Sukses


Cerita Samuel Reimas, Kiper Bali United yang Awalnya Bermain Sebagai Penyerang Sayap

Bola.com, Denpasar - Persebaya Surabaya, Perseru Serui, hingga sekarang menjadi penjaga gawang Bali United. Dia adalah Samuel Reimas. Tapi, siapa sangka sosok penjaga gawang jebolan klub internal Persebaya Surabaya, Anak Bangsa, itu memulai karier di dunia sepak bola sebagai penyerang sayap.

Awal mula kiper Bali United itu menjadi penyerang sayap terjadi ketika masih belia. Saat itu dia membela klub lokal di Papua, Forester FC.

"Wajtu itu saya main sebagai sayap kanan di tim bernama Forester FC. Kebetulan saya yang paling muda di antara pemain lainnya," jelas pemilik nomor punggung 93 tersebut.

Samuel Reimas mengatakan sangat minim dan bahkan tidak ada sekolah sepak bola (SSB) untuk menimba ilmu di Sorong, Papua. Tidak seperti kota-kota lain di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Dengan minimnya SSB dan banyaknya anak-anak yang ingin bermain sepak bola itulah Samuel memulai babak baru di dunia si kulit bundar.

Dengan persaingan yang ketat, memaksa penjaga gawang kelahiran 19 September 1992 tersebut untuk berganti haluan. Dari awalnya bermain sebagai penyerang sayap, akhirnya berpindah sebagai penjaga gawang.

"Kami itu main bola setiap sore di lapangan dekat rumah. Saya bermain sepak bola saat itu untuk mengikuti turnamen. Saat itu, saya masih duduk di bangku SMA," terangnya.

Pada saat yang hampir bersamaan, Samuel bertemu dengan rekan ayahnya bernama Edo Sahetapi yang akhirnya memasukkan Samuel di Forester FC. Samuel saat itu sadar persaingannya ketat karena banyak pesepak bola Papua yang memiliki talenta luar biasa.

"Kami susah sekali dapat kesempatan bermain karena ada pemain senior di sana. Namun, dari sana saya justru dapat kesempatan untuk bermain sebagai penjaga gawang. Pelatih kiper dan senior yang meminta saya jadi kiper, namanya Meksen Buji. Dia orang pertama yang membuat saya menjadi penjaga gawang," terangnya.

Tapi, alasan lain kiper Bali United itu akhirnya menjadi penjaga gawang karena Samuel adalah pemain paling muda dan tidak ada pilihan selain menjadi penjaga gawang.

Video

2 dari 2 halaman

Kenangan Soal Gaji Pertama: Bikin Gembira

Sebagai pesepak bola, dia mengenang gaji pertamanya saat itu sebesar Rp250 ribu. Samuel tetap senang dengan apa yang didapatnya saat itu.

"Dapat gaji Rp250 ribu senang sekali waktu itu. Saya bisa sampai seperti sekarang ini karena ayah angkat saya di Surabaya, namanya Hendrik Piter. Dialah orang yang paling berjasa dalam karier sepak bola saya," ucapnya.

Gaji pertamanya tersebut didapat saat dia membela klub lokal Surabaya bernama Arek Suroboyo FC yang bermain di Liga Nusantara (sekarang Liga 3). "Kalau ditanya senang, ya pasti senang waktu itu," tutur pemain kelahiran Sorong 19 September 1992 itu.

Jerih payahnya berganti posisi sebagai penjaga gawang seakan menjadi jalan yang tepat bagi Samuel. Dia berhasil mengantarkan Bajul Ijo merengkuh kampiun Liga 2 2017 dan promosi ke Liga 1 pada musim berikutnya. Setelah itu dia hengkang ke Perseru dan membawa tim Cendrawasih lolos dari jurang degredasi di Liga 1 2018.

Pada akhirnya dia ikut membawa Bali United meraih gelar juara Liga 1 2019 meskipun hanya tampil sebanyak empat kali.

"Saya bangga pernah menjadi bagian dari tim yang berjuang untuk bertahan di liga dan akhirnya lolos dari degradasi. Ikut membawa tim juara Liga 2 dan juara Liga 1. Saya sangat beruntung karena banyak orang perlu waktu cukup lama untuk bisa menjuarai liga dan Tuhan bisa berikan saya kesempatan itu," tutup Samuel.

Video Populer

Foto Populer