Sukses


Deretan Pemain yang Fokus Menjalankan Bisnis Unik Saat Shopee Liga 1 Terhenti

Bola.com, Jakarta - Terhentinya Shopee Liga 1 2020 lantaran pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang begitu besar terhadap kehidupan pemain yang terlibat di dalamnya. Harus ditundanya lanjutan kompetisi yang seharusnya digelar Oktober lalu menambah panjang penderitaan para pemain yang membutuhkan pemasukan.

Saat Shopee Liga 1 2020 baru bergulir selama tiga pekan, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru terpaksa menghentikan kompetisi karena pandemi COVID-19 mulai meninggi di Indonesia. Awalnya, kompetisi ditangguhkan hingga tenggat waktu yang ditentukan oleh Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Akhir Mei, kelanjutan kompetisi harus dipastikan.

Tiga bulan tanpa kompetisi, nyatanya pesepak bola Indonesia harus gigit jari lagi lantaran angka kasus pandemi COVID-19 tak kunjung mereda. Setelah beberapa waktu, PSSI dan PT LIB menetapkan kompetisi kembali bergulir pada 1 Oktober 2020.

Hitungan hari jelang kick-off lanjutan kompetisi, nyatanya PT LIB tak mendapatkan izin dari kepolisian untuk menggelar kompetisi. Shopee Liga 1 harus kembali tertunda, dan para pemain kembali gigit jari. Bahkan kini dipastikan tak ada kompetisi sepak bola Indonesia yang bergulir setelah PSSI dan PT LIB menetapkan Shopee Liga 1 akan berlanjut pada Februari 2021.

Dengan tidak adanya kompetisi sejak Maret lalu hingga akhir tahun ini, praktis selama sembilan bulan para pemain sepak bola Indonesia tidak mendapatkan pendapatan seperti biasanya.

Para pemain dan pelatih hanya mendapatkan kisaran gaji antara 25 hingga 50 persen sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh PSSI sebagai pedoman bagi klub untuk membayarkan hak pemain dan pelatih.

Namun, sejumlah pemain tidak kehilangan akal ketika penghasilannya terpangkas. Cukup banyak pemain yang berusaha memutar otak dan dana yang mereka miliki untuk menjalankan bisnis demi mendapatkan pemasukan yang lain.

Kali ini, Bola.com mengulas deretan pemain Shopee Liga 1 yang memutuskan menjalankan usaha di luar lapangan hijau demi memutar roda perekonomian mereka.

Video

2 dari 5 halaman

Pemain Persib Jago Berbisnis

Dari 18 klub peserta Shopee Liga 1 yang tidak bisa berkompetisi pada musim ini, Persib Bandung memiliki cukup banyak pemain yang tidak ragu untuk menjalankan bisnis di luar lapangan hijau. Tak sedikit dari mereka yang sebenarnya sudah menjalankan bisnis bahkan sebelum pandemi COVID-19 menyerang Indonesia.

Dedi Kusnandar sebagai contohnya. Gelandang bertahan Persib yang juga berlabel Timnas Indonesia itu memiliki bisnis laundry dan kuliner. Bisnis laundry miliknya diberi nama Laundry Addick, yang bahkan sudah memiliki empat cabang. Selain itu ia juga berbisnis kuliner berupa ceker, yang diberi nama Dado Ceker.

Sejumlah pemain Persib juga memiliki bisnis kuliner, seperti Deden Natshir, Febri Hariyadi, dan Zalnando. Deden Natshir membuka rumah makan di Soreang, Kabupaten Bandung. Menu utama di rumah makannya tersebut adalah ayam goreng.

Sementara Febri Hariyadi menjajal bisnis makanan ringan yang diberikan nama "Si Bedung". Sementara itu, Zalnando baru-baru ini membuka tempat makan berkonsep food truck bernama rendangpedia. Mayoritas menu yang disediakan berbumbu rendang.

Tak hanya itu saja, pemain asing Persib Bandung, Nick Kuipers, juga membuka bisnis kuliner di Bandung. Meski tergolong pemain baru di skuat Maung Bandung, pemain asal Belanda itu tidak ragu untuk membuka usaha di Indonesia.

Nick membuka usaha kuliner bernama Johnny Wrap yang menjual makanan berjenis kebab. Namun, Nick juga menyediakan beragam menu makanan bernuansa Indonesia, seperti gado-gado.

Bahkan baru-baru ini Kim Jeffrey Kurniawan juga merambah dunia kuliner. Gelandang Persib yang sebelumnya membuka usaha clothing dan babershop itu baru saja membuka sebuah usaha kuliner yang mengandalkan roti jerman sebagai produk unggulan. Maklum banyak usaha kuliner bertipe sejenis di Bandung, tapi tak ada yang menjual roti khas Jerman dengan cita rasa Indonesia seperti yang dilakukan Kim.

Bicara soal usaha clothing, selain Kim Jeffrey juga ada Gian Zola yang menjalankan bisnis serupa. Usaha itu diberikan nama GZ official clothing. Sementara itu, kiper Persib, Made Wirawan membuka usaha yang sedikit berbeda dari para pemain lainnya.

3 dari 5 halaman

Menilik Bisnis Pemain Arema

Beralih ke Arema FC, ada sejumlah pemain yang sudah memiliki usaha sampingan sehingga bisa membantu mereka menghadapi masa-masa sulit ketika kompetisi Shopee Liga 1 terhenti lantaran pandemi COVID-19. Bahkan usaha tersebut sudah dilakukan saat pandemi COVID-19 belum menerpa dunia.

Latar belakang para pemain Arema FC membuka bisnis pun berbeda-beda. Ada yang sekadar mengisi kesibukan, hobi, hingga persiapan untuk masa depan.

Ahmad Alfarizi memiliki bisnis yang paling booming di Malang. Barbershop yang dibuat di Kepanjen, Kabupaten Malang ini berdiri tahun 2018. Waktu itu bisnis barbershop sedang marak.

Jhon mengaku bisnisnya itu sekarang sudah bisa berjalan sendiri. Karena pada awalnya, dia sering melakukan promosi dan mengontrolnya. Namun, pada awal pandemi virus corona, dia sempat menutup bisnisnya itu kurang lebih satu pekan. Dia mematuhi anjuran pemerintah.

Terlepas dari hal itu, barbershop bernama Jhon 87 ini tergolong punya banyak pelanggan di area Kabupaten Malang. Daya tariknya tentu interior yang dihias nuansa bola.

Ada ruang tunggu seperti locker room, hingga beberapa foto dan medali yang pernah diraih Alfarizi dengan Arema. Para karyawan di sana juga sering menggunakan jersey Arema. Sehingga pelanggannya mayoritas dari Aremania.

Sementara itu, gelandang Arema FC, Hanif Sjahbandi, membuat sebuah bisnis clothing bernama Straight to Jannah. Dia menuangkan aroma dakwah Muslim di semua produk tersebut.

Produk tersebut dipasarkan secara online. Keluarga dan teman-temannya yang lebih banyak mengelolanya. Sedangkan Hanif tentunya melakukan promosi.

Bisnis ini bukan sekadar untuk menjual t-shirt, jaket dan lainnya. Tapi juga untuk mengajak pelanggan menjadi teman dan menyambung tali silaturahmi. Bisa dibilang tidak sekedar keuntungan yang dicari Hanif. Melainkan lebih pada dakwahnya.

Beralih ke Dendi Santoso yang menyandang status sebagai pemain terlama di tim Arema. Dia juga produk Akademi Arema. Tak salah jika dia membuat bisnis merchandhise suporter, yakni distro dengan brand Dist41ct.

Dendi membuka store di Kota Malang pada 2017 silam. Tapi, sebelum itu dia merintisnya dengan merchandise online lebih dulu. Hanya saja beberapa waktu ini storenya masih vakum.

4 dari 5 halaman

Kuliner dan Bisnis Cupang Jadi Pilihan 2 Pemain Borneo FC

Bek Borneo FC, Wildansyah, tidak mau putus harapan ketika pandemi COVID-19 menghentikan Shopee Liga 1. Ketimbang mengeluh, Wildansyah mengaku banyak mencari ide kreatif agar bisa mendulang pendapatan dari bisnis lainnya, di antaranya dengan membuka usaha kuliner di Bandung.

Sudah hampir lima bulan para pemain di Indonesia tidak bisa beraktivitas normal di lapangan hijau. Wildansyah tidak putus harapan, selain rutin melakukan latihan mandiri, ia juga mencoba peruntungan dengan membuka usaha kuliner.

Menurut Wildansyah, usaha kulinernya sudah dilakoni sebelum penghentian kompetisi pertengahan Maret lalu. Usaha kulinernya ini dijalankan dengan harapan mendapatkan keuntungan untuk menambah tabungan masa depannya serta memanfaatkan waktu luang yang ada karena kompetisi terhenti.

"Sebenarnya, sih, sebelum corona datang, usaha kuliner saya ini sudah dijalankan. Nah sekarang tinggal menjalankan dengan lebih serius saja," kata Wildansyah kepada Bola.com, Minggu (9/8/2020).

Berbagai menu disediakan di warungnya yang bernama Mangkok Qonaah ini. Selain menjual rice bowl pedas dan original, Mangkok Qonaah pun mempunyai menu lainnya yang siap memanjakan para pecinta kuliner.

Bek Borneo FC, Andika Kurniawan, merintis usaha budidaya ikan cupang di Jambi. (Bola.com/Permana Kusumadijaya)

Selain Wildansyah, pemain Borneo FC lain yang tak menyerah dengan keadaan adalah Andika Kurniawan. Bahkan Andika punya bisnis yang cukup unik tapi memiliki banyak penggemar akhir-akhir ini. Pemain berusia 25 tahun itu mencoba peruntungan dengan membudidayakan ikan cupang.

Ikan cupang yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Betta sp adalah jenis ikan tawar yang hidup di Asia Tenggara. Memiliki warna yang sangat unik serta agresif membuat kolektor ikan hias kerap memburu ikan cupang ke berbagai tempat.

Ramainnya orang yang selalu mencari ikan cupang, khususnya di Jambi, membuat Andika Kurniawan tergugah membudidayakannya. Sudah hampir tiga bulan, pemain yang pernah membela Persiraja ini menekuni usaha barunya itu.

Andika menambahkan harga ikan cupang yang dibudidayakannya berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu rupiah. Hingga saat ini, sudah puluhan ikan cupang yang dibudiyakan sambil menunggu pembelinya.

Masyarakat Jambi, kata Andika sangat antusias sekali dalam mengoleksi ikan cupang. Sehingga usaha budidaya ikan cupang kedepannya bisa dikatakan menjanjikan, meski untuk saat ini Andika harus berjuang meyakinkan pembeli.

5 dari 5 halaman

Bisnis Warkop ala Bintang PSM dan Cafe Milik Pemain Persela

Meski tetap fokus menjalani profesinya sebagai pemain Juku Eja, sejak lima bulan lalu, Rizky Pellu membuka usaha warung kopi yang berlokasi di tengah kota Makassar. Setiap hari, warkopnya itu buka selama 12 jam mulai pukul 09.00 WITA.

"Omzetnya lumayan. Warkop saya juga kerap jadi tempat kumpul-kumpul sesama pemain. Jadi silatturrahim tetap terjaga," ungkap Rizky yang juga sudah memiliki rumah di Makassar ini.

Meski lebih banyak menghabiskan waktunya di Makassar, Rizky mengaku tetap meluangkan waktunya pulang ke Tulehu untuk menjenguk orang tuanya.

Sementara itu, Gelandang Persela Lamongan, Rian Wiradinata, menyiapkan pembukaan cafe di kota kelahirannya, Palu.

"Saya sama istri sedang merintis usaha sebuah cafe. Lebih tepatnya saya membantu istri saja karena ada waktu kosong. Saya dan istri membuka usaha cafe, jualan minuman segar, jus, kopi, dan makanan-makanan ringan seperti roti bakar, nasi goreng, dan kue-kue juga," kata Rian Wiradinata kepada Bola.com, Rabu (21/10/2020).

Rian tak membantah, saat kompetisi Shopee Liga 1 terhenti, ia akan memikul beban berat. Ditambah lagi, saat pendemi seperti saat ini, mencari pekerjaan lain pun sangat sulit. Rian tak mau mengeluh dan pasrah begitu saja.

 

Video Populer

Foto Populer