Sukses


5 Pemain Asing yang Berkarier Singkat di PSM Tapi Jadi Idola Suporter

Bola.com, Makassar - Kiprah PSM Makassar dipentas Liga Indonesia terbilang lumayan. Juku Eja pernah meraih trofi juara 1999-2000 dan lima kali runner-up pada musim musim 1995–1996, 2001, 2003, 2004 dan 2018.

Layaknya tim papan atas, klub kebanggaan Kota Daeng ini juga memunculkan pemain yang sorotan berkat penampilan ciamiknya bersama PSM.Termasuk mereka yang tak lama berkostum PSM tapi mampu menjadi idola suporter Juku Eja.

Mereka di antaranya adalah Sergio Vargas (Cile), Jacksen Tiago (Brasil), Oscar Aravena (Cile), Cristian Gonzales (Uruguay) dan Marc Etogou Orland (Kamerun).

Menariknya, meski tak mampu membawa PSM meraih tofi juara, aksi individu mereka selalu ditunggu publik Makassar. Terutama kala Juku Eja menjamu lawan di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin.

Menurut Herman Kadiaman, staf pelatih PSM, kelima nama pemain asing itu memang pantas dikedepankan berkat kontribusinya buat Juku Eja. Kebetulan empat dari lima pemain itu pernah bekerja sama dengan Herman di PSM yakni Sergio, Oscar, Christian dan Marc.

"Khusus buat Sergio, saya menilai, ia pemain istimewa yang pernah berkostum PSM. Meski pernah berstatus pemain timnas Chile, ia adalah pribadi yang rendah hati dan disiplin," ujar Herman kepada Bola.com, Rabu (26/8/2020).

Sebelum ke PSM, Sergio pernah memperkuat klub elite seperti Independiente dan Universidad de Chile. Bersama Independiente, Sergio meraih tofi juara Copa Libertadores dan Intercontinental Cup pada 1984.

Ia pun tampil di Copa Amerika 2001 bersama tim nasional Cile itu. Diajang itu, Sergio tampil pada empat partai dan membawa Cile melangkah ke perempat final. Herman pun punya penilaian pribadi terkait teknik individu, kontribusi buat PSM dan sikap individu kelima pemain ini.

Berikut petikannya yang diolah kembali oleh Bola.com.

 

Video

2 dari 6 halaman

Sergio Vargas

Sergio datang ke PSM untuk mengisi waktu saat kompetisi di Chile sedang libur panjang. Kala itu, agennya memberi tahu ada tawaran dari manajemen PSM yang ingin memakai jasanya. Erwin Aksa yang saat itu menjadi manajer PSM memberi tawaran ke Sergio liburan ke Bali di sela-sela kompetisi Liga Indonesia.

"Ibaratnya, Sergio datang ke Indonesia dengan status turis yang mengisi waktu dengan bermain sepakbola," kata Herman.

Vargas pun menerima tawaran itu dengan catatan ia bisa leluasa memutus kontraknya di PSM. Setelah proses negosiasi berjalan lancar, Sergio pun terbang ke Makassar. Bersama PSM. Sergio sempat tampil di Liga Champions Asia.

"Sebagai kiper, Sergio memiliki kualitas diatas rata-rata. Ia memiliki refleks bagus dan piawai membaca arah bola. Sergio kerap menyempatkan diri berdikusi dengan saya untuk memgembangkan kemampuan kiper PSM lainnya," terang Herman.

Seperti perjanjian awal, Sergio hanya setengah musim di PSM pada Liga Indonesia 2004. Setelah itu, ia pulang kembali ke negaranya. Setelah gantung sepatu, Sergio sempat menjadi Direktur Teknis di Universidad de Chile.

3 dari 6 halaman

Oscar Aravena

Direkrut dari Persela Lamongan, Oscar hanya semusim di PSM yakni pada Liga Indonesia 2003. Bersama Juku Eja, Oscar mendapatkan musim terbaiknya.

Sosoknya menjulang dengan raihan penghargaan top skorer musim itu dengan koleksi 31 gol. Duetnya bersama Cristian Gonzales yang mengemas 28 gol jadi momok menakutkan pemain belakang lawan.

Sayang, PSM hanya bertengger di peringkat kedua di akhir musim. Kalah bersaing dengan tim kuda hitam, Persik Kediri.

"Oscar adalah striker yang disiplin menjalankan intruksi yang diberikan coach Miroslav Janu. Ia bersama Cristian saling melengkapi. Keduanya juga bagus dalam duel bola atas dan eksekutor jitu saat bola mati," kata Herman.

 

4 dari 6 halaman

Cristian Gonzales

Cristian adalah striker tersubur sepanjang perhelatan Liga Indonesia. Padahal, ketika pertama kali datang ke Indonesia untuk membela PSM, Cristian lebih sering bermain bek atau penyerang sayap kiri. Tapi, pelatih PSM saat itu, Miroslav Janu melihat Cristian punya potensi besar di posisi striker.

"Alasan coach Janu, Cristian sangat kuat dalam duel, pintar mencari posisi dan bisa 'menenangkan' bola di kakinya meski ditekan bek lawan," terang Herman.

Cristian hanya satu setengah musim di PSM. Ia dilepas PSM menyusul sanksi PSSI yang diterimanya karena sanksi larangan tampil karena memukul offisial Persita Tangerang di Stadion Benteng pada putaran pertama musim 2004.

 

5 dari 6 halaman

Marc Etogou Orland

Marc direkrut PSM untuk mengganti peran Cristian Gonzales pada putaran kedua musim 2004. Meski hanya bermain satu putaran di Juku Eja, aksi striker asal Kamerun ini selalu ditunggu suporter PSM.

Dengan postur tinggi besar dan lari yang kencang, Marc membuat bek lawan kesulitan mengadangnya. Ia mencetak sembilan gol buat Juku Eja.

Suporter PSM pun menyapanya dengan nama panggilan Uka-Uka yang diambil dari sebuah program televisi nasional. Meski berkontribusi besar dan disukai suporter, manajemen PSM tak memperpanjang kontraknya pada akhir musim.

Marc pun hijrah ke Persegi Gianyar. "Marc adalah striker petarung di lapangan hijau. Tapi, ia dilepas karena mentalnya yang kurang baik diluar lapangan," papar Herman.

6 dari 6 halaman

Jacksen Tiago

Jacksen Tiago adalah pemain asing generasi pertama di PSM. Ia datang ke Makassar bersama dua rekan senegarnya, Marcio Novo dan Luciano Leandro.

Sebelum ke PSM, Jacksen berkostum Petrokimia Putera Gresik yang berhasil menembus final Liga Indonesia 1994-1995 sebelum dikalahkan Persib Bandung 0-1.

Bersama PSM, Jacksen kembali meraih hasil sama. Dimana PSM takluk 0-2 dari Mastrans Bandung Raya di laga final.

"Kelebihan Jacksen terletak pada power dan nyalinya yang besar. Aksinya yang tak kenal takut membuat bek lawan kerap kesulitan menghadapinya. Dalam situasi seperti itulah, ia kerap mendapatkan golnya," pungkas Herman.

Video Populer

Foto Populer