Sukses


Jejak Proyek Mercusuar Timnas Indonesia: PSSI Garuda, Bergaya Brasil tapi Terlupakan

Bola.com, Jakarta - PSSI punya tradisi membuat proyek mercusuar untuk Timnas Indonesia. Pada era 1990-an, muncul PSSI Primavera dan Baretti, proyek untuk membina pemain muda di Italia.

Kemudian pada era 2000-an, ada SAD. Sejumlah pemain muda Indonesia diboyong ke Uruguay untuk menjalani pelatihan.

Jauh sebelum era itu, tepatnya pada 1979, PSSI merancang proyek instan untuk Timnas Indonesia. Pada waktu itu, PSSI yang mengalami krisis finansial, tiba-tiba berani menggelontorkan dana besar untuk membentuk supertim bernama Binatama. Pemainnya rata-rata berusia 19 tahun.

Namun, program ini hanya seumur jagung. PSSI lalu menggagas proyek lain bernama PSSI Garuda pada tahun 1982. Tujuannya tak jauh beda, yakni menggembleng pemain-pemain muda cikal bakal skuad Timnas Indonesia.

Tak tanggung-tanggung, proyek ini dikawal langsung oleh putra Presiden RI Kedua, Soeharo, Sigit Harjojudanto. Program ini membina pemain muda usia di bawah 23 tahun. Sigit sebagai pemrakarsa saat itu menjabat sebagai Ketua I PSSI Bidang Pendidikan dan Latihan.

Ada 22 pemain berhasil mengisi skuad PSSI Garuda dilatih oleh orang Brasil, Joao Lacerda Filho atau yang dikenal dengan Barbatana. 

Rekam jejak Barbatana juga tak sembarangan. Ia berhasil membawa Atletico Mineiro menjadi kampiun Liga Brasil 1976. Oleh karena itu, target yang dibebankan PSSI kepadanya juga tinggi.

Sebagai tim yang dibentuk untuk jangka panjang, target PSSI untuk Timnas Indonesia ialah menjuara SEA Games 1985 dan posisi sebaik mungkin di Asian Games 1986 menjadi ujiannya.

Pada 1984, PSSI Garuda meladeni juara Liga Polandia saat itu, Lech Poznan. Timnas Indonesia Galatama dan Perserikatan juga ikut ambil bagian dalam uji coba yang digelar di Stadion Utama Senayan itu.

 

Video

2 dari 3 halaman

Kualifikasi Piala Asia 1984

Pada uji coba itu, penampilan skuad PSSI Garuda lumayan. Mereka menahan Lech Poznan, 1-1. Ketua PSSI saat itu, Kardono, menilai proyek itu berjalan sesuai harapan.

“Ya, lumayan. Saya bangga,” kata Kardono seperti dikutip dari Tabloid BOLA edisi 27 Juli 1984. 

PSSI Garuda lalu dipercaya tampil dalam Kualifikasi Piala Asia 1984. 

“Garuda memang bukan tim terbaik. Tapi kekompakkan dan masa pembinaan yang panjang sejak 1982, membuat Garuda dalam beberapa hal sedikit lebih baik dari tim lainnya. Kalau garuda gagal tidak apa-apa. Sasaran utama untuk mereka adalah Asian Games dan SEA Games,” kata Kardono.

PSSI Garuda gagal dalam Kualifikasi Piala Asia 1984. Meski main di depan publik sendiri, di Stadion Senayan dan Sriwedari, Solo pada 6-18 Agustus, pasukan Merah-Putih muda gagal lolos ke putaran final Piala Asia 1984 di Singapura.

Indonesia tergabung bersama Thailand, Syria, Bangladesh, Filipina, dan Iran. Namun, dua jatah ke Piala Asia jatuh kepada Iran dan Suriah. 

3 dari 3 halaman

Skuad PSSI Garuda:

Kiper: Hermansyah, Agus Waluyo, Sigit Sujarwo.

Belakang: Patar Tambunan, Marzuki Nyak Mad, M Azhary Rangkuty, Budiawan Hendratno, Isman Jasulmei, Jusuf Budianto, Kamaludin Syamsudin.

Tengah: Aji Ridwan Mas, Abdul Khamid, Sain Irmis, Muhammad Agil Alhabsy, Noah Meriem.

Depan: Sugianto, Anjar Rachmulyono, Muhammad Sofie, Danny Bolung, Dino Qardinal, Maryanto, Janio Osvaldo Freitas.

Video Populer

Foto Populer