Sukses


Rekam Jejak Pesepak Bola Bali yang Mewarnai Timnas Indonesia: Pesona Pulau Dewata Tak Kalah Silau

Bola.com, Denpasar - Meskipun pemain asal Pulau Jawa, Maluku, Papua, dan daerah lainya hampir selalu mendominasi wajah-wajah di Timnas Indonesia dari masa ke masa, jangan lupakan juga pemain-pemain asal Bali yang sempat merasakan berseragam Merah Putih.

Sejak kemunculan Bali United, pulau di seberang Pulau Jawa itu kini jadi wilayah yang diperhitungkan. Peta sepak bola Indonesia tak lagi terpusat pada Jawa, Sumatra, Maluku, atau Papua.

Sebelumnya sudah ada beberapa klub lokal di Bali. Perseden Denpasar, Persegi Gianyar, dan tentunya Gelora Dewata yang pernah berlaga di Piala Winners Asia (sekarang Piala AFC) telah lama berkecimpung di lapangan hijau Indonesia.

Gelora Dewata yang kemudian berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo itu juga dihuni oleh talenta lokal, sebut saja Wayan Sukadana. Bersama Freddy Muli, mereka sukses meraih Piala Galatama 1993 dan runner-up Galatama 1993/1994.

Dari Kuta, ada Persekaba Badung. Sayang, klub yang bermarkas di Lapangan Gelora Samudra, Kuta, ini lisensinya telah dijual ke PS Yahukimo Papua pada 2007 lalu. Padahal klub berjulukan Naga Besukih itu cukup diperhitungkan di Divisi I Liga Indonesia dan diperkuat Gangga Mudana.

Dari klub-klub lokal Bali, lahir talenta-talenta hebat. Kadek Wardana, Wayan Kartadnya, hingga Komang Adnyana hanyalah segelintir pemain hebat yang pernah ada di sepak bola Indonesia.

I Gusti Putu Yasa menjadi salah satu pemain asal Bali pertama yang berkiprah bersama Timnas Indonesia. Seiring berjalannya waktu, sederet pemain mulai bermunculan terutama dari Timnsa kelompuk umur. Uniknya, banyak pemain asal Bali di Timnas berposisi sebagai pemain belakang atau penjaga gawang.

Misalnya I Gusti Ngurah Bayu Sutha, I Putu Gede Juni Antara, Kadek Raditya, hingga Komang Teguh Trisnanda. Lalu siapa saja pemain asal Bali yang sempat bermain di Timnas Indonesia? berikut ulasannya:

 

Video

2 dari 7 halaman

I Gusti Putu Yasa

Di era 1980-an, I Gusti Putu Yasa menjadi sosok penjaga gawang yang cukup disegani dan ditakuti lawan-lawannya. Bersama Persebaya Surabaya, dia tampil konsisten bahkan dia menjadi sosok penjaga gawang yang terkenal mampu mengatur serangan dengan baik.

Kalau dilakukan persamaan, mungkin di era modern seperti sekarang dia bisa bersanding dengan penjaga gawang Bayern Munchen dan Timnas Jerman, Manuel Neuer. Dia terkenal dengan sepakan gawang yang keras sehingga bisa memanjakan pemain di barisan penyerang. Baik itu saat berseragam Bajul Ijo maupun Timnas Indonesia.

 

3 dari 7 halaman

I Made Pasek Wijaya

Si Kijang Dari Pulau Dewata. Itulah julukan yang disematkan kepada Pasek Wijaya yang sekarang menjadi Pelatih Bali United Youth. Sebagai winger, dia terkenal dengan kecepatan dan kelincahannya. Cukup lama ayah lima anak tersebut berseragam Timnas Indonesia.

Mulai dari Timnas Pelajar pada tahun 1984 hingga skuad senior di akhir 1999. Prestasi tertingginya adalah membawa Timnas Indonesia meraih medali perunggu di SEA Games 1989 di Malaysia. Sebenarnya, dia bisa tergabung dalam skuad Timnas Indonesia di SEA Games 1991, Manila.

Tapi sebelum meraih medali perunggu di SEA Games 1989, sosok pria yang akrab disapa Pak De ini berhasil mempersembahkan medali emas untuk Timnas Pelajar di Piala Pelajar Asia pada tahun 1984 di India.

Di edisi berikutnya, Pak De kembali ikut andil membawa Timnas Pelajar meraih medali emas di ajang yang sama. Saat itu, kejuaraan berlangsung di Senayan.

Namun sayang, cedera menimpa pelatih asal Desa Tumbu, Kabupaten Karangasem tersebut. Padahal satu tahun sebelum SEA Games 1991, dia menjadi bagian skuad Garuda untuk Pra Piala Dunia 1990.

 

4 dari 7 halaman

Kadek Suartama

Mantan pemain Gelora Dewata tersebut sempat membela Timnas Indonesia di Pra Kualifikasi Piala Asia 1996. Saat itu pria yang sempat menjadi Asisten Pelatih Timnas Sepak Bola Pantai dan Pelatih Tim Sepak Bola Pra-PON Bali pada tahun 2019 tersebut sempat bersanding dengan sderet pemain top di eranya.

Misalnya saja Fakhri Husaeni, Yeyen Tumena, Kurnia Sandi, Roby Darwis, Rochi Putiray, Jaya Hartono, Ansyari Lubis, hingga almarhum Eri Irianto. Sekarang, pria asal Ubud tersebut fokus dalam pengembangan pemain usia muda di Ubud.

 

5 dari 7 halaman

I Komang Putra

IKP. Itulah nama panggilan yang smpai tersemat untuk salah satu penjaga gawang legendaris asal Pulau Dewata, I Komang Putra. IKP memulai karir profesional di Persija Jakarta pada era perserikatan pada tahun 1992.

Setelah tampil apik bersama Macan Kemayoran, pria yang sekarang berdomisili di Mutihan, Solo tersebut dipinang Arseto Solo pada 1994 sebelum akhirnya merapat ke PSIS Semarang dan menjadi legenda hingga saat ini. Bersama Mahesa Jenar – julukan PSIS Semarang, dia berhasil merengkuh gelar juara Liga Indonesia dimusim pertamanya membela PSIS pada tahun 1999.

Kala itu, PSIS Ali Sunan, Bonggo Pribadi, dan Agung Setyabudi menumbangkan Persebaya Surabaya di partai final. Dengan penampilan moncernya, IKP yang sekarang menjadi Pelatih Kiper PSIS Semarang tersebut diapnggil Henk Wullems yang saat itu melatih Timnas Indonesia.

IKP bermain di SEA Games 1999 di Brunei Darussalam dan sejak fase penyisihan grup menghadapi Kamboja, Malaysia, dan Brunei, penjaga gawang asal Ubung, Denpasar tersebut selalu tampil. Pada tahun 2000, IKP juga kembali dipercaya tampil di Piala Asia 2000 di Lebanon.

 

6 dari 7 halaman

I Gusti Ngurah Bayu Sutha

Dia menjadi salah satu bek Tangguh yang dimiliki Pulau Dewata. Klub-klub ternama pernah dibelanya pada masa itu. Dia mengawali karir sepak bola di Perseden Denpasar. Lalu menyeberang ke Persegi Gianyar.

Setelah itu Bayu Sutha membela Pelita Krakatau Steel, Persema Malang, Persib Bandung, Deltras Sidoarjo, Persiram Raja Ampat, hingga Mitra Kukar.

Masa keemasan Bayu Sutha terjadi saat memperkuat Maung Bandung pada tahun 2007. Konon katanya, nilai kontrak mantan pemain asal Batubulan tersebut menjadi salah satu yang tertinggi bersama dengan Zaenal Arief, Nova Arianto, Salim Al Idrus, dan Tema Mursadat.

Bayu Sutha menjadi bagian skuad Garuda pada tahun 2006 di ajang Merdeka Games 2006 yang berlangsung di Malaysia. Di semifinal, Bayu Sutha menjadi pahlawan Timnas Indonesia di semifinal berkat gol semata wayangnya ke gawang Thailand.

Namun sayang, Timnas Indonesia gagal merebut gelar juara setelah di partai puncak, ditumbangkan oleh Myanmar dengan skor tipis 2-1.

 

7 dari 7 halaman

I Made Wirawan

Selain I Gusti Putu Yasa, masih ada I Made Wirawan yang menjadi penerus pesepakbola Bali di sektor penjaga gawang.

Karirnya di Timnas Indonesia dimulai pada tahun 2011. Tapi yang paling diingat adalah ketika dia berada di bawah mistar gawang Timnas Indonesia saat menghadapi Tiongkok dalam kualifikasi Piala Asia 2013. Mendapat gempuran bertubi-tubi, penjaga gawang yang sekarang berkostum Persib Bandung tersebut hanya kebobolan satu gol.

Saat itu Timnas Tiongkok berhasil melesakkan gol yang dicetak Wu Xi pada menit ke-35. Beruntung Indonesia bermain imbang 1-1 setelah Boaz Solossa berhasil mencetak gol ke gawang Zeng Cheng pada menit ke-81.

Video Populer

Foto Populer