Sukses


Mantan Pelatih Fisik PSIS Raih Gelar S2 dengan Cumlaude

Bola.com, Semarang - Rabu (24/2/2021) menjadi hari yang istimewa bagi Budi Kurnia, mantan pelatih fisik PSIS Semarang. Ia berhasil melewati ujian sidang pascasarjana Fakultas Ilmu Olahraga di Universitas Negeri Jakarta dan dinyatakan lulus dengan nilai istimewa.

Budi Kurnia berhasil menyelesaikan kuliah S2 yang dijalaninya selama tiga tahun terakhir. Bahkan ia mendapatkan predikat cumlaude untuk penelitiannya, yaitu sebuah tesis yang disusunnya dengan judul, "Pengaruh Metode Latihan yang Berpengaruh kepada Vo2Max di Pasoepati Football Academy (PFA)".

Penelitian yang dilakukannya berjalan ketika ditunjuk sebagai pelatih fisik di Persis Solo sebelum Liga 2 2020 bergulir. Meski ketika itu akhirnya Liga 2 harus ditangguhkan karena pandemi COVID-19 dan Budi Kurnia pindah ke Mitra Kukar sebelum kompetisi dimulai.

"Ujian dilakukan jam 2 siang. Alhamdulillah berjalan lancar. Saya kira pengujinya bakal killer dan memberikan pertanyaan sulit," ujar Budi Kurnia kepada Bola.com, Rabu (24/2/2021) petang.

"Alhamdulillah semua pertanyaan bisa saya jawab dengan baik karena berkaitan dengan program latihan, metode latihan yang notabene rutin menjadi pekerjaan saya. Alhamdulillah dosen respek dan memberikan saya nilai cumlaude," lanjutnya.

Namun, Budi Kurnia sempat merasa sedih pada hari istimewanya meraih gelar S2 atau ketika wisuda nanti. Ia tidak bisa didampingi oleh kedua orang tuanya sudah tutup usia.

"Itu yang membuat saya sedikit sakit hati, karena seharusnya dalam kondisi seperti ini ada kedua orang tua saya, khususnya almarhumah mama. Papa dan mama saya yang meminta saya untuk menyelesaikan kuliah jejang S2," ujar mantan pelatih fisik PSIS Semarang itu.

Video

2 dari 2 halaman

Nyaris Berhenti Kuliah

Perjuangan pria asal Garut, Jawa Barat untuk menyelesaikan pendidikan S2 cukup berat. Budi Kurnia tercatat bekerja di sejumlah klub dalam kurun waktu kuliahnya. Mulai dari Persis Solo, PSIS Semarang, PSMS Medan, hingga Persiba Balikpapan.

Sementara itu, setiap pekan ia harus ke Jakarta untuk menempuh kuliahnya. Bahkan dalam penuturannya, ia pernah nyaris terancam berhenti melanjutkan kuliah S2, karena kendala biaya imbas dari pandemi COVID-19 yang memaksa kompetisi vakum dan pekerjaan ikut terdampak.

"Sempat saya putus harapan karena saya tidak ada penghasilan, harusnya pada 2020 saya sudah sidang. Saya belum bayar SPP maka tertunda. Alhamdulillah bisa terlewati, bulan depan wisuda," ungkapnya.

"Harapan saya sesuai tesis membandingkan metode latihan terbaik yang harus diberikan untuk tim. Ketika saya ikut di tim lagi nanti bisa mengimplementasikan dan mengaplikasikan ilmu atau temuan di bidang sports science, karena ada metode latihan untuk meningkatkan Vo2Max," jelasnya menutup obrolan.

Video Populer

Foto Populer