Sukses


Cinta dan Sepak Bola Tahun 1960-an: Pemain Zaman Dulu LDR karena Klub dan Timnas Indonesia

Bola.com, Jakarta - Anda semua pasti penasaran seperti apa gaya pacaran pesepak bola Timnas Indonesia pada tahun 1960-1970an?

Di hari kasih sayang ini, Bola.com mengajak Anda bernostalgia. Kali ini adalah kisah cinta striker legendaris Timnas Indonesia, Soetjipto Soentoro. Saat bersua Bola.com beberapa tahun silam, Tuti Soetjipto istri almarhum Soetjipto, menceritakan kehidupan sang suami kala menjadi pemain Persija Jakarta hingga besar di  Timnas Indonesia. Kehidupan percintaan keduanya amat romantis dan penuh lika-liku.

Bisa dibilang, Tuti menjadi saksi perjuangan Sucipto saat memasuki Persija pada usia 16 tahun. 

“Saya kenal dengan bapak waktu umur 15 tahun karena rumah kami berdekatan di Kebayoran. Kami sudah pacaran tapi masih malu-malu. Zaman dahulu hanya bisa kirim salam,” kenang Tuti beberapa tahun silam saat melayat legenda Persija lainnya, Sinyo Aliandoe.

Dalam sebuah kesempatan, Sucipto atau akrab dengan sapaan Gareng, mengutarakan rasa suka alias ‘nembak’. Usia Sucipto kala itu sudah 17 tahun dan telah menjadi pemain muda Persija Jakarta, setelah sebelumnya memperkuat PS Setia Jakarta dan IPPI Kebayoran.

Di mata Tuti, punya pacar seorang pesepak bola adalah kebanggaan. Apalagi, Sucipto memperkuat Persija, klub yang pamornya lumayan mentereng di kompetisi Perserikatan pada era 1950 hingga 1960-an.

Tuti semakin jatuh cinta karena Soetjipto Soentoro juga terkenal sebagai pemain timnas. Para tetangga dan teman sebaya Tuti sering membicarakan belahan jiwanya.

“Bangga sekali. Apalagi saat bapak foto bersama Presiden dan membela Indonesia di luar negeri dan cetak banyak gol,” lanjutnya.

Prestasi Sucipto sebagai bomber Persija dan Timnas Indonesia tercatat di lembar sejarah. Di antaranya, jadi pencetak gol terbanyak kompetisi Perserikatan 1964 dan juara bersama Persija, mencetak delapan gol pada Merdeka Games 1969, dan menjadi top scorer Piala Asia Junior.

Video

2 dari 3 halaman

Susah Kencan Gara-gara Timnas Indonesia

Akan tetapi, lama-lama Tuti cemburu juga. Kecintaan Soetjipto Soentoro kepada Persija dan Timnas Indonesia membuat keduanya jarang bertemu. Hampir setiap sore, saat mereka sudah janjian, Soetjipto memilih latihan atau nongkrong dengan rekan klub. Alhasil, hubungan pacaran mereka putus-nyambung.

“Sebelum menikah, pacaran kami putus-nyambung. Maklum, bapak sangat sibuk dan sering sekali ikut pemusatan latihan dan tidak diizinkan pacaran. Saya sempat kesal, tapi lama-lama bisa memahami karena bapak meraih banyak prestasi dari sepak bola,” kata Tuti.

Tuti setia menjadi pendamping hidup Soetjipto, hingga keduanya menikah pada 1967. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak, Tantri dan Bisma Sucipto. Setelah menikah, kesibukan Soetjipto makin bertambah. Apalagi saat dia melatih tim nasional pada tahun 1970-an.

3 dari 3 halaman

Kebanggaan Keluarga

Satu di antara yang membuat keluarga  bangga adalah kala Si Gareng menangani timnas junior di Piala Dunia Junior Tokyo 1979.

Maut memisahkan Tuti dari  Soetjipto Soentoro pada 1994. Saat itu jadi masa yang berat bagi Tuti karena tengah membesarkan kedua anaknya. Nama besar Sucipto di sepak bola membuat Tuti tegar. Ia tetap membawa kebanggaan terhadap sang suami hingga masa senja.

“Hati saya senang bapak adalah pemain sepak bola meski anak kami tak ada yang jadi pemain. Sampai sekarang hubungan dengan rekan bapak dan pemain Persija Jakarta dan timnas yang pernah dilatih masih terus terjaga,” demikian Tuti menutup pembicaraan. 

Video Populer

Foto Populer