Sukses


4 Duet Ganas yang Pernah Mewanai Kejayaan PSM Makassar dari Era Ligina hingga Liga 1

Bola.com, Makassar - PSM Makassar merupakan tim legendaris yang punya sejarah panjang dalam persepakbolaan Indonesia. Berdiri pada 1915, PSM Makassar menjadi tim sepak bola tertua di negeri ini.

Sudah berumur lebih dari seratus tahun, PSM Makassar sudah banyak merengkuh berbagai pencapaian. Selain koleksi empat gelar juara kompetisi Perserikatan, PSM juga sukses menjuarai kompetisi di era Ligina 1992 dan 2000 lalu.

Meski pernah meraih sukses, tim berjulukan Juku Eja ini juga sempat mengalami pasang surut meski tetap berada di kasta tertinggi. Setelah terakhir kali juara Ligina pada 2000, gelar prestisius PSM terbaru adalah juara Piala Indonesia 2018/2019.

Namun, PSM tetaplah tim dengan nama besar dan punya banyak sejarah. Satu di antaranya karena peran para pemain yang memang menjadi pembeda di klub pujaan Macz Man.

Cukup menarik melihat kembali ke belakang tentang kiprah PSIS tak lepas dari peran para pemain yang berkualitas. Khususnya duet-duet maut yang kerap menghasilkan pundi-pundi gol dan membantu PSM.

Kali ini Bola.com menyajikan ulasan menarik yakni siapa saja duet maut yang pernah berseragam PSM Makassar. Tentunya mereka ini adalah para bomber atau pemain yang menjadi mesin gol melalui kolaborasinya.

Video

2 dari 5 halaman

Kurniawan Dwi Yulianto - Miro Baldo Bento

PSM Makassar sukses merengkuh trofi juara Liga Bank Mandiri edisi pertama pada 2000, mengalahkan PKT Bontang dengan skor 3-2. Keberhasilan PSM saat itu tak lepas dari pengaruh duet mautnya. Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Bento.

Kurniawan dengan kemampuannya sebagai seorang penyerang mematikan, ditunjang dengan pengalaman dan jam terbangnya sebagai jebolan Primavera. Terbukti pria asal Magelang tersebut mampu menjadi mesin gol bagi PSM, total ia mencetak 23 gol atau hanya kalah selisih satu gol dari top scorer saat itu Bambang Pamungkas.

Duetnya adalah Miro Baldo Bento, pemain asal Timor Leste yang tidak kalah ganasnya dari Kurniawan. Miro Baldo yang sebelumnya adalah striker hebat Arseto Solo, kembali teruji di PSM.

Juku Eja pun menjadi tim paling agresif dengan mengemas 53 gol dan hanya kemasukan 19 gol. Si Kurus, sapaan akrab Kurniawan Dwi Yulianto, seperti menjadi duet serasi di PSM yang ditopang oleh kapten tim Bima Sakti kala itu.

 

3 dari 5 halaman

Cristian Gonzales - Oscar Aravena

PSM Makassar merupakan satu di antara tim besar yang sukses melahirkan pemain bintang, terutama para legiun asing. Duo Amerika Latin pernah mengenyam kejayaan di tim ini, Cristian Gonzales dan Oscar Aravena pada musim 2003.

PSM merekrut Cristian Gonzales sekaligus menjadi klub pertamanya di Liga Indonesia. Sementara Oscar Aravena didatangkan dari Persela Lamongan, hingga keduanya menjadi duet hebat di tim pujaan The Macz Man.

Kolaborasi keduanya menjadikan duet paling mematikan yang pernah dimiliki oleh PSM. Betapa tidak? Oscar Aravena berhasil menorehkan 31 gol sepanjang musim 2003, sementara El Loco menorehkan 27 gol, atau keduanya menghasilkan 58 gol untuk PSM.

Kesuksesan duet ini tak lepas dari kejelian pelatih Miroslav Janu yang memaksimalkan potensi sang kedua bomber. Baik El Loco maupun Aravena sama-sama bisa menjadi target man, ditopang duet sayap lincah Ronald Fagundez dan Irsyad Aras.

4 dari 5 halaman

Julio Lopez dan Aldo Barreto

PSM Makassar juga pernah memiliki bomber tajam asal Paraguay. Aldo Baretto yang berseragam Juku Eja selama tiga musim, yakni 2006 hingga 2009, dan Julio Lopez yang pernah moncer di PSIS Semarang.

Baretto konsisten menjadi tumpuan gol di lini depan PSM, namun puncak penampilan sang pemain terjadi pada edisi 2007/2008. Dia sukses menyarangkan 11 gol.

Meski begitu, ketajaman Baretto hanya mampu membawa PSM bertengger di urutan kelima wilayah timur sehingga timnya gagal melanjutkan langkah ke babak 8 besar Liga Indonesia 2007/2008.

Tidak kalah dengan kompatriotnya, Julio Lopez merupakan mesin gol PSM yang berhasil mendulang 15 gol pada edisi 2008/2009. Jika ditotal pasangan PSM ini mampu menyumbang 23 gol dari jumlah keseluruhan 42 gol tim di akhir musim.

5 dari 5 halaman

Ferdinand Sinaga - Amido Balde

PSM Makassar ikut menjadi pelabuhan penting dalam karier Ferdinand Sinaga, striker haus gol asal Medan yang sempat bermain di beberapa tim besar. Ia gabung PSM sejak musim 2018.

Ferdinand Sinaga total mengoleksi 22 gol dsri 60 pertandingan yang dilakoni. Pemain berusia 31 tahun ini tidak kehilangan insting mencetak gol. Seperti pada Shopee Liga 1 2019 lalu.

Ferdinand Sinaga bermain 29 kali dan sukses membuat sembilan gol. Jumlah golnya sedikit menurun dibandingkan dua musim sebelumnya yang mampu mengemas 12 dan 10 gol.

Duet Ferdinand Sinaga di PSM adalah Amido Balde. Striker asal Guinea-Bissau yang didatangkan dari Persebaya Surabaya pada tengah musim lalu. Ketajamannya belum berkurang, eks pemain Glasgow Celtic ini berhasil menjaringkan 6 gol.

Video Populer

Foto Populer