Sukses


Memori 3 Pemain Asia Timur yang Gagal Menyelamatkan Persik dari Degradasi pada ISL 2009

Bola.com, Kediri - Persik Kediri pernah menjadi kekuatan baru di pentas sepak bola Indonesia pada rentang waktu 2002-2008. Berbagai gelar regional, nasional, dan Internasional pernah diraih tim yang dimanajeri Iwan Budianto yang sekarang menjabat Waketum PSSI ini.

Namun prestasi Persik Kediri langsung terpuruk, setelah ditinggalkan Iwan Budianto pada pentas ISL 2009/2010. Sosok yang akrab disapa dengan akronim IB ini harus meninggalkan Persik setelah kalah dalam kontestasi Pilkada Kota Kediri 2009. Sang mertua, HA Maschut, juga balik ke Malang setelah mengakhiri jabatannya sebagai Walikota Kediri selama dua periode pada 1999-2009.

Walikota Kediri terpilih Samsul Ashar mengambil alih jabatan Ketum sekaligus Manajer Persik. Namun Walikota yang juga dokter ini gagal menyelamatkan Persik dari jurang degradasi.

Tanda-tanda keterpurukan Macan Putih yang pernah dua kali merajai kompetisi Indonesia pada 2003 dan 2006 mulai tampak pada awal pembentukan tim. Edy Paryono yang ditunjuk sebagai pelatih mengundurkan diri sebelum kompetisi diputar.

Posisi pelatih asal Semarang ini digantikan Gusnul Yakin dengan asisten Agus Yuwono. Namun pada putaran pertama Gusnul harus lengser dan otomatis Agus naik pangkat.

Agus Yuwono pun melakukan perombakan besar-besaran di skuat Persik. Striker asal Cile Pato Morales dan Amarildo Souza (Brasil) dicoret. Agus mendatangkan tiga pemain baru dari Asia Timur, Han Jin-ho dan Na Byung-yul (Korsel) serta bintang Timnas China Zang Shuo.

Di putaran kedua Persik Kediri mulai bangkit pelan-pelan untuk beringsut dari zona degradasi. Namun, nasib telah menakdirkan Persik harus terlempar dari kasta tertinggi Indonesia bersama Persebaya dan Persitara.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Belum Beradaptasi

Yang lebih menyakitkan lagi, Persik gagal merebut jatah tiket playoff karena hanya kalah agregat selisih minus tiga gol dari Pelita Jaya. Meski trio Asia Timur itu telah bekerja keras, namun tak mampu menyelamatkan Persik dari degradasi.

Padahal dari sisi teknis, kualitas Han Jin-ho, Ma Byung-yul, dan Zang Shuo tak terlalu buruk. Namun defisit poin di putaran pertama yang terlalu banyak membuat Persik sulit diselamatkan.

Setelah gagal menyelamatkan Persik, Zang Shio hijrah ke Liga Australia bersama klub Newcastle Jets. Sementara Han Jin Ho sempat beberapa musim berpindah klub dari PSBI Blitar, PSIS, Persibo, dan Persebaya. Sedangkan Byung-yul pernah membela Batavia Union (Liga Primer Indonesia) dan Persita.

"Sebenarnya tiga pemain asing itu bagus. Tapi mereka sama sekali belum pernah main di Indonesia. Jin-ho dan Byung-yul sudah lama di sini, tapi hanya seleksi di beberapa klub. Kalau Zhang Shuo benar-benar debutan. Jadi ketiganya belum berdaptasi dengan sepak bola kita," kata Agus Yuwono.

Sementara, Agus Yuwono terbentur dengan kendala kekuatan finansial tim dan mepetnya waktu pendaftaran pemain baru di putaran kedua.

"Manajemen tak punya dana untuk beli pemain bagus. Karena klub tak boleh lagi pakai uang APBD. Sementara kami terpaksa harus secepatnya dapat pemain baru dan mengontrak mereka untuk menyelesaikan sisa kompetisi," ujarnya. 

Video Populer

Foto Populer