Sukses


Bongkar Masa Lalu Sutiono Lamso: Di Persib, Ini dan Itu Selalu Salah...

Bola.com, Bandung - Sutiono Lamso. Nama ini tentu sangat dikenang oleh pencinta Persib Bandung.

Ya, Sutiono Lamso merupakan striker legendaris Persib. Dari gocekannya, lahir gol yang membawa Persib meraih juara Perserikatan 1993/1994 dan Liga Indonesia edisi pertama, tahun 1994/1995.

Sutiono Lamso bercerita, tak mudah untuk menembus skuad Persib. Apalagi, posisinya striker. Di Persib, ternyata sudah sejak dulu tuntutan untuk pemain sangat besar.

Faktor mental pun berpengaruh. Kalau tidak kuat mental, siap-siap saja undur diri.

Untuk mengetahui sepak terjangnya termasuk kisahnya di Persib Bandung saat itu, simak wawancara eksklusif Bola.com dengan Sutiono Lamso berikut ini.

Scroll ke bawah, yuk!

Video

2 dari 3 halaman

Debutan yang Bandel

Ada yang bisa Anda ceritakan tentang awal mula bergabung dengan Persib?

Waktu itu umur saya masih muda, mungkin hanya saya saja yang muda sama Asep Somantri, Nyangnyang dan kiper Samai Setiadi.

Masuk Persib penuh perjuangan sekali pada saat itu, karena memang kami pemain muda. Umur saya masih 20-an waktu itu. Yang lainnya senior semua seperti Ajat Sudrajat, Dedi Rosadi, Yusuf Bactiar, Dede Iskandar, Adeng Hudaya, dan Kang Djadjang Nurdjaman.

Setelah bergabung, bagaimana pergaulan Anda dengan senior?

Posisi saya penyerang dan pada saat itu, pemain muda tidak ada yang bisa masuk Persib apalagi untuk posisi penyerang. Waktu itu pun saya banyak dimarahi senior, karena dianggap banyak melakukan kesalahan.

Apalagi skuad juara musim 1986 waktu itu masih utuh, senior semua. Ya hanya tiga saja juniornya.

Bagaimana Anda bertahan dengan kondisi seperti itu, banyak dimarahin senior?

Sebenarnya sih, siapa coba yang kuat, ini dan itu salah. Tapi, saya bandel, saya tetap kuat karena tujuan saya hanya untuk bermain saja dan mendapatkan satu tempat di posisi penyerang. Saya berani bermain saja. Mental pokonya harus kuat pada saat itu, kita harus benar-benar figth

Kegigihan Anda berhasil dan sukses jadi ujung tombak Persib?

Mental harus kuat kalau mau main di Persib. Kami pada saat itu dituntut benar-benar harus tempur. Tahu sendiri zaman perserikatan lawan-lawannya PSMS Medan, Deli Serdang, mainnya keras menjurus kasar.

Apa momen paling berkesan saat membela Persib?

Sebetulnya, tahun 1989/1990 baru masuk. Saya pemain debutan dan berhasil membawa Persib juara, pada saat itu di final melawan Persebaya dan saya bikin gol waktu itu, kiper Persebaya waktu itu Putu Yase.

Dari situ pula, kepercayaan diri saya mulai tumbuh. Nah, kemudian tahun 1993/1994, Perserikatan terakhir kami juara lagi serta 1994/1995 Liga Indonesia pertama.

3 dari 3 halaman

Tentang Persib saat Ini

Dari banyaknya pertandingan di Persib, mana yang paling tak terlupakan?

Pertandingan yang menjadi kenangan indah ya terakhir itu. Musim pertama Liga 1994/1995 kami juara, final melawan Petrokimia Putra dan saya cetak gol penentu.

Bagaimana sambutan masyarakat Kota Bandung saat itu terutama kepada Anda?

Waduh saat itu meriah sekali ya sambutannya dan membuat terharu. Saya tahun 1994/1995 itu gelar juara ketiga setelah sebelumnya 1989/1990 dan 1993/1994. Antusias sekali, kami pun bangga. 

Bagaimana Anda melihat Persib saat ini?

Tim sekarang ini solid. Robert Alberts itu hampir sama dengan Djanur. Waktu juara 2014, Kang Djanur memegang tim dari 2013. Nah, Robert pun sama sudah sejak musim lalu memegang Persib.

Robert pasti sudah tahu siapa pemain yang harus dibuang dan dipertahankan dan kelebihan serta kelemahan tim ini.

Apa yang harus dilakukan Persib agar berada di jalur juara?

Perjalanan masih panjang, tapi kalau memang ingin mengejar juara, ya harus konsisten mempertahankan penampilan terbaik dan tentunya semua pemain, pelatih, dan manajemen harus kompak

Video Populer

Foto Populer