Sukses


5 Pemain Sepak Bola Anutan dan Idola Bambang Pamungkas, dari Diego Maradona sampai Kurniawan

Bola.com, Makassar - Layaknya pemain sepak bola, Bambang Pamungkas juga memiliki sosok panutan dan idola yang menjadi sumber inspirasinya dalam berkarier di lapangan hijau.

Tercatat ia mengidolai lima pemain. Kelimanya adalah Diego Maradona (Argentina), Paul Gascoigne (Inggris), Enzo Scifo (Belgia), Marco van Basten (Belanda) dan Kurniawan Dwi Yulianto (Indonesia).

Menariknya, dari lima nama itu, tiga di antaranya berposisi sebagai gelandang serang atau bukan striker seperti pos bermain seorang Bepe-sapaan akrab Bambang Pamungkas.

Dalam channel Youtube Marc Klok, Bepe menjelaskan alasan menjadikan Maradona, Scifo dan Gascoigne sebagai idola sekaligus pemain inspirasi.

"Sebelum menjadi striker, saya dulu lebih banyak bermain sebagai gelandang serang. Itulah menjadi alasan saya menjadikan ketiga sumber inspirasi," kenang Bepe.

Maradona jadi sumber inspirasi utama Bepe ketika sang panutan membawa Argentina meraih trofi juara Piala Dunia 1986 sekaligus menjadi sosok dewa di Napoli. Menyusul Gascoigne yang tampil cemerlang bersama Tim Nasional Inggris di Piala Dunia 1990.

"Terlepas dari perilaku di luar sepak bola, keduanya adalah sumber inspirasi saya di lapangan hijau," ungkap Bepe.

Sementara Scifo dikagumi Bepe karena sudah menjadi pilar Timnas Belgia di Piala Eropa 1984 pada usia masih 18 tahun. Scifo kemudian bermain bersama Timnas Belgia di tiga edisi Piala Dunia yakni 1986, 1990 dan 1994.

"Scifo memberi contoh bawa usia muda bukan kendala untuk menjadi bagian dari tim nasional," terang Bambang yang berhasil menembus skuad Garuda pada usia 19 tahun.

Dua idola lainnya, Marco van Basten dan Kurniawan adalah striker murni. Menurut Bepe, keduanya adalah striker lengkap dan memiliki insting serta naluri gol tinggi.

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Saran untuk Pemain Muda

Sebagai sosok yang sudah meraih berbagai gelar dan penghargaan ketika masih aktif sebagai pemain, Bambang Pamungkas pun berbagi kiat dirinya bisa menggapai sukses itu.

Menurutnya selama berkarier ia selalu berusaha dan fokus mengembangkan kemampuan individual. "Beruntung, ketika saya mengawali karier sebagai pemain, media sosial belum marak. Dulu, kita hanya menjadikan koran sebagai sumber informasi," ungkap Bepe.

Ketika namanya mulai meroket, Bambang justu memutuskan untuk membatasi publikasi yang berlebihan pada 2003. Ia pun dikenal sangat sulit untuk diwawancara.

"Bukan menjaga jarak dengan media. Saya lakukan hal ini semata karena ingin fokus. Toh, saya tetap meladeni pertanyaan media pada wawancara resmi," papar Bepe.

Ditengah maraknya media sosial, Bepe pun menyarankan para pemain muda agar pandai memilah dan bijak menyikapi tanggapan suporter.

"Kalau bisa sebaiknya jangan larut media sosial. Karena jangankan kritikan, pujian pun juga berbahaya kalau kita salah menyikapinya," pungkas Bepe.

Video Populer

Foto Populer