Sukses


5 Pilar PSM di Era Liga 1 yang Hengkang dengan Alasan Berbeda

Bola.com, Makassar - Pemain datang dan pergi dalam sebuah klub adalah hal yang biasa dalam dunia sepak bola profesional. Status sebagai pemain pilar atau pujaan suporter karena aksi dan sukses membawa klubnya meraih trofi juara tak jadi penghalang seorang pemain meninggalkan klubnya. Seperti yang terjadi di PSM Makassar pada era Liga 1.

Sejak mayoritas saham klub dikuasai Bosowa Grup, klub kebanggaan Kota Daeng itu tidak lagi menjadikan fanatisme daerah sebagai modal meraih prestasi. Pemain yang direkrut oleh manajemen PSM Makassar murni semata faktor teknis dan kebutuhan tim. Alhasil, status Juku Eja sebagai eks tim Perserikatan yang mengandalkan putra daerah tak lagi berbekas.

Fenomena ini makin kental terlihat di Liga 1 2020. Sebelum kompetisi terhenti karena pandemi COVID-19 pada Maret lalu, praktis hanya Asnawi Mangkualam, pemain asal Makassar yang masuk dalam starter reguler tim asuhan Bojan Hodak.

Secara umum, komposisi materi pemain Juku Eja mayoritas berasal dari luar Sulawesi Selatan dengan persentase mencapai 70 persen.

Jadi, ketika manajemen PSM melepas sejumlah pemain pilar dengan status pinjaman atau putus kontrak dinilai sebagai hal yang wajar. Termasuk ketika manajemen mendukung keputusan Robert Alberts, pelatih PSM saat itu, yang meminta Syamsul Chaeruddin mundur karena tak lagi masuk dalam skema tim menghadapi musim berikutnya. Padahal, Syamsul adalah kapten dan ikon PSM.

Begitu pun dengan M. Rahmat, penyerang sayap asli Makassar yang menerima tawaran Bali United jelang Shopee Liga 1 2020 dengan alasan regenerasi. Padahal, Rahmat yang sudah 11 musim berkostum PSM, termasuk pemain yang banyak mendapatkan menit bermain di era Liga 1.

Selain faktor teknis, ada juga pilar yang hengkang karena terkait dengan kondisi keuangan klub. Apa pun alasannya, faktanya mereka sudah tak lagi berkostum PSM.

Siapa saja pemain pilar PSM Makassar yang hengkang dengan alasan berbeda? Berikut ulasan Bola.com.

Video

2 dari 6 halaman

Syamsul Chaeruddin

Syamsul Chaeruddin pertama kali berkostum PSM Makassar pada Liga Indonesia 2002. Sosoknya langsung melejit setelah membawa Juku Eja menembus semifinal pada musim itu.

Namanya pun masuk dalam skuat tim nasional U-20 yang meraih trofi juara di Piala Sultan Piala Hassanal Bolkiah, Brunei Darussalam. Sejak itu, Syamsul secara reguler masuk dalam skuat Timnas Indonesia berbagai jenjang sampai level senior.

Status Syamsul sebagai pemain asli Makassar dengan caps terbanyak di Timnas Indonesia membuatnya menjelma jadi ikon PSM. Meski hanya mampu membawa PSM dua kali runner-up Liga Indonesia, suporter Juku Eja tetap memujanya sebagai legenda.

Namun, pada akhir Liga 1 2017, Syamsul akhirnya menerima kenyataan pahit ketika Robert Alberts memintanya mundur karena tidak lagi masuk dalam skema tim pada Liga 1 2018. Syamsul pun meninggalkan klub yang dicintainya itu.

Ia sempat bergabung di PSS Sleman yang berkompetisi di Liga 2. Tapi, Syamsul tak lama berkiprah di PSS. Ia pun akhirnya memutuskan pensiun sebagai pemain.

3 dari 6 halaman

Marc Klok

Sosok Marc Klok langsung melejit pada musim pertamanya bersama PSM Makassar di Liga 1 2017. Mobilitas dan karakter yang pantang menyerah di lapangan hijau jadi tontotan tersendiri dan selalu dinantikan suporter PSM.

Gelar juara Piala Indonesia 2018-2019 adalah persembahan tertinggi Marc buat Juku Eja setelah pada musim sebelumnya, PSM bertengger di peringkat dua Liga 1 2018.

Pembawaan Marc yang supel dan mudah bergaul juga mampu merebut hati fans Juku Eja. Apalagi, di sela waktu senggangnya, gelandang asal Belanda yang selangkah lagi berstatus naturalisasi ini kerap memenuhi undangan acara yang diadakan kelompok suporter PSM.

Marc yang konon memiliki darah Sulawesi Selatan dari sang kakek juga menunjukkan kecintaannya kepada Makassar dengan membuka sebuah kafe dengan nama Koffie O'Klok.

Namun, masa indah Marc dan PSM berakhir jelang Liga 1 2020. Marc yang sempat mengikuti latihan bersama PSM akhirnya hengkang ke Persija.

Alasan yang mengemuka saat itu adalah, Marc ingin mencari tantangan baru bersama Macan Kemayoran. Konon, manajemen PSM melepasnya setelah mendapatkan dana transfer yang lumayan dari Persija.

4 dari 6 halaman

Rahmat

Rahmat yang berdarah Takalar sudah menjadi bagian PSM Makassar sejak musim 2008. Ia masuk di skuat senior setelah tampil menonjol di PSM U-21.

Setelah itu, pada setiap musimnya, Rahmat selalu mendapatkan tempat di skuat inti. Kecuali pada musim 2012, di mana ia terpaksa menepi karena cedera parah.

Rahmat yang berposisi sebagai penyerang sayap dikenal karena memiliki kecepatan dan dribling yang apik. Berkat aksinya bersama PSM, Rahmat kerap dipanggil mengikuti pemusatan latihan tim nasional Indonesia.

Pencapaian terbaik Rahmat bersama PSM adalah meraih trofi Piala Indonesia 2018-2019. Namun, cedera otot paha yang menderanya tak lama setelah PSM meraih trofi juara membuat Rahmat terpaksa menepi. Saat cederanya pulih, Rahmat kehilangan tempat di posisi starter sejalan dengan munculnya Rizki Eka Pratama.

Jelang musim 2020, Rahmat tiba-tiba membuat keputusan mengejutkan dengan menerima tawaran manajemen Bali United. Alasan Rahmat saat itu ingin proses regenerasi di PSM berjalan dengan baik.

Setelah Rahmat pergi, manajemen PSM mendatangkan Irsyad Maulana dan Yakob Sayuri untuk mengisi posisi penyerang sayap.

5 dari 6 halaman

Hussein El Dor

Manajemen PSM Makassar mendatangkan Hussein El Dor berdasarkan rekomendasi Bojan Hodak, pelatih kepala Juku Eja. Bek berpaspor Lebanon ini diplot menggantikan peran Aaron Evans yang kontraknya tak diperpanjang.

Bersama PSM, Hussein tampil reguler pada partai awal Piala AFC 2020 dan Liga 1 2020. Selain tangguh mengawal lini belakang, Hussein juga sudah mencetak satu gol buat PSM di Liga 1 2020.

Sayang, Hussein gagal meneruskan kiprahnya bersama PSM sejalan dengan terhentinya kompetisi karena pandemi COVID-19. Hussein pun pulang ke Lebanon.

Saat kabar Liga 1 2020 akan berlanjut, Hussein mengaku tidak bisa dihubungi manajemen. Meski masih ingin memperkuat PSM, Hussein El Dor akhirnya menerima tawaran dari Al-Ansar, klub Liga 1 Lebanon demi kelanjutan kariernya di sepak bola.

6 dari 6 halaman

Irsyad Maulana

Irsyad Maulana tampil apik sebagai penyerang sayap PSM Makassar di kualifikasi Piala AFC 2020. Namun, cedera patah tulang hidung saat PSM mengalahkan Lalenok United asal Timor Leste dengan skor 3-1 pada leg kedua babak play-off, membuat Irsyad terpaksa menepi.

Setelah itu, Irsyad Maulana tidak lagi bermain bersama PSM sampai Shopee Liga 1 2020 terhenti karena pandemi COVID-19.

Seperti pemain dari luar Makassar lainnya, Irsyad Maulana memilih pulang ke Padang saat manajemen PSM memutuskan untuk meliburkan tim.

Pada 18 September 2020, Irsyad resmi menjadi seorang ayah, setelah sang istri melahirkan anak laki-laki yang kemudian diberi nama Hamizan Ali Maulana. Dengan alasan keluarga, Irsyad pun memilih kembali berkostum Semen Padang dengan status pemain pinjaman.

Video Populer

Foto Populer