Sukses


Wawancara Yabes Tanuri: Proyek Bisnis Bali United dan Rencana di Shopee Liga 1 2020

Bola.com, Jakarta - Bali United musim lalu mencatatkan prestasi fenomenal di Shopee Liga 1 2019. Mereka menjadi juara kasta teratas pada pekan ke-30, saat menyisakan empat laga lagi, setelah menundukkan Semen Padang pada 2 Desember 2019. 

Materi pemain skuad Serdadu Tridatu pada musim lalu memang sangat melimpah dengan pemain sarat pengalaman. Tak ketinggalan, pelatih Stefano Cugurra Teco, yang musim 2018 membawa Persija juara Liga 1, direkrut untuk menakhodai skuad itu. 

Bali United hanya butuh lima tahun saja untuk mengoleksi trofi juara. Ya, klub asal Pulau Dewata itu baru berdiri pada 2015 selepas mengakuisisi Persisam Putra Samarinda. Selama itu pula mereka berusaha menjadi yang terbaik. 

Serdadu Tridatu hampir menjadi juara pada Liga 1 2017 di bawah arahan pelatih Widodo Cahyono Putro. Namun, mereka harus puas finis di peringkat kedua di bawah Bhayangkara FC. Kedua tim sama-sama mengoleksi 68 poin, namun Bhayangkara unggul head-to-head. 

Dari situlah, Bali United terus berbenah hingga menjadi kandidat kuat kampiun musim lalu. 

Di sektor bisnis, Bali United termasuk klub yang menata pengelolaan secara profesional. Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, mengalami sejumlah perubahan masif untuk menambah pemasukan klub.

Di stadion itu terdapat Bali United Cafe yang letaknya di bawah tribune penonton. Lalu, ada Bali United Mega Store yang menjual berbagai merchandise klub. Belum lagi masih ada Bali United Playland yang menyediakan berbagai wahana permainan. 

Jersey Bali United juga dikenal memiliki sponsor terbanyak di antara para kontestan lain di Liga 1. Ini merupakan bagian dari upaya manajemen klub untuk menambah pemasukan. 

Bali United kini menghadapi tantangan untuk mempertahankan gelar. Sejak era kompetisi Liga Indonesia mulai 1994, belum ada satupun klub yang mampu back-to-back gelar juara kasta tertinggi.

Malah, juara bertahan Liga 1 punya pola terseok-seok saat menghadapi musim berikutnya. Sebut saja Bhayangkara FC (juara 2017) dan Persija Jakarta (juara 2018), yang kesulitan bersaing semusim setelahnya. 

CEO sekaligus manajer tim Bali United, Yabes Tanuri, menjadi sosok penting di klub ini. Bola.com mendapat kesempatan melakukan wawancara dengannya belum lama ini berbicara mengenai prestasi dan sektor bisnis klubnya. 

Selain mencari pemasukan dari beberapa sisi, Yabes Tanuri juga mengungkap rencana yang akan dilakukan oleh timnya pada musim ini. Secara komposisi skuad, tak banyak perubahan di Bali United. Teco pun masih menjabat sebagai pelatih. Simak wawancara berikut ini:

 

Video

2 dari 3 halaman

Membangun Tim dan Bisnis

Bagaimana awal mula Anda mulai terjun membangun Bali United?

Banyak cerita selama lima tahun ini. Begitu masuk sebagai bisnis, saya melihat ini prospek yang sangat bagus. Ini mesti jadi industri yang berkembang. Saya melihat bahwa tempat yang baik untuk mengembangkan, ternyata pilihan kami di Pulau Bali ini.

Strategi apa yang dijalankan Bali United hingga selalu konsisten di papan atas? 

Kami punya anggaran, dan kami tidak apa-apa harus mengeluarkan dana sehingga kami terus berkembang dan bisa mengetahui. Kami juga ingin lama di sini. Kami tidak mau, di manajemen, jor-joran tahun ini, tapi tahun depan nanti dulu. Nanti, malah bisa kacau.

Kami maunya stabil. Kami maunya semua bisa kami jamin. Gaji (pemain dan pelatih) kami tepati. Dan itu bisa saling mendukung dan pemain bisa menaruh kepercayaan pada pelatih. Mereka juga menaruh kepercayaan pada manajemen. Kami juga bicara dengan pelatih.

Seberapa jauh Anda mempelajari bisnis sepak bola Indonesia?

Kami banyak belajar bahwa sepak bola itu bukan hanya sekadar sepak bola. Olahraga ini bukan sekadar permainan. Di belakang itu ada banyak yang mendukung. 

Contohnya pertandingan, itu bukan hanya sebuah game. Ada sisi kepanitian yang itu juga harus disiapkan. Itu event yang sangat besar. Ada juga tim marketing untuk mendapatkan sponsor. 

Ada lagi tim desain untuk membuat pertandingan dan tampilan di media sosial menarik. Memang seperti ini sepak bola modern. Mesti ada foto, video, dan lain-lain. Sekarang kami tetap harus banyak belajar. 

Sebagai bagian dari tim, pengalaman menarik apa yang pernah Anda alami? 

Saya harus duduk di bench (bangku cadangan pemain) saat pertandingan. Saya temani saja pelatih. Kadang-kadang pas pertandingan saya perhatikan yang lain, tiba-tiba tim kami sudah cetak gol. ‘Lah ini gimana golnya tadi?’ 

Sebenarnya pengalaman-pengalam seperti itu sih. Terus, tiba-tiba pertandingan berhenti, ternyata ada yang cedera. Nah, yang kayak gitu saya masih sering bertanya-tanya ke pelatih karena tidak tahu prosesnya. Kalau di bench tidak ada tayangan ulang. 

3 dari 3 halaman

Rencana Musim Ini

Bagaimana persiapan tim Anda untuk berkompetisi di Shopee Liga 1 2020 sebagai juara bertahan? 

Kami pastikan dari manajemen, kami berusaha mencari tim yang bekerja sejalan. Dari pelatih yang punya kemampuan, pemain juga, dan semua itu harus satu kesatuan untuk bisa meraih juara. Itu yang kami lakukan musim 2019. 

Tim kami selama beberapa tahun ini semakin lebih baik. Tapi tim kami tidak banyak melakukan perubahan komposisi. Kami berusaha melengkapi skuat supaya lebih baik.

Ada pola tim juara bertahan kerap kesulitan bersaing di musim berikutnya. Bagaimana Anda menyikapi itu? 

Seperti yang saya bilang, kami juga ingin lama di sini (Palau Bali). Kami tidak mau, di manajemen, jor-joran tahun ini, tapi tahun depan nanti dulu. Kami maunya stabil. Kami maunya semua bisa kami jamin.

Gaji (pemain dan pelatih) kami tepati. Dan itu bisa saling mendukung dan pemain bisa menaruh kepercayaan pada pelatih. Mereka juga menaruh kepercayaan pada manajemen. Kuncinya saling percaya. 

Kalau saya bilangnya, memang jadwal pertandingannya sangat padat. Walaupun capek, semoga dengan pemain kami yang memasuki musim ini bisa tetap bersaing.

 

Video Populer

Foto Populer