Sukses


Kiprah Sponsor di Liga Indonesia: Dominasi Perusahaan Rokok, Geliat Bank dan E-Commerce Jadi Pembeda

Bola.com, Jakarta - PT Liga Indonesia Baru (LIB) melempar sinyal bakal melakukan pergantian sponsor pada Liga 1 2021/2022. Hal ini ditandai dengan adanya perubahan warna logo Liga 1 dari oranye ke biru. Beredar kabar, sponsor baru Liga 1 berasal dari sektor keuangan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Mengacu pada warna biru, jawaban mengurucut pada dua Bank BUMN yakni BRI dan Mandiri. Namun, Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, masih merahasiakannya dan tak ingin berspekulasi.

"Sponsor baru dari sektor keuangan. Untuk namanya belum bisa kami beritahukan sekarang," kata Akhmad Hadian.

Sejatinya, kehadiran sponsor sektor keuangan bukan hal baru di Liga Indonesia. Kompetisi yang pertama kali bergulir pada musim 1994/1995 ini pernah disponsori oleh Bank Mandiri selama lima musim yakni pada 1999-2004.

Selain Bank Mandiri, ada juga Bank QNB yang pernah menjalin kesepakatan dengan PT Liga Indonesia, operator kompetisi saat itu. Namun, kerja sama ini hanya berlangsung seumur jagung menyusul penghentian kompetisi musim 2015 oleh PSSI setelah berseteru dengan pihak Kemenpora yang mewakili Pemerintah RI.

Seperti diketahui, FIFA pun menjatuhkan sanksi kepada PSSI.Selain sponsor dari pihak Bank, dana operasional serta hadiah kompetisi juga pernah ditopang oleh perusahaan rokok yakni Dunhill, Kansas dan Djarum.

Belakangan, di era Liga 1, kompetisi kasta tertinggi perusahaan perdagangan digital atau E-Commerce seperti Go-Jek, Traveloka dan Shopee. Berikut ulasan singkat terkait sepak terjang para sponsor Liga Indonesia versi Bola.com.

Video

2 dari 4 halaman

1. Perusahaan Rokok

Liga Indonesia 1994/1995 yang merupakan edisi perdana langsung menggaet Dunhill, perusahaan rokok asal Inggris. Dengan gelontoran dana Rp4,5 M per musim, Dunhill mendapatkan hak penamaan kompetisi memakai brand mereka.

Namun, Liga Dunhill hanya berlangsung dua musim dengan menghadirkan dua tim Bandung, Persib dan Mastrans Bandung Raya sebagai peraih trofi juara.

Setelah Dunhhil, muncul Kansas, perusahaan rokok asal Amerika Serikat yang menjadi sponsor utama pada musim ketiga dengan dana segar sebesar Rp5,35 M per musim. Pada musim ini, Persebaya Surabaya jadi juara setelah mengalahkan Bandung Raya di laga final.

Kansas kembali jadi sponsor pada 1997/1998, namun gejolak politik di tanah air berdampak pada penghentian kompetisi di tengah jalan. Kansas pun menarik diri.

Perusahaan rokok Indonesia, Djarum kemudian jadi sponsor terlama di Liga Indonesia yakni enam musim sejak 2005. Klub asal Papua, Persipura Jayapura tercatat tiga kali juara di era Djarum yakni pada 2005, 2008/2009 dan 2010/2011.

Sementara gelar tiga musim lainnya diraih Persik Kediri, Arema Indonesia dan Sriwijaya FC.

Era perusahaan rokok akhirnya berakhir setelah terbit aturan baru pemerintah, yakni PP 109/2012 tentang Pengendalian Produk Tembakau. Dalam aturan itu disebutkan perusahaan rokok tidak boleh memasang dan menampilkan nama produk pada event yang disponsori.

3 dari 4 halaman

2. Bank

Bank Mandiri jadi pembeda sekaligus penyelemat Liga Indonesia di era krisis. Setelah tanpa sponsor utama serta hanya didukung perusahaan apparel, Reebook, pendanaan operasional dan hadiah Liga Indonesia ditopang oleh Bank Mandiri.

Tak tanggung, bank terbesar Indonesia milik pemerintah RI ini menjadi sponsor utama selama lima musim dengan menghadirkan PSM Makassar, Persija Jakarta, Petrokimia Putera, Persik Kediri dan Persebaya Surabaya.

Setelah Bank Mandiri, bank asal Qatar, QNB membawa harapan baru dengan janji gelontoran dana besar untuk membiayai kompetisi untuk musim 2015 sampai 2017 dengan opsi tambahan kerjasama.

Namun, Bank QNB akhirnya menarik diri menyusul penghentian kompetisi musim 2015 oleh PSSI setelah berseteru dengan pihak Kemenpora yang mewakili Pemerintah RI.

Kompetisi Indonesia sempat bergeliat dengan mengganti status menjadi turnamen untuk menyiasati sanksi FIFA. Turnamen itu bernama Torabika Soccer Champioship 2016 dengan memunculkan Persipura sebagai peraih trofi juara.

4 dari 4 halaman

3. E-Commerce dan Digital

Di tengah menurunnya pamor kompetisi, muncul perusahaan platform digital atau E-Commerce menjadi sponsor titel yakni Gojek dan Traveloka yang sekaligus menjadi awal era Liga 1.

Pada edisi perdana, Bhayangka FC sukses meraih trofi juara musim 2017. Musim berikutnya, Gojek menjadi sponsor tunggal Liga 1 2018 dengan menghadirkan Persija Jakarta sebagai pemenang kompetisi kasta tertinggi.

Di Liga 1 2019, giliran Shopee menjadi sponsor utama. Musim ini, giliran Bali United yang meraih sukses. Shopee kemudian kembali jadi sponsor pada Liga 1 2020.

Namun, wabah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia membuat PT LIB memutuskan menunda kompetisi yang bar berjalan tiga pekan. Seperti diketahui, akibat terus mengalami penundaan dan tak mendapat izin dari Kepolisian, PSSI pun membatalkan Liga 1 2020.

 

Video Populer

Foto Populer