat dalam pertandingan harus menjalani karantina setelah menjalani swab test dan hasilnya negatif.
Belum lama ini PSSI dapat menanggung biaya untuk rapid test. Sementara karantina dan PCR test atau swab dibebankan kepada klub. Kabar ini membuat klub peserta turut buka suara.
PSS Sleman melalui Direktur Operasional, Hempri Suyatna mengaku keberatan apabila masing-masing klub dibebani mengeluarkan biaya untuk tes PCR. Namun demikian pihaknya belum mengetahui pasti kabar itu.
"Kompetisi berjalan tanpa penonton, otomatis pemasukan juga berkurang. Jika tes PCR masih harus dibebankan ke klub, tentu agak berat," terang Hempri Suyatna soal sikap PSS Sleman, Sabtu (18/7/2020).
Tunggu Arahan PSSI
PSS berhitung ada potensi setiap klub harus menanggung biaya Rp60 juta untuk sekali tes PCR. Dengan rincian pebiaya sekali tes mencapai Rp2 juta per orang. Padahal setiap tim memiliki 30 orang yang perlu di cek kesehatannya setiap pertandingan.
Pihaknya belum dapat memberikan komentar lebih banyak berkaitan dengan prosedur protokol kesehatan, termasuk berbagai hal apa saja yang akan ditanggung PSSI.
Advertisement
"Kami masih menunggu arahan resmi dari PSSI. Karena seperti yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, klub senang jika biaya kesehatan menjadi tanggungan federasi," jelasnya.
Advertisement