Sukses


Kisah Abdul Kirom, Striker Mungil yang Membawa Persebaya Juara di Dua Kasta Berbeda

Bola.com, Makassar - Persebaya Surabaya pernah memiliki striker mungil nan lincah di pentas Liga Indonesia, namanya Abdul Kirom. Ia berkostum Bajul Ijo hanya selama dua musim, menariknya dalam dua kasta berbeda. Menariknya, pria dengan tinggi badan hanya 165 cm ini selalu sukses mempersembahkan trofi juara bagi tim kebanggaan bonek itu.

Musim pertama Abdul Kirom bersama Persebaya Surabaya terjadi pada musim 1996/1997. Saat itu, Persebaya dihuni striker papan atas Liga Indonesia seperti Jacksen Tiago, Reinald Pietersz, dan Yusuf Ekodono.

Namun, Kirom selalu mendapatkan menit bermain, baik sebagai starter atau pun pemain pengganti. Seperti diketahui, Persebaya meraih trofi juara setelah mengalahkan Bandung Raya dengan skor 3-1 pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno pada 28 Juli 1997.

Setelah menjadi juara bersama Persebaya, Kirom memilih menerima tawaran Arseto Solo dan berturut-turut berkostum Persijatim Jakarta Timur dan Persikad Depok.

Jelang musim 2003, Kirom menjalani periode keduanya bersama Persebaya yang ketiak itu berkiprah di Divisi Satu, atau kasta kedua kompetisi saat itu. Kirom pun menjadi bagian Bajul Ijo meraih juara sekaligus promosi ke Divisi Utama yang selevel Liga 1 saat ini.

Seperti pada periode pertama, Kirom justru memilih hengkang saat Persebaya dilanda euforia juara. Ia kembali membela Persikad Depok dan kemudian berkostum Persekabpas Pasuruan, Pelita KS Cilegon, dan Persida Sidoarjo. Bersama nama terakhir, Kirom memutuskan gantung sepatu.

Dalam channel youtube Omah Balbalan, Kirom mengungkapkan sejatinya ingin bertahan setelah Persebaya Surabaya meraih sukses. "Tapi, kondisi saat itu memaksa saya pergi dari Persebaya," ujar Kirom yang juga pernah mempersembahkan medali emas cabor sepak bola PON 2020 untuk Jawa Timur itu.

 

 

Video

2 dari 2 halaman

Pernah Dincar Persib

Kepergian pertamanya dari Persebaya Surabaya, karena Kirom tidak dipertahankan oleh manajemen Bajul Ijo. Kebetulan pada waktu yang bersamaan ada tawaran dari Arseto Solo jelang musim 1997/1998.

Seperti diketahui, kompetisi musim itu akhirnya terhenti karena situasi politik dan ekonomi Indonesia tidak kondusif yang berujung dengan pengunduran diri Soeharto sebagai Presiden Indonesia pada 21 Mei 1998.

Saat kompetisi kembali digelar, Kirom berkostum Persijatim pada musim 1998/1999. Setelah itu, ia memperkuat Persikad Depok pada 2001 hingga 2003.

Jelang musim 2003, Kirom memutuskan kembali membela Persebaya yang saat itu berkiprah di Divisi Satu setelah mengalami degradasi pada 2002.

Padahal sebelumnya, ia sempat ditawari pelatih Persib Bandung kala itu, Suryamin, untuk bergabung bersama tim kesayangan masyarakat Jawa Barat. Pilihan Kirom tepat, namanya kembali dicatat sebagai bagian sukses Persebaya meraih trofi juara Divisi Satu Liga Indonesia 2003.

"Saya kembali pergi dari Persebaya karena tahu diri. Saya pikir sulit bersaing dengan sejumlah nama besar yang bergabung di Persebaya jelang musim 2004," pungkas Kirom.

 

Video Populer

Foto Populer