Bola.com, Sidoarjo - Ternyata persaingan menjadi pesepak bola di semua level sangat ketat, tak terkecuali di kelompok usia 16 tahun. Ini pula yang dilakukan tim pelatih Elite Pro Academy (EPA) Bhayangkara FC U-16.
Ketatnya persaingan ini dirasakan Yoel Cornelius Juwadi. Di antara 16 pemain didikan SSB PSAD Kota Kediri, Cornelius satu-satunya siswa yang terpilih lolos seleksi yang digelar di Stadion Jenggala Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Baca Juga
Utak-Atik Persaingan Lolos Degradasi BRI Liga 1: Setelah Persikabo dan Bhayangkara, Siapa Menyusul?
Daftar Pemain Berlabel Polisi yang Bisa Ditarik Bhayangkara FC ke Liga 2 demi Promosi ke Liga 1, Termasuk dari Timnas Indonesia
Sat Set, Satgas Antimafia Bola Kolaborasi dengan Kepolisian Usut Dugaan Pengaturan Skor di BRI Liga 1
Advertisement
Tim pemandu bakat Bhayangkara FC melakukan tiga tahap seleksi. Hingga tes terakhir, jelas pelatih berlisensi AFC B itu, lima pemain SSB PSAD yang bisa bertahan.
"Dari SSB kami ada 16 pemain, tapi hanya Cornelius yang lolos. Ini bukti tak mudah menjadi pemain untuk masuk tim EPA. Anak-anak harus serius jika ingin berkarier di sepak bola," kata Rudi Haryono, pelatih SSB PSAD.
Lebih jauh, mengembangkan bakat anak-anak dengan segudang potensi jadi tantangan tersendiri buat Rudi. Menurutnya, ada tekanan lain yang datang saat melatih mereka.
"Ini juga tantangan bagi saya untuk melatih anak-anak lebih bagus lagi," kata Rudi Haryono, pelatih SSB PSAD.
Â
Video
Berjuang Agar Tak Terdegradasi
Tim EPA Bhayangkara FC U-16 ini bakal dipersiapkan untuk kompetisi musim 2021. Meski Cornelius telah lolos, dia tak bisa berleha-leha.
"Tim menerapkan sistem promosi degradasi. Saya bisa saja dicoret, bila tak menunjukkan perkembangan bagus. Makanya, saya harus terus berlatih bila ingin bertahan di tim Bhayangkara FC U16," tutur Cornelius.
Advertisement