Sukses


Awalnya Biasa Saja, Alfredo Vera Ikut Sedih Mendengar Diego Maradona Wafat

Bola.com, Balikpapan - Publik sepak bola dunia masih berduka dengan meninggalnya legenda Timnas Argentina, Diego Maradona, akibat penyakit jantung, Rabu (25/11/2020). Sosok Maradona dikenal sebagai salah satu legenda dunia dengan kiprahnya semasa masih bermain di lapangan hijau.

Pelatih Persiba Balikpapan, Angel Alfredo Vera, termasuk orang yang merasakan duka mendalam dengan kepergian mendiang Diego Armando Maradona. Alfredo juga merupakan orang Argentina seperti Maradona. 

“Awalnya saya rasa tidak apa-apa. Tapi, setelah saya lihat video orang-orang di Argentina, saya ikut sedih. Semua orang sedih. Maradona adalah orang yang penting untuk Argentina,” kata Alfredo kepada Bola.com, Sabtu (28/11/2020).

Alfredo dan Maradona berasal dari daerah yang sama, yaitu Buenos Aires. Namun, mereka tumbuh di kawasan yang berbeda. Maradona berasal dari Lanus, sedangkan Alfredo mengaku besar di Florencio Varela.

Keduanya juga berasal dari generasi yang berbeda. Maradona lahir pada 1960, sementara Alfredo 12 tahun setelahnya atau pada 1972. Nasib mereka juga tidak memiliki kesamaan. Maradona sukses menjadi juara semasa bermain, sementara Alfredo meraih prestasi saat menjadi pelatih.

Maradona membela Timnas Argentina sejak 1977 atau di usia 17 tahun hingga 1994 dan memenangi Piala Dunia 1986. Dia juga membela klub Eropa macam Barcelona dan Napoli yang membuatnya bergelimang prestasi di level klub.

Sedangkan Alfredo sempat membela klub Argentina sebelum menjadi pemain asing di Venezuela dan Ekuador. Sejak 2005, dia merantau ke Indonesia dengan berseragam Persekap Pasuruan, PSAP Sigli, hingga PSS Sleman.

Setelah itu, Alfredo Vera memutuskan menjadi pelatih di Indonesia dengan menangani Persela Lamongan hingga kini membesut Persiba Balikpapan. Dia pernah membawa Persipura Jayapura meraih trofi ISC A 2016 dan Persebaya Surabaya dengan Liga 2 2017.

Salah satu momen yang dikenang oleh Alfredo mengenai sosok Diego Maradona adalah Piala Dunia 1986 di Meksiko. Alfredo masih berusia 13 tahun saat melihat sang legenda mencetak gol “tangan tuhan” hingga mengangkat trofi Jules Rimet.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Sosok Penting untuk Argentina

“Saya tidak pernah bertemu Maradona. Tapi, dia sangat terkenal. Dia menghiasi masa kecil saya dengan permainannya di lapangan. Saya suka melihat dia. Tahun 1986 menjadi penting buat orang Argentina karena kami menjuarai Piala Dunia,” ucap Alfredo.

“Semua orang sayang pada Maradona. Dia pemain yang paling hebat di Argentina. Dia membuat nama Argentina dikenal di dunia,” imbuh pelatih berusia 48 tahun tersebut.

Jenazah Maradona dibawa ke Istana Presiden di Buenos Aires. Puluhan ribu warga memberi penghormatan terakhir kepada salah satu pesepak bola terbaik dunia yang membantu mengantarkan Timnas Argentina menjuarai Piala Dunia 1986.

Jenazah Diego Maradona dimakamkan di pemakaman Bella Vista, di luar Buenos Aires, Argentina, Jumat (27/11/2020). Tercatat puluhan ribu orang juga mengucapkan perpisahan terakhir kepada Diego Maradona.   

Video Populer

Foto Populer