Sukses


Analisis Performa Timnas Indonesia U-19 dalam Tiga Uji Coba di Kroasia

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-19 mendapatkan banyak pelajaran selama tiga kali uji coba di Kroasia. Dalam turnamen mini dengan tiga negara, anak asuh Shin Tae-yong menelan dua kekalahan dan satu hasil imbang.

Kekalahan pertama adalah 0-3 dari Bulgaria. Timnas Indonesia U-19 kemudian tidak berkutik dihujani gol 1-7 oleh tuan rumah Kroasia pada laga kedua. Namun pada uji coba ketiga, skuad Garuda Muda dengan heroik menahan imbang 3-3 Arab Saudi, Jumat (12/9/2020).

Tentunya banyak pencapaian maupun evaluasi yang didapat oleh Adi Satryo dan rekan-rekannya selama berlatih di Kroasia. Terutama melawan negara kuat yang akan dijadikan ukuran kesiapan Timnas Indonesia U-19 menghadapi Piala Dunia U-20 2021.

Berbagai aspek yang dipetik oleh anak buah Shin Tae-yong dapat dijadikan motivasi untuk tampil lebih baik pada lain kesempatan. Selain kemampuan individu, rangkaian latih tanding di tiga pertandingan juga membuat Timnas Indonesia U-19 semakin kompak.

Bola.com dengan dibantu oleh pengamat sepak bola nasional asal Solo, Aris Budi Sulistyo, menganalisis kiprah Timnas Indonesia U-19 di Kroasia.

Berikut ini analisis menarik dari pencapaian David Maulana dan kawan-kawan dalam tiga pertandingan.

Video

2 dari 4 halaman

Kedalaman Skuat

Meski memboyong skuad pilihan hasil seleksi saat TC di Jakarta, Shin Tae-yong melakukan rotasi di sebagian posisi. Komposisi pemain hampir selalu berbeda dalam tiga pertandingan.

Sejumlah pemain pilar selalu mendapat menit bermain sejak awal, yakni Adi Satryo, David Maulana, Witan Sulaeman, hingga Irfan Jauhari. Sementara, nama-nama pelapis secara bergantian masuk starting eleven.

Bahkan pemain utama di Timnas Indonesia U-19, yakni Bagas Kaffa, Supriadi, dan Beckham Putra sengaja selalu dimainkan oleh Shin Tae-yong pada jeda pertandingan.

Menurut Aris Budi Sulistyo, cara yang dilakukan Shin Tae-yong adalah demi memperkuat kedalaman skuatnya.

"Shin Tae-yong melakukan hal yang baik selama beruji coba di Kroasia. Bahwa hasil akhir bukanlah tujuan utamanya. Tapi mencari apa saja yang bisa dilakukan oleh tim dengan segala potensi yang ada," beber Aris Budi, Sabtu (12/9/2020).

"Dia (Shin Tae-yong) melakukan langkah yang cukup berani untuk merotasi pemain. Terutama memberikan kesempatan untuk wajah-wajah baru di tiga laga kemarin," ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Evaluasi Antarlini

Timnas Indonesia U-19 kebobolan 13 gol. Ini menjadi pusat perhatian dalam dievaluasi Shin Tae-yong. Kinerja empat pemain belakang mendapat sorotan dalam dua uji coba terakhir.

Melawan Bulgaria dan Kroasia, Shin Tae-yong sering memainkan wajah-wajah baru. Muhammad Fiqri, Rizky Ridho, Komang Tri Arta, dan Yudha Febrian mendapatkan menit bermain yang cukup banyak pada dua pertandingan terakhir.

Mereka berjibaku mengamankan daerah pertahanan di depan penjaga gawang Adi Satryo yang sebenarnya tampil cukup gemilang. Sesekali, kedua bek sayap yang diisi Fiqri dan Yudha Febrian melancarkan manuver membantu penyerangan.

Shin Tae-yong melakukan penyegaran saat melakoni laga ketiga. Timnas Indonesia U-19 kontra Arab Saudi, Jumat malam. Rotasi kembali dilakukan Shin Tae-yong, dengan masih membangkucadangkan Bagas Kaffa.

Performa Timnas Indonesia U-19 justru berkembang di babak kedua. Terutama dengan masuknya pemain-pemain pilar. Bagas Kaffa, Beckham Putra, dan Supriadi turut membawa dampak perubahan di lini yang mereka tempati.

"Saya melihat antarlini sudah mulai padu. Terutama transisi permainan yang terkoordinasi dengan rapi. Ketika dari bertahan ke menyerang, begitu juga sebaliknya," kata pria asal Solo ini.

"Hanya saja evaluasi pasti ada. Tidak hanya lini belakang dan tengah saja yang menjadi perhatian melihat banyak gol yang bersarang. Barisan depan pun wajib dimaksimalkan lagi, untuk mengasah ketajaman," terang eks pelatih Persis Solo dan PSCS Cilacap.

4 dari 4 halaman

Mental Teruji

Meski menjadi lumbung gol di tiga pertandingan, Timnas Indonesia U-19 mendapat dampak yang positif, yakni mental.

Aris Budi menyebut lawan yang jauh lebih kuat sangat membantu pemain Indonesia meningkatkan mental. Ini kesempatan yang cukup langka dapat menimba ilmu dari tim kuat khas Eropa Timur dan Arab Saudi.

"Secara mental bertanding, para pemain tentunya mengalami peningkatan. Mereka mendapatkan kesempatan, pengalaman, dan jam terbang, bagaimana menghadapi tim besar dan kuat," ujarnya.

"Itulah pentingnya menghadapi lawan yang memang secara kualitas berada di atas kita. Bukan soal menang kalahnya, tapi seberapa jauh Timnas kita berkembang dari waktu ke waktu," terang jebolan tim Gajah Mungkur dan Arseto Solo ini.

Setelah melewati tiga kesempatan beruji coba di Kroasia, Aris Budi berharap skuat Shin Tae-yong terus melanjutkan latihan. Dengan agenda Piala Asia yang kembali ditunda, dapat dijadikan ajang menambah agenda pemusatan latihan.

"Program pemusatan latihan harus tetap dilanjutkan, apalagi kabarnya Piala Asia kembali ditunda. Kalau memang masih memungkinkan di Eropa, ya bisa kembali menggelar uji coba di sana. Menghadapi lawan yang lebih kuat lagi seperti Spanyol, Jerman, Perancis, atau Italia misalnya," jelas Aris Budi.

Video Populer

Foto Populer