Sukses


Kemenpora Gelar Diskusi Indonesia Youth Football Development, Undang Legenda Liverpool Michael Owen

Bola.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membuat sebuah acara menarik. Menghadirkan tokoh-tokoh kenamaan baik lokal maupun internasional, Kemenpora menggelar diskusi bertajuk Indonesia Youth Football Development (IYOFD) di Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (4/11).

Yang membuat diskusi Indonesia Youth Football Development menarik adalah kehadiran legenda Liverpool dan Tim Nasional Inggris, Michael Owen. Selain itu turut hadir Zainudin Amali selaku Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan sampai Indra Sjafri.

Diskusi ini sengaja digelar oleh Deputi III Kemenpora sebagai salah satu wujud nyata pelaksanaan Instruksi Presiden Joko Widodo tentang Percepatan Pembangunan Sepak Bola Nasional.

Keseriusan Presiden untuk membawa sepak bola Indonesia berkiprah di level dunia, menurut Kepala Deputi III Kemenpora, Isnanta, perlu dibarengi langkah nyata dan terstruktur dari semua pihak sehingga semua program yang disiapkan tak lagi menjadi sia-sia.

"Jadi untuk go internasional itu, yang pertama harus kita lakukan adalah mengubah mindset-nya dulu. Kita sekarang bermimpi untuk go internasional, kemudian bagaimana kita bisa mewujudkan mimpi itu? Tentunya dengan langkah kongkrit," Isnanta menuturkan.

"Apa langkah kongkritnya? Yang pertama adalah pendidikan usia dini harus berbasis sport science. Karena tujuannya adalah go internasional, maka sudah tidak bisa lagi digunakan cara-cara latihan tradisional."

"Sinergitas antar semua pihak penting dikedepankan. Sehingga tidak hanya Kemenpora saja, atau PSSI saja, tapi semua pihak harus kita libatkan, termasuk keterlibatkan perguruan tinggi. Karena perguruan tinggi ini punya ilmunya, punya alatnya, punya teknologinya dalam penerapan sport science ini," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Tinggalkan Cara Tradisional

Menurut Isnanta, Indonesia sudah terlalu lama menggunakan cara-cara tradisional dalam pengembangan sepak bola nasional. Hal inilah yang kemudian membuat sepak bola Indonesia terus kesulitan untuk bisa bersaing dengan negara-negara lainnya dalam urusan prestasi.

Meski tak henti-hentinya melahirkan bibit-bibit muda, namun Indonesia pada akhirnya selalu gagal memetik hasil hasil membanggakan lantaran penerapan pola pengembangan yang salah.

"Pokoknya sport science ini harga mati. Tidak boleh lagi ada pelatih yang merangkap semua tugas dalam mengembangkan pemain muda. Tapi dalam tim kepelatihan itu ahli gizinya sendiri, ahli tekniknya sendiri, dan sejumlah ahli lainnya yang dibutuhkan untuk benar-benar bisa mencapai hasil maksimal dalam pengembangan pesepak bola usia muda," tutur Isnanta.

"Jangan sampai satu orang merangkap sebagai pelatih, ahli gizi, manajer, dan sekaligus yang punya SSB (Sekolah Sepakbola)," lanjutnya.

Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi Deputi III Kemenpora untuk menggelar sebuah diskusi mendalam bertajuk Indonesia Youth Football Defelopment.

Dengan diskusi yang melibatkan berbagai pakar ini, diharapkan bisa membuka wawasan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia untuk bisa mengubah cara pandang mereka dalam pengembangan sepakbola usia muda.

Video Populer

Foto Populer