Sukses


5 Pesepak Bola Indonesia Paling Berpengaruh 2020 Versi Bola.com: Bagus Kahfi hingga Syahrian Abimanyu

Bola.com, Jakarta - Tahun 2020 kurang bersahabat bagi sepak bola Indonesia. Mulai dari kompetisi hingga agenda Timnas Indonesia seluruh kelompok usia menjadi berantakan akibat pandemi COVID-19.

Namun, sejumlah pemain tetap mampu menunjukkan performa menawan di tengah wabah virus corona

COVID-19 yang menyerang pada awal 2020 mengganggu nyaris seluruh kegiatan dan event olahraga di Indonesia. PSSI melakukan segala upaya agar aktivitas tetap berjalan dengan merumuskan jalan terbaik, meski pada akhirnya sejumlah gelaran banyak yang ditunda, termasuk Shopee Liga 1 2020.

Sepanjang 2020, pencinta sepak bola Indonesia masih beruntung karena Shopee Liga 1 masih sempat berjalan selama tiga pekan. Di tengah pandemi COVID-19, kegiatan Timnas Indonesia kelompok usia juga dapat dijalankan.

Dengan segala kekurangannya, para aktor lapangan hijau mampu tampil maksimal. Seperti tak terpengaruh terjangan virus corona yang makin menjadi-jadi di Indonesia.

Atas apa yang telah mereka tampilkan di lapangan hijau sepanjang 2020 ini, Bola.com menetapkan lima pesepak bola Indonesia paling berpengaruh pada tahun ini.

Pemilihan dilakukan dengan diskusi serius awak redaksi dengan mengedepankan aspek rapor, prestasi, dan perilaku dalam dan luar lapangan hijau. Bola.com ingin sosok yang terpilih di jajaran terbaik adalah sosok yang mengispirasi.

Perlu dicatat, sulit untuk memilih siapa yang pantas masuk kategori ini. Berikut lima pesepak bola Indonesia paling berpengaruh pada 2020 versi Bola.com:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 7 halaman

Witan Sulaeman

Bermain di Eropa dan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia U-19, begitulah highlight kiprah Witan Sulaeman di tahun ini. Winger berusia 19 tahun tersebut mengarungi pencapaian yang fantastis selama 2020.

Pada awal tahun ini, Witan menandatangani kontrak berdurasi 3,5 tahun bersama klub Seria, FK Radnik Surdulica. Dia sempat mencatatkan dua penampilan pada musim 2019/2020 sebelum kompetisi dhentikan pada Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.

Witan juga rutin dipanggil ke Timnas Indonesia U-19 oleh pelatih Shin Tae-yong. Penampilan puncaknya terjadi pada pemusatan latihan dan rangkaian uji coba di Kroasia, Agustus-Oktober 2020.

Witan menjadi pemain paling berkontribusi untuk Timnas Indonesia U-19. Pemain asal Palu, Sulawesi Tengah ini memimpin tiga parameter statistik paling penting dalam permainan.

Pertama, Witan memimpin dalam daftar pemain tersubur Timnas Indonesia U-19. Bersama Jack Brown, ia menyumbang tiga gol.

Kedua, Witan menjadi pemain yang paling sering bermain sejak menit awal. Shin Tae-yong sepuluh kali memasangnya sebagai starter. Dia hanya sekali bermain di paruh kedua ketika Timnas Indonesia U-19 kalah 0-1 dari Bosnia dan Herzegovina U-19.

Ketiga, Witan membukukan tiga assist selama di Kroasia. Jumlah itu menjadi yang terbanyak di Timnas Indonesia U-19 bersama Bagas Kaffa.

Supremasi Witan Sulaeman di Timnas Indonesia U-19 bukan terjadi begitu saja. Dia adalah pemain paling senior secara pengalaman di tim tersebut. Sebelum tahun ini, ia bahkan lebih sering bermain untuk Timnas Indonesia U-22 dibandingkan Timnas Indonesia U-19.

Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, sempat memberikan penilaian terhadap penampilan Timnas Indonesia U-19 di Kroasia. Witan disebutnya sebagai pemain yang paling menonjol di dalam skuad.

"Pemain belakang dari hari ke hari sudah cukup tenang. Namun di posisi gelandang, kata pelatih Shin Tae-yong, dia akan mencari posisi baru. Kiper juga sudah cukup baik namun tetap perlu ditingkatkan," kata Iriawan pada akhir Oktober 2020.

"Sektor depan juga sudah cukup. Yang menjadi sorotan yaitu Witan Sulaeman, yang kembali dianggap punya kelebihan di antara semuanya," jelas pria yang karib dipanggil Iwan Bule itu.

3 dari 7 halaman

Yanto Basna

Yanto Basna menjadi satu dari sedikit pemain asal Indonesia yang mampu menjaga eksistensi di kondisi seperti ini.

Bola.com menetapkan Yanto Basna sebagai satu dari lima pesepak bola Indonesia paling berpengaruh pada 2020. Bek berusia 25 tahun itu berhasil tampil prima di Liga Thailand bersama PT Prachuap.

Dari 12 pertandingan Prachuap di Thai League 1 atau kasta teratas kompetisi di sana, Yanto Basna hanya absen sekali karena cedera. Sisanya, mantan pemain Persib Bandung itu mencatatkan jumlah menit bermain dengan sempurna.

Yanto Basna sudah tiga musim bermain di Liga Thailand. Khon Kae, klub divisi dua, menjadi klub pertamanya di Negeri Gajah Putih pada 2018 sebelum hijrah ke Sukothai pada 2019 dan saat ini memperkuat Prachuap.

"Saya harus bersyukur karena kompetisi di Thailand tetap berlangsung. Lalu pembayaran gajinya lancar, 100 persen pula," ucap Yanto Basna dalam video yang diunggah akun Instagram @suporterbarbar.

Yanto Basna juga sempat mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia untuk pemusatan latihan di Jakarta pada Februari 2020. Sayang, bek kelahiran Sorong, Papua, itu ditepikan dalam kegiatan yang sama pada Juli 2020.

4 dari 7 halaman

Bagus Kahfi

Drama kepindahan Bagus Kahfi ke Jong Utrecht melalui FC Utrecht berakhir happy ending. Barito Putera selaku empunya sang pemain bersedia melepas bomber berusia 18 tahun itu tanpa biaya sepeser pun.

FC Utrecht sempat menarik ketertarikannya terhadap Bagus Kahfi pada akhir November 2020 akibat tidak adanya kejelasan dari Barito Putera.

Setelah melakukan pertemuan dengan PSSI, Mola TV, dan Bagus Kahfi, Barito Putera akhirnya merelakan kepergian pemain berambut kribo itu.

Bagus Kahfi akan menerima kontrak satu setengah tahun dari Jong Utrecht dan menerima gaji sebesar 25 ribu euro atau setara dengan Rp429 juta dalam sebulan. Artinya, bomber Garuda Select angkatan pertama dan kedua itu bakal mengantungi 450 ribu euro (Rp7,7 miliar) selama durasi kontraknya.

Sebelum polemik ini terjadi, Bagus Kahfi adalah bomber masa depan Indonesia. Bersama Garuda Select angkatan kedua, saudara kembar dari Bagas Kaffa ini mampu mencetak 16 gol.

Namun, Bagus Kahfi mengalami musibah pada Maret 2020 ketika membela Garuda Select. Dia diterpa cedera patah tulang dan pergeseran ligamen sehingga harus menjalani operasi.

Bagus Kahfi harus beristirahat selama tujuh bulan sebelum dinyatakan sembuh pada akhir Oktober 2020.

5 dari 7 halaman

Elkan Baggott

Angkat topi untuk PSSI. Mereka berhasil menemukan, sekaligus meyakinkan Elkan Baggott untuk memilih Timnas Indonesia ketimbang Inggris atau Thailand.

Baggott adalah bek berpostur raksasa blasteran tiga negara. Dia lahir di Bangkok Thailand, dari ibu Indonesia dan ayah Inggris. Dia juga lama tinggal di Negeri Ratu Elizabeth.

Pada pertengahan tahun ini, PSSI mampu meminang Baggott untuk Timnas Indonesia U-19.

Baggott turut dipanggil ke pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19 di Kroasia pada Agustus-Oktober 2020. Namun, ia baru bisa bergabung pada periode kedua alias sebulan terakhir kegiatan.

Baggott langsung menjadi tembok kokoh Timnas Indonesia U-19 dalam sejumlah laga uji coba. Penampilannya juga menuai pujian.

Baggott tidak bertahan lama di Timnas Indonesia U-19. Pada akhir pemusatan latihan, ia harus kembali ke klubnya, Ipswich Town U-18.

"Witan Sulaeman dan Baggott sejauh ini memang menjadi pemain inti dari skuad Timnas Indonesia U-19. Semoga saat mereka kembali ke klubnya masing-masing, mereka bisa menjaga level permainan," kata Shin Tae-yong dinukil dari YouTube PSSI TV.

"Selain itu, semoga kami juga bisa menjaga hubungan baik dengan klub mereka agar pemain mendapatkan yang terbaik," jelas pelatih asal Korea Selatan tersebut.

Saat kembali ke Ipswich Town U-18, Baggott sempat dipromosikan ke tim U-23. Saat ini, ia tampil reguler bersama skuad U-18, bahkan sempat mencetak satu dari lima gol kemenangan tanpa balas atas Chelmsford City pada babak kedua FA Youth Cup atau Piala FA Junior.

6 dari 7 halaman

Syahrian Abimanyu

Ketiadaan kompetisi di tahun ini tidak membuat pemain Indonesia sepi dari peminat. Syahrian Abimanyu bahkan membuat gempar dunia sepak bola nasional setelah diresmikan klub kaya raya Malaysia, Johor Darul Ta'zim.

JDT mengikat Abimanyu dengan kontrak tiga musim. Namun, gelandang berusia 21 tahun itu rencananya akan dipinjamkan lebih dulu ke Spanyol.

Sebelum menerima lamaran JDT, Syahrian Abimanyu bermain untuk Madura United selama dua musim. Dalam periode itu, pemain berkaki kidal ini juga menjadi langganan Timnas Indonesia U-22.

Beberapa kalangan menganggap Syahrian Abimanyu sebagai paket lengkap seorang gelandang. Alumnus Persija Jakarta U-19 ini memiliki atribut hampir komplet dengan senjata utamanya adalah umpan dekat maupun panjang.

"Sejak beberapa tahun terakhir memang sudah ada kontak. Waktu saya masih sekolah di Levante, Spanyol, karena saya kenal dengan Kiko dan Natxo Insa. Kebetulan waktu itu mereka bermain untuk JDT," kata Abimanyu.

"Saya harap bisa memberikan yang terbaik serta kerja keras dan yang pasti ingin membanggakan Indonesia dengan bermain di luar negeri," jelas Abimanyu.

7 dari 7 halaman

Honorable Mentions

Todd Rivaldo Ferre, Ryuji Utomo, Brylian Aldama, Jack Brown, dan Alberto Goncalves

Video Populer

Foto Populer