Sukses


Kisah Anomali Persela di Sepak Bola Indonesia: Trial Pemain Lokal Jadi Kunci, Tak Lelah Lahirkan Bintang Baru

Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan merupakan anomali di sepak bola Indonesia. Saat tim lain berbelanja pemain bintang dan mengontrak pemain dengan harga selangit, klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut justru mengambil langkah berbeda.

Persela Lamongan fokus menggamit para pemain muda yang belum memiliki nama di sepak bola Indonesia. Langkah tersebut diambil manajemen untuk mengimbangi kondisi keuangan klub yang tak sementereng klub lain.

Anehnya, cara unik ini yang dilakukan Persela itu berhasil membawa mereka bertahan di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air nyaris dua dekade lamanya. Label klub yang memproduksi pemain bintang telah menempel erat.

Persela rutin membuka trial pemain lokal dalam persiapan tim sebelum kompetisi dimulai. Manajemen tim biasanya meminta kepada para kenalan pelatih di seluruh Indonesia, untuk mengirimkan pemain-pemain terbaiknya. Ibaratnya, Persela memberikan wadah bagi para pemain belia ini untuk membuktikan dirinya.

Para pemain yang datang tahu bila dirinya berhasil memikat hati tim pelatih pintu kesuksesan itu perlahan terbuka. Hal itu yang terjadi pada Arif Satria yang kini memperkuat Persebaya Surabaya.

Dirinya datang dari Sumatra Barat dengan meminjam uang mantan pelatihnya di sekolah sepak bola untuk ongkos menuju Lamongan. Tekad kuat pemain yang kini berusia 25 tahun tersebut membuahkan hasil.

Duetnya bersama Wallace Costa (kini memperkuat PSIS Semarang) di lini pertahanan Persela pada Liga 1 2018 lalu, terbukti solid dan hal itu membuat namanya meroket.

Dengan cara tersebut, Persela Lamongan seperti tak pernah habis menelurkan pemain bintang. Siapapun yang pergi, mereka selalu bisa menemukan pengganti sepadan atau mungkin lebih baik dari suksesornya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Rekrutan Pemain Asing

Selain terkenal dengan deretan youngster, Persela juga dipahami sebagai tempat yang tepat bagi pemain asing untuk mengembangkan diri. Tak terhitung berapa banyak legiun asing yang bersinar saat bermain untuk panji kebanggan Persela.

Stadion Surajaya seolah memiliki magis bagi setiap pemain asing yang ingin menancapkan kukunya di sepak bola Tanah Air. Mereka yang baru pertama kali tiba di Indonesia, berhasil membuat pencinta sepak bola lokal berdecak kagum.

Mulai era gelandang flamboyan dalam diri Gustavo Lopez hingga pemain energik asal Jepang, Kei Hirose. Semuanya mentas dari Persela sebelum memperkuat klub-klub besar lainnya.

Seperti halnya pemain lokal, pemain asing yang datang juga harus menjalani fit & proper test terlebih dahulu. Tak sedikit dari mereka yang datang terpaksa dipulangkan karena tak mampu memenuhi kriteria.

Keberadaan turnamen-turnamen pramusim dalam beberapa tahun terakhir membantu mereka mengetahui kualitas pemain yang tengah menjalani 'seleksi'. Selain pertimbangan skill dan harga - tentu saja - kesesuaian dengan taktik pelatih menjadi elemen penting yang dibutuhkan bagi mereka yang datang.

 

3 dari 3 halaman

Perubahan Kebijakan

Tak seperti musim-musim sebelumnya, manajemen Persela seakan-akan enggan merekrut pemain-pemain asing yang tak punya nama untuk musim ini. Mereka memang diburu waktu jelang kompetisi baru yang bakal dimulai sekitar tiga minggu lagi.

Di situasi pandemi seperti ini, mendatangkan pemain yang bakal melakoni trial akan sangat sulit dan memakan banyak waktu. Tentu itu bukan hal yang bijak dari sisi manapun.

Meski belum diumumkan secara resmi, manajemen telah memberikan kode bila keempat pemain asing yang datang sudah pernah mencicipi kerasnya persaingan Liga 1.

Ivan Carlos, Demerson Bruno, Brian Ferreira, dan Guilherme Batata merupakan nama-nama pemain yang dikabarkan bakal merapat musim ini.

Menarik dinanti ramuan Iwan Setiawan yang menjadi nahkoda tim musim ini. Apakah sekali lagi Persela merusak kedigdayaan sepak bola Indonesia dengan caranya yang unik, atau justru mereka tergerus oleh zaman dan terkapar di akhir kompetisi nanti. 

Video Populer

Foto Populer