Sukses


2 Catatan Kelemahan Lini Depan Timnas Indonesia: Konsistensi dan Suplai Bola  

Bola.com, Malang - Timnas Indonesia baru saja dihajar Vietnam 0-4 dalam lanjutan laga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2020 Zona Asia di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin (7/6/2021) malam., karena Kushedya Hari Yudo dan kawan-kawan tumpul pada laga itu.

Mantan striker Arema FC, Singgih Pitono, melihat persoalan konsistensi memengaruhi ketajaman Timnas Indonesia. Artinya, setiap pemain harus bisa tampil lebih konsisten di setiap laga.

“Bagi saya,menjaga konsistensi dalam diri masing-masing pemain untuk dibawa ke pertandingan itu penting,” jelas pria yang kini jadi asisten pelatih Arema itu, Selasa (8/6/2021). 

Menurut Singgih, banyak faktor yang membuat pemain Timnas Indonesia kurang konsisten, seperti faktor kelelahan, dan banyak rotasi pemain. Saat Indonesia melawan Vietnam, lini depan Skuad Garuda berubah komposisinya.

Hanya Kushedya Yudo yang dipertahankan sebagai starter, sedangkan pelayannya di sayap berubah. Dari Witan Sulaeman dan Egy Maulana menjadi Osvaldo Haay dan Yakob Sayuri.

“Mungkin komposisi pemain yang dipilih Shin Tae-yong sudah yang terbaik saat itu. Namun kondisi di lapangan sulit untuk diprediksi,” lanjutnya.

Baru di babak kedua, Witan dan Egi dimasukkan, tentu saja situasi pertandingan sudah berbeda. Tapi Singgih tidak menyebut Shin Tae-yong salah skema.

Menurutnya, pelatih asal Korea Selatan itu lebih paham kondisi para pemain Timnas Indonesia. Ada kemungkinan kondisi fisik Egy dan Witan sedang kurang fit, karena di laga sebelumnya lawan Thailand, dua pemain itu ditarik keluar karena cedera.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tanpa Peluang Matang

Sementara legenda Arema lainnya, Kuncoro, menyebut lini depan Timnas Indonesia kurang suplai bola, sehingga Yudo hanya berlari-lari membuka ruang tanpa mendapat peluang matang.

“Lini depan kan tergantung juga dari suplai bola yang didapatkan dari tengah. Kalau tengahnya kalah bola, suplai ke depan juga minim. Itu jadi persoalan tersendiri,” jelasnya.

Di pertengahan babak kedua, Timnas Indonesia sempat memasukkan dua pemain yang bisa jadi target man, yakni M. Rafli dan Saddam Gaffar. Dua pemain ini punya skill bagus. Saddam sempat punya peluang emas di pengujung laga, namun tembakannya tak menemui sasaran. 

 

Video Populer

Foto Populer