Sukses


Kiprah Sudirman, Sutradara di Balik Auman Persija Sang Macan Kemayoran di Piala Menpora 2021

Bola.com, Solo - Persija Jakarta membuktikan diri sebagai raja di Piala Menpora 2021. Tim berjuluk Macan Kemayoran menjadi kampiun turnamen pramusim ini dengan unggul agregat 4-1 atas seteru abadinya, Persib Bandung di final.

Dua kali Persija menunjukkan keperkasaan atas Persib dalam dua leg final. Yakni unggul 2-0 pada pertemuan pertama di Sleman, kemudian kembali menang pada partai pamungkas di Solo, Minggu (25/4/2021).

Ada sosok di balik kesuksesan Persija di Piala Menpora, yaitu sang sutradara lapangan, Sudirman sebagai pelatih yang ikut berperan besar. Ramuan taktik maupun strateginya membawa pengaruh, setidaknya memaksimalkan potensi para pemain yang dimiliki.

Sudirman mengemban tugas membawa Persija menorehkan prestasi di pramusim ini. Ia ditunjuk sebagai suksesor Sergio Farias sejak medio akhir tahun 2020 kemarin.

Bagi publik Persija, namanya memang begitu familiar meski belum pernah memperkuat tim Macan Kemayoran saat masih aktif sebagai pemain. Namun Sudirman sudah lama bekerja di lingkungan kepelatihan Persija.

Ia pernah menduduki posisi asisten pelatih Persija sejak era Benny Dollo, Iwan Setiawan, hingga Edson Tavares. Sudirman juga pernah aktif sebagai pelatih di tim muda Persija.

Dengan demikian, Sudirman tentu sudah begitu hafal dengan atmosfer dan segala potensi yang ada di timnya. Namun tetap saja ia menghadapai dengan jalan terjal dan tidak mudah, meski skuad yang ia miliki cukup mewah.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Sempat Angin-anginan

Seperti diketahui, Sudirman mengawali kiprahnya bersama Persija di Piala Menpora dengan hasil negatif. Secara mengejutkan mereka dipermalukan PSM Makassar dua gol tanpa balas pada laga pertama fase grup.

Namun setelahnya Persija bangkit dan menyegel posisi juara grup berkat kemenangan telak 4-0 atas Borneo FC dan mengalahkan tim kuat Bhayangkara Solo FC 2-1 dan lolos ke babak delapan besar bertemu Barito Putera.

Penampilan anak buah Sudirman di babak delapan besar juga masih belum teruji. Persija susah payah membongkar pertahanan Barito Putera, meski Marko Simic menjadi pahlawan dengan gol semata wayangnya.

Lagi-lagi mereka harus bertemu PSM, tim kuda hitam menjadi batu sandungan. Di sini keahlian Sudirman dibuktikan, ia mempelajari kekalahan dari PSM di fase grup. Yakni dengan tidak meladeni permainan terbuka, karena sistem pertahanan rapat yang diperagakan PSM.

Di sisi lain, Sudirman menekankan agar pemainnya bermain dengan menggunakan akal sehat dan kecerdasan, ketimbang menonjolkan emosi. Karena setiap bertemu PSM selalu menampilkan permainan keras dan sengit, hingga banyaknya koleksi kartu yang diperoleh pemain.

Untuk itu dua kali pertemuan dengan PSM di semifinal berjalan cukup monoton, tanpa greget. Kedua tim memperagakan permainan bertahan dan berhati-hati. Sehingga tak ada gol yang tercipta di dua kali 90 menit, walau Persija yang lebih beruntung di babak adu penalti.

Secara umum Persija di bawah naungan Sudirman tampil masih angin-anginan sebelum berhasil melaju ke final. Meski memiliki pertahanan yang kuat serta lini depan yang tajam, Persija memang kesulitan jika mendapat lawan bermain pragmatis dan lebih banyak mengandalkan serangan balik.

 

3 dari 4 halaman

Kado Spesial

Ujian berikutnya adalah laga final bertemu rival abadi timnya, Persib Bandung. Ia dituntut membawa kemenangan dan gelar juara apalagi lawan yang dihadapi adalah musuh bebuyutan.

Sudirman kembali memainkan kecerdasannya. Secara mengejutkan ia menurunkan banyak pemain muda yang minim jam terbang untuk menghadapi Persib yang punya kualitas komposisi pemain mumpuni.

Nama Braif Fatari dan Taufik Hidayat diberikannya kesempatan membuktikan bakat dan potensinya. Tak ada nama Marco Simic sebagai pemain andalannya di menit pertama.

Strateginya justru sangat berhasil, khusunya di leg pertama final. Dua pemain tersebut (Braif Fatari dan Taufik Hidayat) yang berhasil menjadi momok menakutkan bagi Persib. Keduanya menjadi penentu kemenangan.

Hal yang tidak diduga sebelumnya oleh para pemain Persib. Mengingat Persija punya sederet pemain berkualitas dengan nama besar, namun kenapa malah memainkan pemain mudanya di partai sepenting itu.

Begitu juga pada laga pamungkas atau di leg kedua, Sudirman kembali memaksimalkan peran pemain mudanya dan mayoritas pilar utama, termasuk kembalinya duet bek tengah Yann Motta dan Otavio Dutra.

Taktik berkarakter permainannya adalah kuatnya barisan pertahanan yang diisi oleh Marco Motta, Yann Motta, Otavio Dutra, dan Toni Sucipto. Didukung barisan gelandang yang tak kalah kuat, terutama pergerakan Riko Simanjuntak dan Osvaldo Haay. Sudah cukup membuat Persib dua kali bertekuk lutut menyerah secara agregat gol 4-1.

Trofi Piala Menpora 2021 sangatlah berkesan bagi Sudirman. Seperti menjadi sebuah kado istimewa baginya, karena tepat satu hari menjelang timnya mengangkat trofi Piala Menpora, ia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-52.

 

4 dari 4 halaman

Menanti Suksesornya

Hingga akhirnya Sudirman berhasil menorehkan tinta emas berupa prestasi untuk Persija. Sebuah prestasi yang luar biasa baginya untuk Persija, sebagai penanda dimulainya sepak bola Indonesia yang sempat terganggu akibat pandemi COVID-19.

Namun tampaknya romantisme Sudirman dengan Persija bakal segera berakhir. Belum lama ini ia mengatakan bahwa dirinya hanya bertugas menjadi pelatih kepala Persija selama di turnamen Piala Menpora ini.

Posisinya akan jatuh ke tangan pelatih lain, terutama saat bergulirnya kompetisi Liga 1 musim 2021-2022. Tidak lepas dari regulasi kepelatihan di Liga 1 yang mewajibkan pelatih harus memegang lisensi A Pro AFC. Sementara Sudirman baru berlisensi A AFC

Manajemen klub Persija bakal segera menentukan sosok pelatih kepala sebagai nahkoda di Liga 1 nanti. Karena Sergio Farias sebagai pelatih kepala sebelumnya, telah mengundurkan diri. Sudirman juga akan kembali menjadi asisten pelatih.

Video Populer

Foto Populer