Sukses


Cerita Uston Nawawi: Jadi Asisten Pelatih Persebaya dan Impian Menangani Timnas Indonesia

Bola.com, Makassar - Persida Sidoarjo jadi klub terakhir Uston Nawawi berkiprah sebagai pemain sepak bola. Kala itu, ia memenuhi target manajemen klub yang mematok target bertahan di kompetisi kasta kedua pada musim 2014.

Sejatinya, nama Uston Nawawi masih terdaftar pada musim berikutnya. Tapi, Persida urung tampil karena penghentian kompetisi menyusul perseteruan PSSI dengan Kemenpora yang mewakili pemerintah. Sepak bola Indonesia pun di-banned oleh FIFA.

Dalam channel youtube Omah Balbalan, Uston mengungkapkan kisah setelah tak jadi tampil bersama Persida. Ia memutuskan gantung sepatu dan meneruskan kariernya di dunia sepak bola sebagai pelatih.

Kebetulan sebagai mantan pemain Timnas Indonesia, Uston mendapat fasilitas dengan langsung mengikuti kursus kepelatihan lisensi C AFC. Namun, karena kompetisi vakum, ia memilih fokus membuka usaha rumah makan bersama istrinya di tengah kota Sidoarjo.

"Setiap hari, saya ikut belanja bahan kebutuhan pokok,"kenang Uston.

Uston pun menjalani kehidupan di luar sepak bola itu. Sampai tiba satu momen, ia mendapat tawaran menangani Laga FC yang berkompetisi di ISC B.

"Karena masih baru, saya pikir hanya berperan sebagai asisten. Ternyata langsung ditunjuk sebagai pelatih kepala," kata Uston yang juga mengelola usaha lapangan futsal ini.

Langsung menjadi pelatih kepala tentu tak mudah buat Uston meski pernah bersatus pemain Timnas Indonesia.

"Terus terang saat itu, saya masih perlu banyak belajar. Alhasil, penampilan Laga FC terbilang minor. Kami baru bisa memenangkan pertandingan pada laga terakhir," ungkap Uston yang kemudian menangani klub Liga 3, Jombang Putera, dan selanjutnya menjadi pelatih PSIR Rembang pada Liga 2 2017.

Pada 2018, ia memutuskan mundur dari PSIR dan kemudian mendapat tawaran menangani Persebaya U-19. Ia menggantikan peran Bejo Sugiyantoro yang dipromosikan menjadi asisten pelatih di tim senior.

"Bejo yang menghubungi dan menawarkan saya menggantikan perannya di Persebaya U-19. Saya langsung menerima meski hanya menangani tim usia muda," kata Uston yang kala itu sudah mengantongi lisensi A-AFC.

Bersama Persebaya muda, Uston Nawawi akhirnya meraih prestasi dengan membawa Bajul Ijo meraih trofi juara Liga 1 U-20 musim 2019.

"Sukses itu merupakan buah kerja keras dan hasil evaluasi pada musim sebelumnya. Berbeda pada 2018, di Liga 1 U-20, kedalaman skuat lebih baik," terang Uston Nawawi.

Video

2 dari 2 halaman

Impian Menangani Timnas Indonesia

Meski materi pemain lebih baik, tak memubuat Persebaya tampil dominan di Liga U-20 2019. Malah pada laga perdana, Ernando Ari Sutaryadi dan kawan-kawan kalah ditekuk Persipura 1-3.

Begitu pun di babak 8 Besar, langkah Persebaya juga tak mulus pada putaran pertama. Pada dua laga awal di grup yang juga dihuni oleh PSS Sleman, Bhayangkara FC, dan Persela Lamongan, penampilan Persebaya belum optimal.

"Kami bermain imbang dengan PSS dan kalah dari Persela. Baru pada laga ketiga, Persebaya menang atas Bhayangkara FC. Pada putaran kedua, penampilan tim membaik sehingga lolos ke semifinal dan final serta akhirnya meraih trofi juara," tutur Uston.

Selepas membawa Persebaya U-20, Uston Nawawi ditarik ke tim senior dengan status Direktur Teknik. Menurut Uston, jabatan itu hanya untuk meyiasati aturan agar dia bisa duduk di bench.

"Karena kuota tim yang tersisa tinggal jabatan direktur teknik. Tapi, di latihan atau pertandingan saya adalah asisten pelatih mendampingi coach Aji Santoso dan Bejo," kata Uston.

Meski saat ini berstatus sebagai asisten pelatih Persebaya, Uston belum memikirkan menjadi pelatih kepala klub Liga 1.

"Saya masih berproses. Biarkan seperti air yang mengalir. Meski begitu, saya tetap menargetkan menjadi pelatih kepala pada masa mendatang. Termasuk menjadi pelatih timnas Indonesia. Bagi saya, itu adalah prestasi tertinggi," pungkas Uston.

Video Populer

Foto Populer